Menu

Mode Gelap
Budi Arie Bertemu Jokowi Usai Reshuffle, Ini yang Dibahas Tertutup Selama 1 Jam Pesantren: Warisan Agung dan Tantangan Zaman Kasus Pertamina Patra Niaga: Kuasa Hukum Ingatkan Agar Penegakan Hukum Tak Kriminalisasi Kontrak Bisnis Kapolri Minta Gojek dan Grab Tambah Tombol Darurat: Kalau Ada Kejahatan, Ojol Siap Jadi Avengers Jalanan iPhone Fold: Ketika Apple Akhirnya Melipat Egonya (dan Ponselnya Sekalian) Kutukan Gua Andulan: Rumah Arwah yang Tak Pernah Tidur

News

Anggota DPR Sebut OTT KPK Itu “Kampungan”, Usul Koruptor Cukup Ditelepon Dulu

badge-check


					Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, sebut OTT KPK “kampungan” dan usulkan agar pejabat cukup ditelepon untuk mencegah korupsi. Simak kontroversinya di sini. (Foto: Istimewa) Perbesar

Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, sebut OTT KPK “kampungan” dan usulkan agar pejabat cukup ditelepon untuk mencegah korupsi. Simak kontroversinya di sini. (Foto: Istimewa)

PRABA INSIGHT – JAKARA – Kalau biasanya berita soal operasi tangkap tangan (OTT) bikin publik semangat karena ada pejabat yang kejebak, kali ini justru lain cerita. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Hasbiallah Ilyas, malah bikin heboh gara-gara komentar pedasnya soal OTT yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam sesi fit and proper test calon Dewan Pengawas (Dewas) KPK di Gedung DPR, Jakarta, Hasbiallah menyebut OTT itu… kampungan. Katanya, operasi tangkap tangan justru merugikan keuangan negara.

Menurut dia, KPK kalau mau OTT tuh ribet banget. Persiapannya bisa makan waktu sampai setahun, dan tentu saja ongkos operasionalnya tidak sedikit. Uang rakyat, katanya, malah ikut habis untuk membiayai “drama” OTT.

Hasbiallah punya usulan yang (jujur saja) agak bikin dahi pembaca berkerut. Menurutnya, daripada repot OTT, lebih baik KPK fokus ke pencegahan. Caranya? Cukup telepon pejabat yang mau korupsi, kasih peringatan, dan selesai.

Logikanya, kalau pejabat sudah ditelepon, mereka bisa langsung sadar diri sebelum negara benar-benar rugi. “Ngapain ditangkap, cukup diingatkan saja,” kira-kira begitu maksudnya.

Pernyataan ini jelas menuai sorotan publik. Ada yang ngakak, ada yang geleng-geleng kepala. Sebab, kalau korupsi cukup diingatkan lewat telepon, jangan-jangan nanti kita bisa bikin “call center anti-korupsi”: tekan 1 untuk peringatan, tekan 2 untuk negosiasi, tekan 3 untuk minta maaf.

Penulis  : Ristanto | Editor : Ivan

Baca Lainnya

Kasus Pertamina Patra Niaga: Kuasa Hukum Ingatkan Agar Penegakan Hukum Tak Kriminalisasi Kontrak Bisnis

23 Oktober 2025 - 15:54 WIB

Kapolri Minta Gojek dan Grab Tambah Tombol Darurat: Kalau Ada Kejahatan, Ojol Siap Jadi Avengers Jalanan

23 Oktober 2025 - 15:39 WIB

Saatnya Anak Negeri Pimpin Gunung Emas: Frans Pigome dan Florentinus Beanal Layak Jadi Pemimpin Freeport

23 Oktober 2025 - 13:41 WIB

Prabowo Mau Bangun Sekolah Terintegrasi, Biar Anak Pas-Pasan Nggak Kalah dari Anak Sekolah Elit

23 Oktober 2025 - 13:31 WIB

Belum Dapat Kerja? Tenang, Kemnaker Lagi Cari 80 Ribu Anak Magang!

23 Oktober 2025 - 13:23 WIB

Trending di News