Menu

Mode Gelap
QRS Travel Ungkap Dirugikan Rp1,2 Miliar oleh PB HMI, Sebut Tak Ada Itikad Baik “Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025” “Main Bola Disorot, Main Cinta Dihina, Hokky Caraka Ngamuk, Netizen Kena Somasi!” Fenomena Guru PPPK Menggugat Cerai Suami Usai Diangkat: Benarkah Karena Gaji? Pengangguran Turun dan Investasi Naik, Ini Klaim Prabowo di Kongres PSI Guru Honorer Ini Harus Bayar Rp12,5 Juta, Ternyata Orang Tua Murid Caleg Gagal

Lifestyle

Heboh! Tiket Konser Linkin Park di LA Didiskon Gila-Gilaan, Tapi Tetap Gak Laku!

badge-check


					Foto vokalis Linkin Park Chester Bennington (Ist) Perbesar

Foto vokalis Linkin Park Chester Bennington (Ist)

PRABA INSIGHT- Kalau kamu pernah remaja di era awal 2000-an, besar kemungkinan kamu pernah nangis bareng lagu In The End atau pura-pura galak sambil nyetel Crawling kenceng-kenceng di kamar.

Ya, Linkin Park pernah jadi band yang bikin kita semua merasa keren walau lagi patah hati. Tapi, zaman berubah, dan sepertinya nasib Linkin Park juga ikut berubah. Buktinya? Konser mereka di Los Angeles nggak laku-laku amat.

Awalnya, band yang kini digawangi Mike Shinoda cs. ini dijadwalkan konser di Dodger Stadium, venue super gede yang bisa nampung 56 ribu fans.

Tapi entah kenapa, panggungnya malah dipindah ke Intuit Dome yang kapasitasnya cuma sepertiganya. Katanya sih, biar lebih “intimate”. Tapi kita tahu, itu bahasa halus dari: “Tiketnya belum abis, Gaes!”

Parahnya lagi, tiket konser mereka tiba-tiba didiskon jadi 39,5 USD alias sekitar Rp665 ribu. Buat ukuran konser band legendaris, itu kayak harga nonton pensi SMA pake artis TikTok. Nggak heran banyak yang mulai bertanya-tanya, “Apa kabar Linkin Park sekarang?”

Formasi barunya memang beda. Chester Bennington sudah tiada, dan posisinya sekarang digantikan oleh Emily Armstrong sebagai vokalis plus Colin Brittain di posisi drummer.

Tapi sayangnya, buat sebagian fans, Linkin Park tanpa Chester tuh kayak nasi goreng tanpa kecap—tetep kenyang, tapi kurang ngena di hati.

Fenomena ini menarik. Di luar Amerika, konser mereka masih rame. Tapi di kampung halaman sendiri? Dingin. Kayak mantan yang ngucapin “semoga bahagia ya” di undangan pernikahan.

Mungkin ini saatnya Linkin Park meredefinisi diri. Bukan soal ganti vokalis, tapi soal narasi. Karena di era algoritma dan FYP, band legendaris sekalipun harus bisa adaptasi.

Bikin lagu bareng AI kek, duet sama BLACKPINK kek, atau minimal bikin challenge TikTok yang relate sama anak muda sekarang. Masa kalah sama lagu “Maafkan Aku Terlanjur Mencinta” versi slow remix?

Tapi ya, apapun nasibnya nanti, satu hal yang nggak bisa diganti: kenangan. Buat generasi 90-an dan 2000-an, Linkin Park adalah soundtrack masa muda.

Dan walaupun konsernya sekarang nggak se-wow dulu, mereka tetap legenda. Mau tiketnya didiskon, venue-nya dipindah, atau panggungnya digelar di lapangan RT, mereka tetap punya tempat khusus di hati para pejuang galau masa lalu.


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Capek, Lihat Pemimpin Cuma Jago Webinar? Akademi SaDaya Hadir Bikin Pemimpin Sosial yang Mau Kerja, Bukan Cuma Ceramah

8 Juli 2025 - 06:01 WIB

“Ngaku Foodies? Buktiin di Rumah Indofood Jakarta Fair 2026: Ada Duel Masak Dadakan Sampai Warmindo Terluas!”

3 Juli 2025 - 19:07 WIB

“Sejarah Tahun Baru Islam: Dari Umar bin Khattab, Bid’ah, Berkah, dan Caption Galau Hijrah”

28 Juni 2025 - 14:26 WIB

“Pak Prabowo, Saatnya Cabut Kabel Sistem Lama: Jangan Biarkan Indonesia Jadi Negara Kaya Rasa Miskin”

28 Juni 2025 - 08:38 WIB

Hotel Dalam Bayang Efisiensi: Antara Tekanan dan Harapan

27 Juni 2025 - 07:30 WIB

Trending di Prabers