PRABA INSIGHT- Partai Hati Nurani Rakyat alias HANURA resmi menggelar penutupan Bimbingan Teknis (Bimtek) Nasional 2025 untuk para anggota DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
Bertempat di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Sabtu (26/4/2025), acara ini sukses mengumpulkan 528 legislator dari berbagai penjuru Nusantara.
Bukan sekadar kumpul-kumpul sambil ngopi, Bimtek kali ini punya misi serius: memoles kemampuan para anggota DPRD Fraksi HANURA supaya makin cekatan menjalankan tugas legislasi, pengawasan, dan penganggaran di daerah masing-masing.
Maklum, dunia politik sekarang makin ribet dan penuh tantangan. HANURA sadar, legislator yang mumpuni itu nggak bisa cuma modal salam tempel dan senyum manis saat reses. Mereka perlu dibekali teknik menyusun perda yang bermanfaat, jurus jitu mengawasi jalannya proyek pembangunan, sampai paham cara ngurus duit rakyat alias anggaran daerah tanpa keliru sasaran apalagi bocor ke kantong pribadi.
Selama Bimtek, para peserta digembleng dengan materi yang bukan kaleng-kaleng: mulai dari teknis penyusunan perda yang aplikatif, metode pengawasan yang transparan nan akuntabel, hingga manajemen anggaran daerah yang presisi.
Tak ketinggalan, peserta juga diajak belajar pentingnya merangkul rakyat dalam proses pembuatan kebijakan. Tujuannya sederhana, tapi krusial: supaya legislator tidak jadi makhluk elite yang lupa jalan pulang ke dapil. Mereka harus piawai membangun komunikasi politik yang efektif bukan sekadar janji manis saat kampanye.
Bimtek ini juga jadi momen emas buat konsolidasi internal. Legislator HANURA dari Sabang sampai Merauke bisa saling tukar cerita, mempererat solidaritas, dan menyamakan visi menghadapi arus politik nasional yang makin deras dan sulit ditebak.
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal DPP HANURA, Benny Ramdhani, menekankan pentingnya anggota dewan HANURA menjaga amanah rakyat.
”Menjadi kerja-kerja, aksi mereka di lapangan terhadap tanggung jawab mereka yang berkaitan dengan tugas-tugas kerakyatan, kedaerahan. Sebagaimana Ketum (Hanura Oesman Sapta/OSO) selalu mengingatkan bahwa jika Anda memiliki tanggung jawab moral atas pilihan”, ujar Benny, tegas namun tetap kalem.
Ia juga mengingatkan bahwa legislator harus jadi penjaga keadilan, bukan malah bikin kecemburuan antar daerah. “Jangan sampai ada kebijakan negara yang memanjakan satu daerah dan meminggirkan yang lain. Kalau sampai itu terjadi, bisa jadi bibit disintegrasi bangsa,” tandas Benny.
Sebagai penutup, Benny berpesan bahwa kader HANURA harus tetap menjadi “perekat bangsa” menyuarakan aspirasi rakyat, menjaga persatuan, dan memperjuangkan keadilan di setiap sudut daerah yang mereka wakili.