PRABA INSIGHT – Perayaan Hari Bhayangkara ke-79 baru saja lewat, tapi satu yang masih membekas di kepala publik: barisan robot yang melenggang gagah di Monas, Jakarta.
Polisi bukan cuma bawa tank mini dan drone canggih, tapi juga robot anjing sampai humanoid yang bikin acara parade kayak cuplikan film fiksi ilmiah.
Namun, di balik gemerlap parade dan decak kagum penonton, ada satu pertanyaan yang menggantung di udara: berapa sih duit rakyat yang dihabiskan buat beli mainan-mainan canggih itu?
Indonesia Corruption Watch (ICW) jadi salah satu yang angkat bicara. Peneliti ICW, Almas Sjafrina, bilang transparansi anggaran pengadaan robot polisi itu wajib hukumnya, bukan sekadar basa-basi. “Informasi soal anggaran dan pengadaan itu memang seharusnya dibuka ke publik,” ujar Almas, Kamis, 3 Juli 2025.
Almas mengingatkan bahwa kewajiban buka-bukaan soal anggaran sudah diatur di berbagai payung hukum, mulai dari Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, UU Keterbukaan Informasi Publik, sampai Peraturan Komisi Informasi soal standar layanan informasi publik. “Itu mandat, bukan pilihan,” katanya tegas.
Tapi persoalannya bukan cuma soal transparansi. Almas juga mengingatkan, pengadaan robot ini terjadi di tengah situasi publik yang masih banyak kecewa dengan layanan Polri dan efisiensi anggaran negara yang lagi dipertanyakan. “Di tengah kritik bertubi-tubi, wajar kalau pengadaan robot ini harus diuji manfaat dan biayanya. Ini soal prioritas,” tambahnya.
Alih-alih parade mewah, menurut Almas, Hari Bhayangkara harusnya dipakai Polri buat menunjukkan komitmen reformasi yang konkret. “Publik sudah terlalu sering kecewa dengan performa Polri. Sekarang yang dibutuhkan itu kepercayaan, bukan sekadar atraksi.” Berapa Duitnya?
Sampai sekarang, Polri belum mau buka suara soal berapa kocek negara yang dirogoh buat menghadirkan pasukan robot tersebut. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, cuma bilang pengadaan robot sudah masuk rencana strategis (renstra) Polri 2025-2045, dan sebagian akan dianggarkan tahun 2026.
Awak media sempat tanya langsung ke Irjen Sandi dan Karopenmas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko soal angka pastinya. Tapi, ya begitu, jawaban tak kunjung datang.
Dari sisi vendor, Presiden Direktur PT Ezra Robotics Teknologi, Dhanisakka Vardhana, juga irit bicara. Ia cuma bilang robot-robot yang dipakai Polri itu produk dari Deep Robotics dan Unitree—dua perusahaan teknologi asal Tiongkok.
Dhanisakka menyebut jenis robot yang mereka bawa ke Monas antara lain X30 Pro, Lite-3 Pro (Deep Robotics), dan Go2 Pro Edu (Unitree). Harganya? Silakan cek sendiri di situs resminya, kata dia. Tapi perlu dicatat, harga itu masih harga pabrikan, belum termasuk ongkos kirim, pajak, software tambahan, dan biaya penyesuaian lain.
Sebagai gambaran, robot berkaki empat Go2 Pro tanpa remote dibanderol sekitar 2.800 dolar AS (sekitar Rp45 juta). Kalau pakai remote, harganya naik jadi 3.050 dolar AS (sekitar Rp49 juta). Sementara X30 Pro robot yang dipamerkan ditaksir Dhanisakka bisa tembus Rp 3 miliar per unit. (van)