Menu

Mode Gelap
“Segala kekuatan dan kesanggupan mempertahankan Kemerdekaan yang ada pada mereka. Tidak akan surut seujung rambut pun” Bukan Cinta yang Abadi, tapi Utang Kereta Cepat Luhut Pastikan Tenornya 60 Tahun! Dedi Mulyadi Mau Cek ke BI Soal Dana Rp 4,17 Triliun: “Kalau Benar, Saya Pecat Semua Pejabat Saya!” Menkeu Purbaya Soroti Jual-Beli Jabatan di Bekasi: Reformasi Tata Kelola Daerah Belum Selesai Ribuan Orang Padati Velodrome, Haidar Alwi Tegaskan: “Polri Harus Tetap di Bawah Presiden Prabowo” Kenapa Sejumlah Pensiunan TNI Bersemangat Mendesak Reformasi Polri?

News

Anggota DPR Sebut OTT KPK Itu “Kampungan”, Usul Koruptor Cukup Ditelepon Dulu

badge-check


					Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, sebut OTT KPK “kampungan” dan usulkan agar pejabat cukup ditelepon untuk mencegah korupsi. Simak kontroversinya di sini. (Foto: Istimewa) Perbesar

Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, sebut OTT KPK “kampungan” dan usulkan agar pejabat cukup ditelepon untuk mencegah korupsi. Simak kontroversinya di sini. (Foto: Istimewa)

PRABA INSIGHT – JAKARA – Kalau biasanya berita soal operasi tangkap tangan (OTT) bikin publik semangat karena ada pejabat yang kejebak, kali ini justru lain cerita. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Hasbiallah Ilyas, malah bikin heboh gara-gara komentar pedasnya soal OTT yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam sesi fit and proper test calon Dewan Pengawas (Dewas) KPK di Gedung DPR, Jakarta, Hasbiallah menyebut OTT itu… kampungan. Katanya, operasi tangkap tangan justru merugikan keuangan negara.

Menurut dia, KPK kalau mau OTT tuh ribet banget. Persiapannya bisa makan waktu sampai setahun, dan tentu saja ongkos operasionalnya tidak sedikit. Uang rakyat, katanya, malah ikut habis untuk membiayai “drama” OTT.

Hasbiallah punya usulan yang (jujur saja) agak bikin dahi pembaca berkerut. Menurutnya, daripada repot OTT, lebih baik KPK fokus ke pencegahan. Caranya? Cukup telepon pejabat yang mau korupsi, kasih peringatan, dan selesai.

Logikanya, kalau pejabat sudah ditelepon, mereka bisa langsung sadar diri sebelum negara benar-benar rugi. “Ngapain ditangkap, cukup diingatkan saja,” kira-kira begitu maksudnya.

Pernyataan ini jelas menuai sorotan publik. Ada yang ngakak, ada yang geleng-geleng kepala. Sebab, kalau korupsi cukup diingatkan lewat telepon, jangan-jangan nanti kita bisa bikin “call center anti-korupsi”: tekan 1 untuk peringatan, tekan 2 untuk negosiasi, tekan 3 untuk minta maaf.

Penulis  : Ristanto | Editor : Ivan

Baca Lainnya

Ribuan Orang Padati Velodrome, Haidar Alwi Tegaskan: “Polri Harus Tetap di Bawah Presiden Prabowo”

20 Oktober 2025 - 17:53 WIB

Dana CSR Jadi “Bancakan”? Aktivis JARAK Bongkar Dugaan Gelap PT JOE dan Siap Turun ke Jalan

17 Oktober 2025 - 13:40 WIB

Tanpa Pesta Megah, Prabowo Rayakan Ulang Tahun ke-74 di Istana: Hanya Doa, Teh Hangat, dan Keakraban

17 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Kuasa Hukum CV Kawan Lama Pertanyakan Klaim Dandim Belu Soal Dump Truck yang Disebut Sudah Diserahkan ke Propam Polda NTT

17 Oktober 2025 - 08:59 WIB

Jakarta Makin Turun, Air Makin Naik! LPBINU DKI Jakarta Ajak Semua Pihak Bergerak

16 Oktober 2025 - 07:03 WIB

Trending di News