Menu

Mode Gelap
Roy Suryo Ngaku Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu: Dari Error Level Analysis Sampai Ngulik Foto Pakai Face Recognition Ribuan Orang Kumpul di Ciracas: Munajat 1000 Doa, Santunan Rakyat, dan Hadiah Umrah Gratis dari Haidar Alwi Mau Kepoin Lokasi Orang Cuma Pakai Nomor HP? Nih Cara Paling Gampang Capek, Lihat Pemimpin Cuma Jago Webinar? Akademi SaDaya Hadir Bikin Pemimpin Sosial yang Mau Kerja, Bukan Cuma Ceramah Robi Syianturi Tembus 2 Jam 15 Menit, Pecahkan Rekor Asia Tenggara di Gold Coast Marathon Tarif Ojol Mandek Tiga Tahun, SePOI Desak DPR Segera Tuntaskan UU Transportasi Online

Regional

“Cemburu Membabi Buta: Suami Bunuh Istri, Lalu Berpura-pura Jadi Korban Perampokan”

badge-check


					fakta pembunuhan terungkap, PS diskenariokan meninggal dunia dalam kondisi terikat karena perampokan yang terjadi pada Minggu (1/5) sekitar pukul 03.30 WIB, oleh pelaku. Saat itu, WP juga ditemukan tidak sadarkan diri di dalam karung.(Foto: Istimewa) Perbesar

fakta pembunuhan terungkap, PS diskenariokan meninggal dunia dalam kondisi terikat karena perampokan yang terjadi pada Minggu (1/5) sekitar pukul 03.30 WIB, oleh pelaku. Saat itu, WP juga ditemukan tidak sadarkan diri di dalam karung.(Foto: Istimewa)

PRABA INSIGHT – Apa jadinya jika cerita “perampokan sadis” yang sempat bikin heboh warga Serang ternyata cuma sandiwara belaka? Lebih tragis lagi, aktor utamanya adalah orang terdekat korban: suaminya sendiri.

Kisah memilukan ini bermula pada Minggu dini hari, 1 Mei 2025, sekitar pukul 03.30 WIB.

Seorang perempuan berinisial PS (35) ditemukan tak bernyawa di rumahnya, di Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.

Kondisi korban saat itu sungguh mengenaskan terikat, dengan kesan kuat telah menjadi korban perampokan brutal. Suaminya, WP (37), juga ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di dalam karung.

Anak mereka yang menyaksikan langsung kejadian itu sontak berteriak histeris. Teriakan inilah yang memicu para tetangga berdatangan.

Polisi pun turun tangan. Tim Inafis Polresta Serang Kota dan Polsek Walantaka segera melakukan olah TKP. Semua tampak seperti kasus kriminal biasa sampai akhirnya muncul tanda tanya besar.

Beberapa hari setelahnya, cerita mulai berubah. Polisi menemukan kejanggalan demi kejanggalan.

Suami korban, WP, yang awalnya diperiksa sebagai saksi, ternyata mulai plin-plan saat dimintai keterangan.

Toni Lembas Pasaribu, kuasa hukum keluarga korban, mengungkapkan bahwa sejak awal, WP memang sudah mencurigakan.

“Pernyataan awal dia sejalan dengan yang tersebar di media. Tapi makin lama, makin banyak hal yang nggak nyambung,” kata Toni.

Dari keterangan yang terus berubah, Toni curiga ada sesuatu yang ditutupi. Ia kemudian meminta keluarga besar untuk mendekati WP secara persuasif.

Akhirnya, pada Selasa malam (3/6), WP mengaku: ia bukan korban, tapi pelaku pembunuhan.

“Jam 7 malam dia mengaku, dan jam 8 langsung kami serahkan ke Polres Serang Kota,” ujar Toni.

Lebih memilukan lagi, dua anak mereka ternyata melihat langsung kejadian itu. Kedua bocah ini pun kini menjadi saksi kunci dalam kasus pembunuhan tersebut.

Lalu, apa motif di balik tragedi rumah tangga ini? Lagi-lagi, masalah klise: cemburu dan curiga perselingkuhan.

Menurut pengakuan pelaku, semua bermula dari candaan istrinya yang menyinggung soal uang yang disebut-sebut sudah tak lagi mengalir ke kantong istri, tapi ke “perempuan lain”.

Kalimat ini jadi pemicu amarah. Adu mulut tak terelakkan. Dalam kondisi emosi tak terkendali, WP mencekik PS dengan tangan kosong, lalu mengikat leher istrinya dengan tali. Nyawa PS pun melayang.

Setelah itu, barulah skenario perampokan dibuat. WP memukul-mukul kepalanya sendiri hingga luka parah, memasukkan dirinya ke karung, dan menghilangkan beberapa barang di rumah untuk menciptakan alibi.

“Dia sempat mau bunuh diri, makanya kepalanya benjol-benjol. Tapi akhirnya malah bikin skenario pura-pura jadi korban perampokan,” ungkap Toni.

Kini, WP telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di Polres Serang Kota. Sementara dua anak yang jadi saksi mata atas kematian ibunya akan menjalani proses hukum yang tak mudah, juga proses pemulihan trauma yang panjang.

 

Penulis : Deny Darmono | Editor: Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Curhat ke Damkar karena Polisi Sibuk? Kisah Ibu Muda Bekasi yang Lapor KDRT ke Pemadam Kebakaran

28 Juni 2025 - 09:14 WIB

Dituduh Curi Besi Bekas Panggung, Pengusaha Pekalongan Ditahan Setelah Menolak Uang Damai Rp120 Juta

27 Juni 2025 - 12:24 WIB

Tanda Tangan Dipalsukan, Saham Dialihkan, Polisi Bilang: Itu Cuma Urusan Suami-Istri

27 Juni 2025 - 10:06 WIB

“100 Hari Fachri Alkatiri: Janji Kampanye Kayak Sinetron Panjang, Dramatis, Tapi Nggak Tamat-Tamat

23 Juni 2025 - 09:26 WIB

Dari Tumpeng Hingga Tukang Becak: Ultah Jokowi dan Keheningan Politik yang Bising

22 Juni 2025 - 07:51 WIB

Trending di Regional