PRABA INSIGHT – JAKARTA – Kalau ada yang bilang ekonomi Indonesia lagi ngos-ngosan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa punya jawaban simpel: “Tenang, kuartal IV bakal ngebut.”
Di Cileungsi, Bogor, Senin (29/9/2025), Purbaya tampil pede. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus di atas 5,5 persen di kuartal IV. Itu artinya, laju pertumbuhan di ujung tahun ini akan lebih tinggi dibanding kuartal I (4,87 persen) dan kuartal II (5,12 persen).
“Ke depannya saya yakin triwulan ketiga mungkin agak lambat karena sempat ada kekecewaan. Tapi triwulan keempat saya yakin pertumbuhannya lebih bagus dibanding triwulan-triwulan sebelumnya,” katanya.
Drama Deposito Valas
Purbaya tak menutup mata kalau kuartal III sempat agak terganggu. Bukan karena rakyat malas kerja atau pasar lagi lesu, tapi gara-gara isu seputar bunga deposito dolar di bank Himbara yang katanya naik sampai 4 persen.
“Minggu lalu ada gangguan sedikit, katanya saya mendukung kebijakan bank-bank BUMN menaruh deposito dolar 4 persen. Mereka bilang saya menimbulkan ketakutan,” bebernya.
Ia buru-buru meluruskan. “Saya sudah bilang, beritanya itu tidak betul dan tidak akan seperti itu kebijakannya,” tegasnya.
Dengan kata lain, kalau ada yang kemarin sempat panik pegang rupiah terus banting setir ke dolar, ya tenang saja. Pemerintah nggak sedang main-main bikin kebijakan absurd.
Investor, Silakan Masuk
Soal masa depan, Purbaya tampak percaya diri. Ia yakin investor asing bakal datang berbondong-bondong menanam modal di Indonesia. Alasannya jelas: pemerintah sudah kasih karpet merah lewat kebijakan pro market dalam dua pekan terakhir.
“Kalau investor tahu, saya enggak main-main memperbaiki ekonomi Indonesia. Ke depan, ekonomi Indonesia betul-betul akan membaik. Harusnya mereka akan masuk ke sini, karena investor masuk sini untuk ikut menikmati kue ekonomi,” katanya.
Purbaya bahkan menyebut pasar sudah mulai merasakan efek dari kebijakan tersebut. Jadi, tinggal tunggu waktu sampai modal asing benar-benar parkir di sini.
26 Ribu Rumah dan Sinyal Positif
Untuk mempertegas, Purbaya mencontohkan program akad massal 26.000 unit KPR FLPP yang diresmikan bersama Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, proyek semacam ini bukan cuma soal rakyat bisa punya rumah, tapi juga jadi etalase bahwa pemerintah serius mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Proyek-proyek seperti ini kan menunjukan bahwa memang program pemerintah akan berjalan lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya. Ini kan mendorong pertumbuhan ekonomi juga. Artinya apa, prospek makin bagus, asing akan masuk ke sini,” jelasnya.
Ia menutup dengan kalimat penuh optimisme, “Kapan modal asing masuk? Ketika mereka melihat prospek ekonomi suatu negara bagus. Dan kita sekarang sudah rubah kebijakan kan. Harusnya ke depan akan bagus.”
Penulis : Deny Darmono | Editor : Ivan