Menu

Mode Gelap
Polisi: Diplomat Arya Daru Tak Dibunuh, Tapi Luka-Luka di Tubuhnya Bikin Merinding ‘Kenali, Pahami, Empati’: Album Baru SIVIA yang Dibumbui Amarah dan Proses Menjadi Manusia Kenalkan Padel dan Sepatu Baru, Begini Strategi ASICS Garap Pasar Anak Muda Indonesia Vanenburg Dicoret dari SEA Games 2025, PSSI Ungkap Alasannya QRS Travel Ungkap Dirugikan Rp1,2 Miliar oleh PB HMI, Sebut Tak Ada Itikad Baik “Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025”

Prabers

GRIB, Hercules, dan Jejak Panjang dari Timor Timur ke Tanah Abang Hingga di Panggung Politik

badge-check


					Foto Hercules dan Prabowo saat di Timor-Timor (istimewa) Perbesar

Foto Hercules dan Prabowo saat di Timor-Timor (istimewa)

PRABA INSIGHT- Belakangan ini, satu nama ormas kembali mencuri panggung pemberitaan nasional: Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu alias GRIB Jaya.

Organisasi ini bukan sekadar komunitas penggemar karang taruna. Ia punya reputasi yang cukup “keras”, dan tentu saja, nama besar di baliknya: Rosario de Marshal, atau yang lebih akrab disapa Hercules mantan jawara Tanah Abang dengan kisah hidup yang tidak kalah dramatis dari serial Netflix.

GRIB Jaya bukan ormas kaleng-kaleng. Dalam beberapa waktu terakhir, mereka kerap dikaitkan dengan sejumlah insiden kekerasan yang terjadi di berbagai daerah, mulai dari Blora (Jawa Tengah), Bandung dan Depok (Jawa Barat), hingga Kalimantan.

Bahkan pada Januari 2025 lalu, GRIB sempat berseteru dengan ormas legendaris lainnya, Pemuda Pancasila, dalam insiden di Blora.

Tapi, sebelum jadi ketua umum GRIB Jaya yang punya cabang di 28 provinsi, Hercules bukan siapa-siapa di Jakarta.

Ia adalah bocah Timor Timur yang nyasar ke ibu kota setelah mengalami kecelakaan helikopter saat jadi Tim logistik untuk pasukan elit Kopassus. Tangan kirinya putus.

Nasib membawanya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk pemasangan tangan palsu. Dari sinilah, legenda itu dimulai.

Nama “Hercules” sebenarnya bukan pemberian Tuhan, melainkan nama kode radio militer.

Julukan itu lahir karena kekaguman para tentara melihat tubuh kecil Rosario mampu memanggul karung seberat 100 kg tanpa meringis. Gagah, galak, dan tahan banting.

Tahun 1987, Hercules tiba di Jakarta sebagai bagian dari upaya pemerintah merangkul warga Timor Timur.

Ia merantau ke Tanah Abang, tepatnya ke wilayah Bongkaran, tempat para preman menjadi raja jalanan.

Ia sempat jualan rokok. Tapi jadi pedagang kecil di wilayah yang dikuasai jawara bukan perkara gampang.

Dipalak, diintimidasi, ditindas. Tapi Hercules tidak diam saja. Seperti kata pepatah, “Kalau tak bisa menghindari badai, jadi badai itu sendiri.”

Menurut buku Politik Jatah Preman karya Ian Douglas Wilson, Hercules bahkan tidur sambil menenteng pedang. Siap berantem kapan saja.

Lama-lama, ia membentuk kelompok sendiri, merekrut sesama warga Timor Timur seperti Alfredo Pires, Luis, Jimmy, dan kawan-kawannya.

Mereka mengelola keamanan, judi, pelacuran, hingga lapak kaki lima. Setoran pun mengalir: dari harian, bulanan, sampai “bonus” akhir tahun.

Hebatnya, mereka tak bekerja sendirian. Ada nama besar jawara Betawi seperti Abraham Lunggana alias Haji Lulung yang ikut bermain. Tapi cerita manis itu tak bertahan lama.

Tahun 1997, terjadi bentrokan besar di Tanah Abang. Kali ini, kelompok Hercules dikalahkan oleh kelompok jawara Betawi pimpinan Ucu Kambing.

Empat anak buah Hercules tewas, dan wilayah kekuasaan mereka pun runtuh.

Alih-alih hilang ditelan zaman, Hercules justru bangkit lagi dengan strategi baru. Tahun 2011, ia mendirikan ormas GRIB Jaya, dengan model organisasi yang lebih terstruktur.

Kini, ormas ini menjelma jadi kekuatan sipil yang punya pengaruh luas. Tak heran kalau beberapa kali GRIB muncul dalam peta konflik lokal, dan jadi sorotan karena sikapnya yang keras serta militansinya.

Dalam lanskap politik, Hercules juga bukan pemain baru. Ia dikenal dekat dengan Prabowo Subianto, bahkan disebut-sebut mendukung penuh pencalonan Prabowo dalam Pilpres 2024.

Anggota GRIB Jaya diinstruksikan mendukung Prabowo sebagai Presiden. Deklarasi dukungan itu tak main-main, karena GRIB tak hanya punya pasukan, tapi juga jaringan akar rumput yang kuat.

Cerita Hercules adalah kisah transformasi yang dramatis dari kurir logistik di medan perang, preman pasar, hingga tokoh ormas yang bersahabat dengan elite politik.

Ia mungkin kehilangan satu tangan, tapi tidak pernah kehilangan arah.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Capek, Lihat Pemimpin Cuma Jago Webinar? Akademi SaDaya Hadir Bikin Pemimpin Sosial yang Mau Kerja, Bukan Cuma Ceramah

8 Juli 2025 - 06:01 WIB

“Ngaku Foodies? Buktiin di Rumah Indofood Jakarta Fair 2026: Ada Duel Masak Dadakan Sampai Warmindo Terluas!”

3 Juli 2025 - 19:07 WIB

“Sejarah Tahun Baru Islam: Dari Umar bin Khattab, Bid’ah, Berkah, dan Caption Galau Hijrah”

28 Juni 2025 - 14:26 WIB

“Pak Prabowo, Saatnya Cabut Kabel Sistem Lama: Jangan Biarkan Indonesia Jadi Negara Kaya Rasa Miskin”

28 Juni 2025 - 08:38 WIB

Hotel Dalam Bayang Efisiensi: Antara Tekanan dan Harapan

27 Juni 2025 - 07:30 WIB

Trending di Prabers