PRABA INSIGHT- Kalau kamu sekarang lagi baca ini dari layar HP, tolong peluk dulu benda itu erat-erat. Karena bisa jadi, dalam waktu dekat, dia bakal pensiun.
Bukan karena rusak atau dijual di marketplace, tapi karena emang kiamat HP sudah di depan mata.
Iya, kamu nggak salah baca. HP alias hape kesayangan yang dulu kamu beliin casing lucu dan pelindung anti gores itu, sebentar lagi bakal kalah pamor sama teknologi yang lebih… intim. Bukan cuma di genggaman, tapi bakal nempel langsung di tubuh kamu.
Ini bukan cuplikan film sci-fi, tapi ramalan dari Martin Cooper, bapak pencipta HP pertama di dunia.
Katanya, masa depan komunikasi nggak lagi pakai layar atau tombol. Kita bakal punya earpiece mungil yang ditanam di bawah kulit telinga. Bayangin aja, bangun tidur langsung nyambung ke internet tanpa repot buka layar.
Lebih gila lagi, alat ini nggak perlu dicharge. Energinya diambil dari tubuh kita sendiri. Jadi, tiap kali kamu makan mie instan jam 2 pagi, bukan cuma isi perut, tapi juga isi baterai alat komunikasi di dalam badan. Efisien, bukan?
Nggak cuma Cooper, CEO Nokia juga setuju. Menurut dia, tahun 2030 nanti, HP bakal jadi benda museum. Nggak usah baper, emang waktunya sudah lewat.
Sebagai penggantinya? Chip supercanggih yang tertanam langsung di tubuh, terhubung ke jaringan 6G yang kecepatannya mungkin bisa bikin kamu ketik “HA” langsung keluar “HAHAHA”.
Masih kurang futuristik? Elon Musk pun nggak mau ketinggalan. Lewat Neuralink, dia lagi bikin chip yang bisa nyambungin otak manusia ke komputer.
Jadi, mungkin nanti cukup mikir “ngopi” dan tiba-tiba kopi muncul lewat layanan drone.
Sementara itu, startup Humane sudah mulai pemanasan dengan ‘AI Pin’. Alat kecil tanpa layar, nempel di baju, dan bisa proyeksiin info ke tangan kamu.
Kontrolnya pakai suara dan gerakan. Canggihnya, mirip punya Iron Man, tapi minus repulsor.
Intinya, HP sebentar lagi nggak relevan. Kita masuk era baru: teknologi nempel langsung di badan, tanpa repot, tanpa colokan, tanpa layar.
Pertanyaannya cuma satu: kamu siap nggak? Atau jangan-jangan masih mikir dua kali buat upgrade dari 4G ke 5G?