PRABA INSIGHT- Akhir pekan ini, panggung politik anak muda Partai Demokrat bakal panas. Bintang Muda Indonesia (BMI), organisasi sayap partai berlambang mercy itu, siap menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pertamanya di Jakarta, Sabtu, 12 Juli 2025.
Semua pimpinan daerah dan cabang alias para pemilik suara sah sudah pasang kuda-kuda. Siapa pun yang terpilih nanti, dialah yang akan mengomandoi pasukan muda Demokrat lima tahun ke depan.
Ketua Panitia Munas BMI, R. Aditiya Utama, menegaskan, forum ini bukan sekadar ajang rebutan jabatan. “Munas ini wadah demokrasi internal kami. Tapi, semangatnya tetap musyawarah mufakat. BMI ini lahir dari persaudaraan, bukan pertengkaran politik,” ujarnya, dengan gaya khas anak muda yang (masih) idealis.
Soal calon Ketua Umum? Sudah mulai ramai diperbincangkan di grup WhatsApp dan kopi darat antar kader. Sejumlah nama digadang-gadang maju ke gelanggang. Ada Edi Kamal (Anggota DPRD Aceh sekaligus Ketua BMI Aceh), Taufik Arahman (Anggota DPRD Banten dan Bendahara Umum BMI), Muhammad Zulfikar Suhardi (anggota DPR RI yang lagi naik daun), Herzaky Mahendra Putra (Staf Khusus Menko Infrastruktur dan Kepala Bakomstra DPP Demokrat), R. Aditiya Utama sendiri (Sekjen BMI), Mohamad Ghiffari Adha (Sekretaris DPD BMI Jakarta), dan tentu saja sang petahana, Farkhan Evendi, yang kabarnya belum rela turun panggung.
Tapi Munas ini tak sekadar soal siapa yang bakal duduk di kursi Ketum. Lebih besar dari itu, forum ini jadi panggung konsolidasi nasional BMI, demi mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan memanaskan mesin Partai Demokrat menuju Pemilu 2029. Aditiya bilang, pasukan muda BMI siap jadi garda depan kawal kebijakan pemerintah. “Kami bukan cuma mau milih pemimpin, tapi juga mau satukan semangat buat bantu bangsa. Khususnya, dukung agenda Presiden Prabowo dan siapkan Demokrat menang lagi di 2029,” tegasnya, penuh percaya diri.
Sebelum Munas digelar, Aditiya dan timnya sudah sowan ke Gedung DPR, ketemu Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Mas Ibas. Pesannya jelas: jangan cuma rame di internal, tapi pastikan Munas BMI jadi ajang konsolidasi nyata yang berdampak untuk rakyat. “BMI harus solid dan bermanfaat, bukan sekadar seremonial politik,” kata Aditiya mengutip arahan Ibas.
Dukungan serupa juga datang dari Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kata Aditiya, AHY menyerahkan penuh proses Munas kepada kader BMI. “Ketum AHY ingin BMI jadi organisasi sayap yang kuat, solid, dan mandiri. Jangan cuma nunggu instruksi partai, tapi juga berani ambil langkah sendiri yang berdampak positif buat Demokrat dan Indonesia ke depan,” ujarnya.
Munas perdana ini diharapkan jadi titik balik BMI: bukan cuma kuat di struktur, tapi juga tajam di gagasan dan program. Target mereka jelas, menjadi wadah anak muda progresif yang bisa kasih solusi nyata buat persoalan bangsa. Bukan sekadar cuap-cuap di media sosial.
Reporter: Alma Khairunnisa | Editor: Ivan