PRABA INSIGHT – Kalau usia 17 disebut sweet seventeen, usia 40 bisa dibilang “silent forty” nggak ada yang merayakan, tapi tubuh mulai kirim kode keras.
Betul, saudara-saudara. Umur 40 itu usia sakral. Usia di mana kolesterol bisa lebih cepat naik ketimbang harga cabai. Kalau dulu masih bisa makan indomie jam 12 malam lalu tidur, sekarang coba deh besok pagi langsung pusing, tengkuk kaku, dada sempit, dan celana makin sempit juga (padahal nggak makan banyak-banyak).
Menurut Kementerian Kesehatan RI dan data WHO, usia 40 tahun ke atas adalah titik kritis meningkatnya risiko penyakit tidak menular alias penyakit gaya hidup (lifestyle disease). Bahkan data RISKESDAS 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi mulai meroket di kelompok usia 40+.
Nah, supaya kita tetap bisa joget di nikahan saudara dan nggak jadi langganan instalasi rawat inap, mari kita ulas apa saja penyakit yang kudu diwaspadai di usia 40-an dan bagaimana cara menangkalnya.
⚠️ Penyakit-Penyakit yang Ngintil Setelah Kepala Empat
1. Hipertensi alias Darah Tinggi
Menurut RISKESDAS 2018, 1 dari 3 orang Indonesia usia 40 tahun ke atas mengalami hipertensi. Ini bukan sekadar tekanan darah naik karena baca komentar netizen, tapi kondisi kronis yang bisa memicu stroke dan serangan jantung.
Ciri-ciri: pusing, leher kaku, mudah marah padahal belum ngopi.
Cek: tensi darah secara rutin, minimal 1 bulan sekali.
2. Diabetes Melitus (Tipe 2)
Ini nih, penyakit yang pelan-pelan tapi mematikan. WHO mencatat Indonesia sebagai peringkat ke-7 dunia dengan penderita diabetes terbanyak (2021). Dan mayoritas diderita kelompok usia 40+.
Faktor risiko: obesitas, malas gerak, makan manis tanpa batas.
Gejala: gampang haus, sering kencing, berat badan turun drastis.
Solusi: kurangi nasi sepiring gunung dan rajin olahraga.
3. Kolesterol Tinggi
Kalau usus udah nggak kuat gorengan tapi lidah masih sayang, waspadai kolesterol. Data CDC menyebutkan, lebih dari 38% orang usia 40 ke atas punya kolesterol total di atas ambang batas normal (>200 mg/dL).
Efek jangka panjang: penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, dan stroke.
Solusi: lebih sering makan ikan ketimbang kulit ayam goreng.
4. Penyakit Jantung Koroner
Ini bukan cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi pembuluh darah ke jantung yang tersumbat. Menurut data Kemenkes 2020, sekitar 15,5% kasus jantung dialami usia 45 tahun ke bawah.
Gejala: dada nyeri seperti ditindih gorila, sesak napas, cepat lelah.
Pencegahan: diet sehat, stop merokok, dan jangan lupa bahagia.
5. Gangguan Fungsi Liver dan Ginjal
Tubuh kita bukan mesin cuci. Kalau dipaksa kerja lembur terus, ginjal dan hati bisa protes. Konsumsi obat sembarangan, alkohol, dan makanan tinggi lemak bikin organ ini capek duluan.
Tips: minum air putih cukup, cek fungsi liver dan ginjal tiap tahun.
🛡️ Cara Mencegahnya (Yang Bisa Dilakukan Sambil Rebahan)
1. Medical check-up rutin.
Cek darah, gula, kolesterol, tensi lebih baik tahu lebih awal daripada panik belakangan. Kemenkes menyarankan pemeriksaan kesehatan setahun sekali mulai usia 40.
2. Perbaiki pola makan.
Mulailah sayangi tubuh. Kurangi gorengan, daging berlemak, makanan tinggi gula. Perbanyak sayur, buah, dan serat. Santai, salad juga bisa enak kok kalau bumbunya benar.
3. Olahraga ringan tapi rutin.
Jalan kaki 30 menit per hari sudah cukup. Nggak perlu jadi atlet, asal konsisten. Jalan-jalan ke minimarket juga dihitung asal nggak sambil nyemil ciki.
4. Kelola stres.
Ini penting. Stres bikin imun drop dan memperparah banyak penyakit. Coba meditasi, nonton stand-up, atau main dengan kucing tetangga.
5. Berhenti merokok dan kurangi alkohol.
Iya, tahu kok susah. Tapi risiko jantung, kanker paru, dan penyakit liver itu nyata. Banyak aplikasi dan komunitas bantu kamu berhenti pelan-pelan.
🎁 Bonus: Usia 40 Itu Justru Awal Kebangkitan
Jangan keburu sedih. Usia 40 bukan akhir dari segalanya. Banyak tokoh besar mulai mekar di usia segini. Oprah Winfrey mulai mendunia di umur 40-an. Jeff Bezos bikin Amazon makin gila di usia kepala empat.
Jadi, daripada takut-takut, mending siapkan diri. Tubuh butuh dirawat, bukan cuma diajak kerja rodi. Karena penyakit degeneratif itu nggak datang semalam dia menabung dari gaya hidup kita bertahun-tahun.
Penulis : Alma Khairunnisa | Editor: Irfan