PRABA INSIGHT – JAKARTA – Malaysia lagi kena batunya. Gara-gara apa? Gara-gara maksa-maksa mainin pemain asing yang jelas-jelas bukan orang Malaysia, tapi dokumennya “diakalin” biar keliatan seolah-olah warga asli negeri jiran. Nah, itulah yang bikin FIFA turun tangan dan kasih sanksi.
Pertanyaannya: terus kok Indonesia bisa santai-santai aja manggil Jay Idzes, Eliano Reijnders, sampai Emil Audero? Bukannya sama-sama “orang luar”?
Jawabannya simpel: karena mereka emang orang Indonesia. Titik.
FIFA Itu Nggak Kenal Istilah “Naturalisasi”
Kalau di obrolan warung kopi kita sering bilang “pemain naturalisasi”, FIFA sih nggak peduli istilah itu. Buat FIFA, yang penting cuma satu: ELIGIBLE alias memenuhi syarat untuk bela timnas. Kalau eligible = boleh main. Kalau nggak = jangan harap sampai kiamat bisa pakai jersey merah-putih.
Nah, siapa aja yang dianggap FIFA sebagai “orang Indonesia”? Ada empat jalannya:
- Lahir di Indonesia.
Meski orang tuanya bukan WNI, kalau lahirnya di tanah air, ya dianggap orang Indonesia. Contoh: anak pemain asing yang lahir di Jakarta. - Punya darah Indonesia dari orang tua.
Kalau ayah atau ibunya WNI, meskipun lahir di Belanda atau Amerika, tetap sah jadi orang Indonesia di mata FIFA. - Turun dari kakek/nenek Indonesia.
Ini berlaku sampai level cucu. Contoh: Maarten Paes bisa main karena kakeknya lahir di Indonesia. Tapi kalau udah cicit, sorry to say, udah kelewat jauh. - Tinggal lama di Indonesia.
Minimal lima tahun berturut-turut. Makanya pemain kayak Beto, Gonzales, Greg, Spaso, sampai Klok bisa dapat lampu hijau.
Aturan Tambahan: Jangan Keburu Pakai Jersey Negara Lain
Selain empat syarat tadi, ada catatan tambahan: pemain belum boleh main lebih dari tiga kali buat timnas senior negara lain. Kalau udah keburu empat kali, bye-bye kesempatan. Contoh: Tijjani Reijnders, walau punya darah Indonesia, udah “terkunci” di Belanda.
Jadi, Jay Idzes Cs Itu Memang Indonesia
- Jay Idzes? Kakeknya orang Indonesia.
- Eliano Reijnders? Ibunya orang Indonesia.
- Mees Hilgers? Ibunya orang Indonesia juga.
- Kevin Diks? Sama, ibunya Indonesia.
- Emil Audero? Udah jelas, bapaknya orang Indonesia.
Artinya, pemain-pemain yang kita banggakan itu bukan “setengah-setengah” apalagi “pinjaman”. Mereka memang bagian dari Indonesia. Bedanya, mereka lahir dan besar di luar negeri.
Kenapa Malaysia Kena Sanksi, Indonesia Nggak?
Karena kasusnya beda jauh. Malaysia mainin pemain yang bukan warganya, lalu dokumennya dipalsukan biar lolos. Itu jelas pelanggaran berat. Sementara Indonesia? Semua pemain keturunan yang dipanggil ke timnas memang eligible. Alias sah menurut aturan FIFA.
Kesimpulan ala Prabers
Malaysia kena masalah karena bikin dokumen palsu. Indonesia aman karena mainin anak bangsa sendiri. Jadi kalau masih ada yang bilang Jay Idzes dkk “pemain naturalisasi”, sebaiknya koreksi dulu. Mereka orang Indonesia, titik.
Penulis : Ris Tanto