PRABA INSIGHT- Kalau ada penghargaan “Raja Nyaris Celaka tapi Selamat”, Marc Marquez sudah pasti masuk nominasi tetap tiap musim MotoGP. Pembalap asal Spanyol yang kini membela Ducati Lenovo ini memang punya skill sakti: menyelamatkan motornya dari kecelakaan dengan gaya yang bikin netizen tercengang, dan komentator MotoGP kehilangan kata-kata.
Bukan cuma sekali dua kali, Marquez berkali-kali mempertontonkan aksi penyelamatan yang seolah menantang hukum fisika. Salah satunya yang terbaru terjadi di MotoGP Amerika Serikat.
Di Tikungan 4, lap ke-9, Marquez sempat terlempar dari motor—namun entah dengan tenaga super atau insting dewa balap, dia tetap memegang kopling agar mesin tidak mati. Dan benar saja, dia lanjut balapan. Luar biasa? Sudah pasti. Normal? Tentu tidak.
Tapi jangan salah sangka. Keahlian ini bukan datang dari kutukan atau bakat turunan. Marquez justru blak-blakan soal rahasia di balik “seni menyelamatkan diri dari kecelakaan” ini.
“Aku masih ingat penyelamatan pertamaku, tahun 2010, Tikungan 3 di Catalunya. Aku bilang ke diriku sendiri, ‘Wah, ternyata bisa ya nyelamatin diri dari crash!’” kata Marquez, dikutip dari Crash.net.
Sebagai konteks, Tikungan 3 itu ibarat jebakan Batman di sirkuit Barcelona. Belok kanan tajam 180 derajat. Dan saat itu, Marquez masih bocah baru di kelas 125cc. Tapi sejak momen itu, insting “save” miliknya terus diasah. Pindah ke Moto2 pada 2011, dia malah berjodoh dengan motor sasis Suter yang terkenal bergetar seperti ponsel jadul.
“Di Moto2 itu, motor getarnya edan. Tapi justru karena itu aku sering main siku buat hindari crash,” kenangnya sambil senyum-senyum mengenang masa muda yang penuh aksi selamat-nyelamatin diri.
Ternyata, ada latihan khusus yang jadi kunci jurus selamat Marquez: motocross dan dirt track. Bukan cuma buat gaya-gayaan, latihan ini memang mengasah refleks dan insting dalam mengontrol motor di medan tak terduga.
“Di trek tanah, tiap lap itu beda. Kamu bisa eksplor, bisa coba-coba. Beda sama di sirkuit aspal yang tiap tikungan itu bisa jadi monoton,” jelas Marquez sambil ngasih contoh pengalaman latihan pakai Ducati Panigale V4. Tapi ya gitu, katanya, nyoba-nyoba di motor segede gaban itu risikonya besar. Salah dikit, bisa jadi bencana.
“Kalau di motocross, jatuh itu bagian dari belajar. Tapi di Panigale? Yah, sekali jatuh bisa langsung pamit ke pit.”
Dan begitulah, di balik aksi penyelamatan ajaib Marquez, ternyata ada latihan keras, eksperimen nekat, dan keberanian untuk jatuh—lalu bangkit lagi. Jadi, lain kali lihat Marquez nyelamatin diri dari kecelakaan, ingatlah: itu bukan sulap, tapi hasil dari latihan di tanah becek dan tikungan-tikungan penuh risiko.