Menu

Mode Gelap
Masyarakat Timur Desak Mensos dan Menbud Dicopot atas Gagalnya Tetapkan AM Sangadji sebagai Pahlawan Nasional ASN Kepahiang Dipecat Gara-Gara Injak Al-Qur’an, Padahal Katanya Cuma Buku Yasin 5 Alasan Media Online Masih Jadi Senjata Andalan Brand di Era Scroll Cepat dan Hoaks Lebih Cepat BGN Siapkan Rp29,5 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo Demi Perut Kenyang Anak Negeri ASUS Prime AP303: Casing 44 Liter yang Bisa Menampung Ambisi (dan RTX 5090) Tol Trans-Sumatra: Jalan Panjang Menuju Mimpi yang (Akhirnya) Bisa Dilewati

News

Tanpa Pesta Megah, Prabowo Rayakan Ulang Tahun ke-74 di Istana: Hanya Doa, Teh Hangat, dan Keakraban

badge-check


					Presiden Prabowo Subianto merayakan ulang tahun ke-74 di Istana Kepresidenan tanpa pesta megah. Hanya doa sederhana, kehangatan, dan kebersamaan bersama para menteri dan Ketua MPR Ahmad Muzani (Foto: Istimewa) Perbesar

Presiden Prabowo Subianto merayakan ulang tahun ke-74 di Istana Kepresidenan tanpa pesta megah. Hanya doa sederhana, kehangatan, dan kebersamaan bersama para menteri dan Ketua MPR Ahmad Muzani (Foto: Istimewa)

PRABA INSIGHT- JAKARTA – Ada yang berbeda di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025. Bukan rapat kabinet, bukan pula pidato kenegaraan, melainkan sesuatu yang jauh lebih sederhana: ulang tahun Presiden Prabowo Subianto yang ke-74.

Tapi jangan bayangkan ada kue raksasa, lilin tujuh belas batang, atau pesta megah dengan lampu sorot. Tidak ada itu semua. Yang ada justru suasana tenang, beberapa menteri, dan segelas teh hangat di meja.

Ketua MPR Ahmad Muzani datang bersama beberapa pejabat Kabinet Merah Putih. Tapi bukan untuk rapat darurat atau bahas isu strategis, melainkan untuk sesuatu yang lebih manusiawi: mengucapkan selamat ulang tahun kepada Presiden.

“Ya, tadi kami bertemu dengan Bapak Presiden. Kami menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan rasa bahagia kami atas keberkahan usia beliau yang ke-74,” kata Muzani dengan nada hangat seusai pertemuan di Istana.

Kata Muzani, momen itu bukan acara formal. Tidak ada undangan resmi, tidak ada dekorasi bunga atau banner bertuliskan “Dirgahayu Pak Presiden”. Semuanya berlangsung sederhana.

“Kami hanya membaca doa, membaca surat Al-Fatihah bersama, dan bersyukur atas kesehatan beliau,” lanjutnya.

Prabowo dan Filosofi Kesederhanaan

Ada yang menarik dari cara Presiden Prabowo merayakan hari jadinya. Di usia yang bagi banyak orang sudah mulai pelan-pelan menepi dari urusan duniawi, Prabowo justru masih tegap di panggung politik dan pemerintahan. Usia 74, tapi semangatnya masih seperti komandan muda di medan latihan.

Dan di hari spesial itu, ia memilih kesederhanaan mungkin karena memang begitulah gaya seorang pemimpin yang sudah kenyang asam garam hidup. Tidak perlu gegap gempita untuk menunjukkan kebahagiaan.

Muzani menegaskan, “Tidak ada selebrasi, tidak ada rapat, tapi lebih merupakan kekeluargaan. Kesederhanaan ditunjukkan, orang yang hadir pun terbatas.”

Di ruangan itu, terlihat beberapa wajah familiar. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid hadir, begitu juga Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Tak banyak, tapi cukup untuk membuat suasana menjadi hangat seperti makan malam keluarga yang tenang setelah hari panjang.

“Ya, sejumlah menteri hadir, tapi tidak banyak,” kata Muzani.

Doa dan Harapan

Doa-doa pun terucap untuk sang Presiden. Agar tetap sehat, panjang umur, dan terus diberi kekuatan memimpin negeri ini.

Mungkin bagi sebagian orang, ulang tahun tanpa pesta terasa hambar. Tapi bagi seorang Presiden, justru di sanalah maknanya: bukan soal lilin atau kue tart, tapi soal kesyukuran.

Prabowo merayakan ulang tahunnya bukan dengan tepuk tangan dan kilatan kamera, tapi dengan doa dan ketenangan. Sebuah perayaan kecil yang justru terasa besar, karena di balik kesederhanaannya, tersimpan pesan: kekuasaan bisa besar, tapi hati tetap harus sederhana.

“Alhamdulillah, beliau tetap sehat dan kuat. Kita semua berdoa agar beliau panjang umur dan terus membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” tutup Muzani. (Van)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Masyarakat Timur Desak Mensos dan Menbud Dicopot atas Gagalnya Tetapkan AM Sangadji sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2025 - 08:22 WIB

BGN Siapkan Rp29,5 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo Demi Perut Kenyang Anak Negeri

12 November 2025 - 07:20 WIB

Empat ASN BNN Gugat Kepala BNN: “Dimutasi Tanpa Dasar Hukum yang Jelas”

11 November 2025 - 11:09 WIB

Mengenal Marsinah, Buruh Perempuan dari Nganjuk yang Kini Jadi Pahlawan Nasional

10 November 2025 - 13:39 WIB

Abdul Muthalib Sangadji Gagal Jadi Pahlawan Nasional, Publik Timur Kecewa: Pemerintah Diminta Jelaskan Kriteria Penilaian

10 November 2025 - 10:08 WIB

Trending di News