PRABA INSIGHT – Pemerintah Tiongkok sedang serius berburu. Bukan memburu koruptor atau seleb TikTok yang nyebarin hoaks, tapi memburu hacker.
Dan nggak tanggung-tanggung, ada lebih dari 20 orang yang jadi incaran mereka. Siapa mereka? Menurut China, ini bukan hacker kaleng-kaleng, tapi “pasukan siber elit” yang disebut-sebut berafiliasi dengan pemerintah Taiwan.
Sebagai pemanis atau mungkin pancingan, China bahkan menawarkan hadiah misterius bagi siapa saja yang bisa memberi informasi soal keberadaan para buronan digital ini.
Berapa besar hadiahnya? Nggak ada yang tahu. Yang jelas, iming-imingnya cukup buat bikin warga sipil yang iseng main Reddit jadi detektif dadakan.
China sudah mempublikasikan nama lengkap, nomor identitas Taiwan, dan bahkan pas foto para tersangka. Singkatnya, mereka udah digiring ke publik tanpa ampun, kayak kontestan gagal audisi ajang pencarian bakat.
Hal ini dilaporkan oleh Reuters dan dikutip oleh banyak media, Minggu,(08/06).
Tudingan Serius: dari Militer Sampai Kelautan
Menurut narasi dari Beijing, serangan siber ini menyasar sektor-sektor krusial seperti militer, dirgantara, energi, transportasi, hingga teknologi yang terkait dengan wilayah China, Hong Kong, dan Makau.
Mereka juga menuding Taiwan bekerja sama dengan lembaga-lembaga anti-China yang bermarkas di Amerika Serikat.
Xinhua, kantor berita resmi China, bahkan menyebut kalau ini bukan sekadar hacking, tapi semacam perang opini dan perang kognitif yang tujuannya untuk menggoyang stabilitas dan memantik semacam revolusi digital versi zaman now.
Taiwan Nggak Tinggal Diam: “Kami Bukan Hacker, Kami Korban!”
Taiwan langsung merespons dengan keras. Kementerian Pertahanan mereka bilang: “Kami nggak pernah nyerang siapa pun, apalagi sampai ngoprek sistem militer Tiongkok.
Pernyataan China ini tujuannya jelas intimidasi.” Nggak lupa, mereka juga menegaskan bahwa justru China yang selama ini doyan main belakang lewat aksi peretasan global.
Faktanya, beberapa waktu lalu Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Republik Ceko sudah lebih dulu mengecam kelompok peretas yang dikaitkan dengan pemerintah China.
Mereka menyebut aksi-aksi siber itu sebagai ancaman serius buat keamanan internet global.
Balas Tuduh: “China Lagi Cari Pengalihan Isu”
Nggak berhenti di situ, salah satu pejabat keamanan Taiwan yang ogah disebut namanya bilang bahwa tudingan China ini cuma strategi lama yang dikemas ulang: distraksi politik.
Katanya, ini semua demi mengalihkan perhatian dunia dari berbagai tudingan dan pengawasan ketat yang saat ini ditujukan ke China terkait aksi peretasan di Eropa.
“Ini narasi palsu. Standar banget lah dari Partai Komunis China,” ujarnya singkat tapi pedas, seperti sambal di nasi padang.
Siapa Main Api, Siapa Kebakaran?
Cerita ini makin bikin panas hubungan Beijing dan Taipei yang memang udah lama adem-adem meriang.
Tuduhan, bantahan, saling serang di dunia maya semuanya makin menunjukkan bahwa perang modern nggak cuma soal rudal dan tentara, tapi juga soal data, informasi, dan narasi digital.
Yang jelas, publik internasional kini makin waspada. Dunia maya bukan lagi tempat aman buat stalking mantan atau nyari diskon online.
Bisa jadi, di balik layar, ada pertarungan ideologi dan kekuasaan yang jauh lebih sengit daripada debat capres.
Penulis : Deny Darmono | Editor : Irfan