Menu

Mode Gelap
Bobby Nasution Minta Hentikan Laporan soal Hinaan: “Kita Butuh Persatuan, Bukan Provokasi” Jurist Tan Mangkir Lagi dari Panggilan Jaksa: Korupsi Laptop Rp 9,9 Triliun Masih Lebih Kalah Penting dari Urusan Keluarga? “Nadhif (Laman Berikutnya)”: Ketika Mantan Nggak Bisa Balik, Tapi Lagunya Bisa Cerita Seram Pasar Setan Gunung Lawu dan Kain Hitam Misterius Cerita Mistis Alas Roban: “Jalan Sunyi Para Arwah” Solo Memanas: Sopir Truk Demo Anti ODOL, Jalan Ring Road Lumpuh dan Disulap Jadi Parkiran Massal

News

TNI vs. Polri: Revisi UU atau Rebutan Lahan Kekuasaan?

badge-check


					gambar ilustrasi (ist) Perbesar

gambar ilustrasi (ist)

PRABA INSIGHT- Bayangin dua bersaudara. Yang satu kalem, santai, dan kalau ada perubahan aturan, dia cuma bilang, “Yaudah, terserah, deh.” Yang satu lagi? Ambisius.
Maunya lebih besar, lebih kuat, lebih luas. Nah, kalau TNI dan Polri diibaratkan kakak-adik, revisi UU terbaru yang lagi digodok di DPR ini bakal nunjukin banget siapa yang lebih ambisius.
Jadi gini, ada dua RUU yang lagi dibahas: revisi UU TNI dan revisi UU Polri. TNI? Santai. Ada perubahan di tiga pasal aja, salah satunya soal perwira aktif yang bisa jadi pejabat sipil tanpa harus pensiun dulu.
Dulu kan aturan mainnya, kalau tentara mau masuk dunia sipil, harus copot seragam. Sekarang? Bisa masuk ke 15 kementerian dan lembaga, termasuk BNPB, BNPT, dan Bakamla. Alasannya? Banyak posisi di lembaga baru yang butuh orang dengan pengalaman militer.
Tapi kalau Polri? Ini dia yang bikin rame. Ada 47 pasal yang direvisi. Yes, empat puluh tujuh! Kalau revisi ini disahkan tanpa koreksi, Polri bakal jadi lembaga superpower.
Coba bayangin: Polri bisa langsung koordinasi dengan Kementerian Keuangan buat urusan anggaran, sementara TNI masih harus lewat Kemenhan. Brimob? Tetap di bawah Polri, padahal ada usulan biar mereka masuk ke Kemenhan kayak model di negara lain.
Terus, kewenangan Polri juga makin luas—dari siber, maritim, bahkan sampai ke udara. Kalau beneran jalan, Polri bakal punya wewenang yang bentrok sama Kominfo, BSSN, Bakamla, bahkan TNI AU.
Terus, ada juga soal penempatan perwira aktif di posisi sipil. Contohnya, Mayjen Novi Helmi yang tiba-tiba jadi Dirut Bulog. Atau Letkol Teddy Indrawijaya yang langsung lompat ke posisi eselon II di Sekretariat Kabinet. Cepet banget naiknya, sampe tentara lain mungkin cuma bisa ngelus dada.
Menurut pengamat politik dan militer Slamet Ginting, perubahan ini bisa bikin kewenangan Polri dan TNI tumpang tindih. Kalau Polri bisa urus keamanan nasional, lalu tugas TNI di mana? Kalau Polri bisa mengawasi dunia siber, laut, dan udara, apa kita bakal jadi negara kepolisian?
DPR menargetkan revisi ini selesai tahun ini, tapi banyak pihak yang masih ngerasa ada yang nggak beres. Salah satu solusi yang diajukan adalah memindahkan Brimob ke Kemenhan dan bikin Polri fokus ke hukum dan ketertiban masyarakat, kayak model di banyak negara. Tapi ya, kita semua tahu, kekuasaan itu nggak gampang dilepas.
Jadi, ini bakal jadi aturan yang bener-bener dibikin buat kepentingan negara? Atau cuma adu kuat buat siapa yang bisa pegang kendali lebih luas? Let’s see siapa yang bakal menang di akhir permainan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bobby Nasution Minta Hentikan Laporan soal Hinaan: “Kita Butuh Persatuan, Bukan Provokasi”

20 Juni 2025 - 06:18 WIB

Jurist Tan Mangkir Lagi dari Panggilan Jaksa: Korupsi Laptop Rp 9,9 Triliun Masih Lebih Kalah Penting dari Urusan Keluarga?

20 Juni 2025 - 05:52 WIB

Fakta! Kasus Mega Korupsi Wilmar Group Uang Sitaan 11,8 Triliun : Rekor Kejagung, Vonis Lepas, dan Dugaan Suap Hakim

18 Juni 2025 - 10:33 WIB

Liga Korupsi Indonesia 2025: Ketika Duit Negara Dikuras, Para Koruptor Malah Masuk Hall of Fame

18 Juni 2025 - 04:49 WIB

Capek Cari Keadilan Sendirian? PBHI Jakarta Kini Punya Website, Bantuan Hukum Bisa Diakses Cuma Lewat HP!

17 Juni 2025 - 15:33 WIB

Trending di News