PRABA INSIGHT – Kalau selama ini Polri dikenal sebagai institusi penegak hukum, kini mereka bisa mendaftar jadi “penegak ketahanan pangan nasional”. Serius.
Polisi kita sekarang nggak cuma jago nangkap penjahat, tapi juga lihai menggarap lahan, menanam jagung, bahkan sampai urusan ekspor segala.
Ini bukan plot sinetron, tapi realita di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dan R Haidar Alwi tokoh masyarakat sekaligus pendiri Haidar Alwi Institute nggak ragu mengapresiasi langkah ini.
Katanya, “Polri terbukti punya peran besar dalam mewujudkan swasembada pangan dan ngasih napas segar buat ekonomi petani.”
Polisi Bertani, Petani Berterima Kasih
Tahu nggak, Polri sekarang kelola lahan pertanian jagung seluas 334 ribu hektare lebih.
Dari ladang seluas itu, diprediksi bisa panen antara 1,7 sampai 2,5 juta ton jagung. Dan ini bukan jagung biasa ini jagung hasil edukasi, pemupukan canggih, alat pertanian modern, sampai distribusi yang rapi.
Polri ikut urus semuanya dari hulu sampai hilir. Mulai dari pembinaan petani, penyediaan bibit unggul, pupuk hasil riset mereka sendiri (iya, Polri juga riset), alat tanam modern, sampai pembangunan gudang penyimpanan.
Hasilnya? Produktivitas jagung melonjak tajam. Yang tadinya cuma 2 ton per hektare, kini bisa tembus 9,3 ton.
Dan kabar baik lainnya: penghasilan petani pun ikut naik drastis dari yang awalnya Rp500 ribu per bulan jadi Rp4,5 juta. Gajinya naik hampir sembilan kali lipat, tanpa harus jadi influencer dulu.
Gudang Ada, Harga Aman, Ekspor Jalan Terus
Agar panen nggak mubazir, Polri bareng Bulog bangun 18 gudang penyimpanan yang ditarget selesai Agustus 2025.
Harga pembelian jagung juga jelas: Rp5.500/kg. Nggak pakai tawar-menawar menyakitkan kayak di pasar tradisional.
Untuk memastikan hasil panen nggak cuma ditumpuk di gudang, Polri juga kerjasama dengan 47 pabrik pakan ternak (feedmills) di 17 provinsi.
Bahkan, dua pabrik besar di Maros (Sulsel) dan Lamongan (Jatim) tengah dibangun.
Katanya sih, bakal jadi pusat pengolahan pakan ternak paling besar di Asia Tenggara. Ngeri-ngeri sedap.
Nggak cukup di situ, hasil panen juga diekspor ke Malaysia. Tahap pertama, sebanyak 1.200 ton jagung dilepas langsung oleh Presiden Prabowo, sebagai bagian dari kerjasama ekspor sebesar 20 ribu ton. Harga ekspor? Rp5.900/kg. Cuan.
Polisi, Jagung, dan Stabilitas Nasional
R Haidar Alwi menyebut apa yang dilakukan Polri ini sebagai langkah komprehensif dan kolaboratif.
Bukan hanya soal ketahanan pangan, tapi juga stabilitas keamanan. Karena, ya, logikanya sederhana: kalau rakyat kenyang, negara tenang.
“Dengan peran sebesar ini, upaya mendiskreditkan Polri melalui tuntutan pencopotan Kapolri jadi nggak relevan. Mereka justru kerja nyata, bukan drama,” ujarnya.
Mungkin sebentar lagi, kalau kamu lihat polisi di sawah pakai sepatu boot dan bawa cangkul, jangan heran.
Bisa jadi mereka lagi panen raya. Dan kalau petani tersenyum bahagia sambil menghitung lembaran rupiah, jangan salah sangka itu juga karena Polri.
Penulis : Deny Darmono | Editor: Ivan