Menu

Mode Gelap
“Bau Tak Sedap di Balik Sidang Etik Notaris Riau: Sekretaris MPW Diduga “Main Mata” “Kisah Sari Menemui Nyi Roro Kidul dan Menukar Dirinya Demi Adiknya yang Hilang” “GBK Bergetar, Tiongkok Gemetar: Gol Romeny Cetak Sejarah Baru” MIND ID & PT Timah Gagas Tambang Timah Laut Lebih Rapi: Ada Kemitraan, Ada MCOS Sustainibox dari MIND ID: Ketika Suvenir Pameran Bisa Bikin Kamu Mikirin Masa Depan Bumi Dulu Meracik Bom, Sekarang Meracik Kopi: Perjalanan Umar Patek yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Prabers

“Sejarah Rengginang: Nasi Sisa yang Nggak Pernah Kehilangan Gengsi

badge-check


					Foto Renginang (Ist) Perbesar

Foto Renginang (Ist)

PRABA INSIGHT – Kalau kamu lagi asyik nyeruput kopi sore-sore, lalu tiba-tiba terdengar suara kriuk-kriuk dari samping, kemungkinan besar itu adalah rengginang yang lagi jadi bintang camilan.

Tapi, pernah nggak sih kamu mikir: dari mana asal usul rengginang ini? Kok bisa ada camilan dari nasi yang dikeringkan terus digoreng?

Yuk, kita bedah bareng-bareng sejarah dan kisah si camilan legendaris ini. Karena bukan Mojok namanya kalau nggak suka ngulik hal-hal yang sering dianggap remeh.

Rengginang: Bukan Sekadar Nasi Sisa

Rengginang bukan cuma makanan ringan biasa. Ia adalah bukti bahwa leluhur kita punya kepiawaian mengubah “sisa nasi” jadi camilan nikmat.

Konon, rengginang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno. Waktu itu, masyarakat agraris di Jawa terbiasa menyimpan nasi sisa dalam bentuk pipihan,

lalu dijemur sampai kering untuk dimakan lagi di kemudian hari. Hemat, kreatif, dan tentu saja enak.

Menurut Budayawan Jawa, Ki Bambang Sudarmo, tradisi membuat rengginang ini merupakan simbol penghargaan terhadap makanan pokok, yaitu beras.

Dalam budaya Jawa, membuang nasi sama dengan membuang rezeki. Maka, dibuatlah cara untuk mengolah ulang nasi sisa jadi makanan baru: rengginang.

Proses Pembuatan: Dari Nasi Jadi Camilan Hits

Cara bikin rengginang sederhana tapi butuh kesabaran. Pertama, nasi biasanya dari ketan putih dibumbui dan dibentuk bulat pipih.

Lalu dijemur di bawah matahari terik sampai benar-benar kering. Setelah kering, tinggal digoreng dan… kriuk! Rengginang siap menemani obrolan sore.

Menariknya, jenis rengginang itu macam-macam. Ada yang polos, ada yang manis, bahkan ada juga yang pakai terasi.

Di daerah seperti Cirebon dan Indramayu, rengginang rasa terasi itu favorit banget. Kalau kamu penggemar rasa umami yang kuat, ini jelas wajib dicoba.

Data Bicara: Rengginang Itu Ekonomi Juga

Di balik kerenyahan rengginang, ada geliat ekonomi UMKM yang nggak bisa diremehkan.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023 mencatat, industri camilan tradisional seperti rengginang berkontribusi lebih dari 20% dalam subsektor makanan ringan berbasis UMKM di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Produksi rengginang skala rumah tangga bahkan mampu menembus pasar ekspor. Jepang, Hong Kong, dan Belanda adalah pasar yang mulai melirik rengginang sebagai bagian dari “exotic rice cracker”. Luar biasa, kan?

Rengginang dan Romantisme Masa Kecil

Ngomongin rengginang bukan cuma ngomongin makanan, tapi juga nostalgia. Buat banyak orang, rengginang adalah camilan khas lebaran, disimpan dalam toples plastik bening, biasanya di samping kue nastar dan kacang bawang.

Ia jadi bagian dari kenangan masa kecil, dari rumah nenek di desa yang sederhana tapi penuh kehangatan.

Bahkan, dalam budaya pop, rengginang sempat “naik kelas”. Beberapa merek camilan modern mengemas rengginang dalam bentuk kekinian: rasa keju, BBQ, sampai balado. Tapi apa pun rasanya, satu hal tetap sama: kriuknya yang bikin nagih.

Camilan Kriuk yang Nggak Lekang oleh Zaman

Di tengah gempuran camilan impor dan snack modern yang menjanjikan sensasi “international taste”, rengginang tetap punya tempat di hati banyak orang Indonesia.

Ia adalah simbol kreativitas, ketekunan, dan kearifan lokal yang bertahan dari generasi ke generasi.

Jadi, kalau kamu lagi nyemil rengginang, ingatlah bahwa yang kamu makan bukan cuma nasi yang digoreng.

Itu adalah sejarah, budaya, dan cinta dari nenek moyang kita yang berhasil dibentuk jadi bulat pipih dan kriuk di setiap gigitannya.

 

Penulis : Deni Darmono 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sustainibox dari MIND ID: Ketika Suvenir Pameran Bisa Bikin Kamu Mikirin Masa Depan Bumi

5 Juni 2025 - 06:05 WIB

Lagu Nuansa Bening Kini Jadi Nuansa Pening: Vidi Aldiano di gugatan Rp24,5 M dan Rumah Pribadinya Terancam di sita

4 Juni 2025 - 07:47 WIB

Kasus Pemerasan 4 Miliar Nikita Mirzani dan Assistennya Siap disidangkan

2 Juni 2025 - 08:12 WIB

“Mitra Ojol: Budak Digital di Era Goodwill”

28 Mei 2025 - 18:20 WIB

“Judi Online: Industri Gelap yang Ditoleransi Diam-diam?”

28 Mei 2025 - 16:03 WIB

Trending di Prabers