PRABA INSIGHT- Kalau ngomongin film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, sebagian orang mungkin langsung teringat adegan mencekam di Lubang Buaya, musik yang bikin merinding, sampai wajah tegang para pemainnya. Film ini dulu jadi tontonan wajib tiap tanggal 30 September. Televisi nasional pun setia memutarnya, seolah jadi ritual sejarah tahunan.
Tapi tahukah Anda, ada tokoh-tokoh penting yang justru melarang film itu terus diputar? Ya, ternyata ada tiga nama yang berperan di balik dihentikannya penayangan film legendaris ini.
Orang Pertama yang Angkat Suara
Menurut catatan Kompas.com (2017), nama pertama adalah Letjen TNI (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah. Saat itu, ia menjabat sebagai Menteri Penerangan (Menpen) di era Presiden BJ Habibie.
Dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada 23 September 1998, Yunus dengan lantang mengusulkan agar film itu tidak lagi diputar rutin. Alasannya sederhana tapi penting: film G30S/PKI dianggap tidak lagi sesuai dengan semangat reformasi yang sedang bergulir kala itu.
Dengan kata lain, menurut Yunus, bangsa ini butuh cara baru dalam mengingat sejarah—bukan dengan tayangan yang terus-menerus menegangkan dan penuh stigma.
Keberatan dari Angkatan Udara
Tokoh kedua yang ikut bersuara adalah Marsekal Udara Saleh Basarah, kala itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU). Ia bahkan sampai menelepon langsung Menteri Pendidikan saat itu, Juwono Sudarsono, untuk menyampaikan keresahannya.
Apa pasal? Saleh keberatan karena film tersebut terus mengulang-ulang narasi soal keterlibatan perwira AURI dalam tragedi 30 September. Menurutnya, hal itu tidak adil dan membuat citra Angkatan Udara selalu terikat pada peristiwa kelam tersebut.
Respons dari Menteri Pendidikan
Juwono Sudarsono, sebagai Menteri Pendidikan, menanggapi serius usulan tersebut. Ia kemudian meminta para ahli sejarah meninjau kembali kurikulum pelajaran sejarah di tingkat SMP dan SMA.
Intinya, sejarah memang harus diajarkan, tapi penyampaiannya jangan melulu lewat film yang penuh dramatiasi politik. Harus ada cara yang lebih objektif, akademis, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, Siapa yang Paling Awal?
Kalau harus ditarik garis lurus, Muhammad Yunus Yosfiah adalah orang pertama yang mengusulkan penghentian tayangan film G30S/PKI lewat forum resmi. Tapi keputusan itu mendapat penguatan dari suara Saleh Basarah dan kemudian direspons oleh Juwono Sudarsono.
Jadi, pelarangan film ini bukan sekadar “tiba-tiba berhenti diputar”, melainkan hasil dari pertimbangan politik, militer, dan pendidikan yang cukup serius di era awal Reformasi.
Penulis: Ris Tanto | Editor : Ivan