PRABA INSIGHT- Jogja itu ibarat mantan yang nggak pernah benar-benar bisa dilupakan. Datang sekali, terus balik lagi dengan alasan yang dicari-cari.
Dan dari sekian banyak tempat yang bikin orang jatuh cinta sama Jogja, Alun-Alun Kidul atau yang biasa dipanggil Alkid selalu punya tempat tersendiri di hati para pelancong, anak muda, sampai ibu-ibu yang cari angin malam sambil nunggu anaknya Masangin tapi nyasar ke parkiran.
Tapi tunggu, sebelum kita bahas tentang sepeda LED, cilok rasa baper, dan mitos jalan lurus pakai mata tertutup itu, mari kita flashback sedikit.
Soalnya Alkid itu bukan tempat baru-baru amat, bukan pula tempat yang tiba-tiba viral gegara TikTok. Tempat ini punya akar sejarah yang panjang, bahkan lebih tua dari nenekmu.
Sejarah Alun-Alun Kidul Jogja: Dari Tanah Raja, Kini Jadi Milik Semua Orang
Secara tata kota Jawa tradisional, kraton itu selalu punya dua alun-alun: Alun-alun Lor (Utara) dan Alun-alun Kidul (Selatan). Yang di utara biasanya buat upacara resmi, perayaan besar, dan kegiatan kerajaan yang berbau publik. Nah, yang kidul ini dulunya lebih privat, buat latihan prajurit dan kegiatan internal keraton. Orang luar? Jangan harap bisa masuk seenaknya.
Nama resminya adalah Alun-Alun Pengkeran, tapi siapa juga yang mau ribet nyebut itu? Sekarang, orang lebih suka manggilnya Alkid. Simpel. Akrab. Kayak teman tongkrongan yang tahu semua rahasiamu.
Dulu, dua pohon beringin besar yang berdiri gagah di tengah Alkid dianggap sakral. Namanya “Ringin Kurung”. Konon, dua pohon ini jadi simbol penyeimbang energi, antara dunia manusia dan dunia spiritual. Tapi sekarang, dua pohon ini lebih sering jadi titik misi gagal para pencari wangsit.
Masangin: Ritual Mistis yang Dipraktikkan dengan Tawa dan Kamera HP
Coba tanya orang-orang kenapa mereka datang ke Alkid malam-malam. Jawabannya biasanya simpel: “Pengen nyoba Masangin.” Apa itu Masangin?
Masangin adalah kegiatan berjalan melewati celah dua pohon beringin sambil mata ditutup. Nggak boleh ngintip. Katanya, kalau kamu bisa lewat lurus tanpa nabrak, berarti hati dan pikiranmu bersih. Tapi kenyataannya? Lebih dari 70% peserta malah muter ke kanan, ke kiri, bahkan ada yang jatuh nyium rumput.
Tapi Masangin ini bukan sekadar ritual lucu-lucuan. Banyak yang percaya kalau berhasil, itu pertanda baik. Ada yang katanya langsung dapet kerja, dapet pacar, bahkan dapet wangsit buat buka usaha. Sementara yang gagal… ya, minimal dapet konten buat story Instagram.
Alkid di Malam Hari: Pesta Rakyat dengan Rasa Kopi Joss dan Cahaya Warna-warni
Begitu matahari tenggelam, Alkid berubah jadi pasar malam rasa estetika. Pinggirannya penuh dengan pedagang kaki lima. Ada wedang ronde, bakso bakar, cilok kuah, sampai kopi joss yang bunyinya “cesss” begitu arang panas nyemplung ke dalam gelas. Satu hal yang pasti: rasa Jogja terasa dari aroma dan gelak tawa di setiap sudut Alkid.
Tapi highlight dari malam di Alkid adalah sepeda LED dan odong-odong romantis yang muter lagu remix dangdut atau DJ TikTok. Kendaraan ini bentuknya lucu: ada yang bentuk kereta, mobil VW, sampai unicorn menyala-nyala. Dan percaya atau tidak, banyak pasangan muda yang pacaran di atas sepeda LED ini. Romantis? Tentu. Irit? Pasti. Viral? Sudah pasti.
Tempat Cari Inspirasi, Jodoh, dan Healing Murah Meriah
Selain jadi destinasi wisata, Alkid juga tempat yang cocok buat refleksi hidup. Banyak yang duduk di trotoar sambil ngemil dan ngobrol ngalor-ngidul soal hidup. Ada yang datang sendiri, duduk sambil nulis puisi. Ada juga yang bawa gitar, nyanyi pelan-pelan, berharap ada yang melempar koin (atau hati).
Satu hal yang nggak boleh dilewatkan: Alkid adalah ikon wisata malam Jogja yang memadukan tradisi, mitos, dan budaya pop kekinian. Di sinilah sejarah dan TikTok saling peluk mesra. Di sinilah kamu bisa melihat wajah Jogja dalam bentuk yang paling egaliter: semua orang diterima, entah kamu mahasiswa kere atau bos startup.
Kalau Jogja Adalah Rumah, Maka Alkid Adalah Terasnya
Alun-alun Kidul Jogja bukan cuma lapangan luas dengan dua pohon beringin. Ia adalah ruang publik yang hidup, penuh cerita, dan jadi saksi bisu ribuan kenangan.
Jadi, kalau kamu lagi suntuk, galau, atau pengin merasakan Jogja dalam versi paling “nJawani”, datanglah ke Alkid malam-malam.
Siapa tahu, selain dapet foto estetik dan cilok enak, kamu juga dapet sedikit pencerahan tentang hidup. Atau minimal, dapet jodoh dari Masangin. Ya siapa tahu kan?