“Kalau sepak bola adalah drama, maka SUGBK tadi malam adalah panggung utamanya. Dan Garuda? Mereka aktor utamanya.”
PRABA INSIGHT- Timnas Indonesia akhirnya bikin satu kalimat sakti yang sudah lama kita impikan: “Kita menang lawan Tiongkok.”
Enggak pakai babak tambahan, enggak harus deg-degan penalti terakhir. Satu gol, satu kemenangan, dan satu malam penuh sorak-sorai di Gelora Bung Karno.
Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia itu digelar Kamis malam, 5 Juni 2025. Lawan kita: Tiongkok, negeri yang punya populasi 1,4 miliar, tapi tetap enggak bisa cetak gol ke gawang Emil Audero.
Penalti Romeny: Titik Putih, Harapan Merah
Menit ke-44, drama dimulai. Ricky Kambuaya dijatuhkan di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih. Stadion menahan napas.
Dan di situlah muncul Ole Romeny anak baru di skuad Garuda, pemain naturalisasi, dengan darah Belanda tapi semangat Nusantara.
Satu langkah pendek, satu tembakan datar. GOL….
Bola masuk. SUGBK meledak. Tiongkok terdiam.
Nama Romeny langsung trending, dari Twitter sampai obrolan WAG keluarga besar.
Bertahan ala Garuda: Tidak Cantik, Tapi Efektif
Babak kedua? Jangan berharap ada samba-samba atau tiki-taka. Yang ada adalah parkir bus level elite.
Jay Idzes dan Rizky Ridho berubah jadi duo palang pintu yang bikin striker Tiongkok frustasi.
Emil Audero? Sudah kayak penjaga kas daerah semua dia amankan, enggak boleh ada yang bocor.
Tiongkok memang terus menyerang, tapi mereka seperti tamu yang bawa martabak ke rumah kosong. Serangannya enggak ada yang ditampung.
Kemenangan yang Lebih dari Sekadar Skor
Dengan hasil ini, Indonesia makin nyaman di peringkat tiga Grup C. Kita memang belum pasti ke Piala Dunia 2026, tapi jalur play-off terbuka lebar.
Dan yang paling penting: kita menang lawan negara besar, dengan skuad yang makin matang dan pendukung yang makin bucin.
Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin. Ini simbol. Ini pembuktian. Bahwa Timnas Indonesia bukan lagi tim penggembira. Bukan lagi langganan kualifikasi tanpa harapan. Tapi tim yang bisa melawan, bahkan menang.
Koreo Gatotkaca dan Kekuatan dari Tribun
Tribun SUGBK malam itu juga tampil all out. Koreografi Gatotkaca tokoh pewayangan yang digambarkan sakti dan setia pada kebenaran jadi simbol kekuatan Garuda.
Bukan cuma soal estetika, tapi juga mentalitas. Para pemain bermain seolah mereka memang dilindungi Gatotkaca tak gentar, tak goyah.
Bendera merah putih berkibar di setiap sudut, chant “Indonesia!” menggema seperti mantra sakral.
Malam itu, SUGBK bukan stadion. Dia berubah jadi medan tempur. Dan kita, menang.
Penulis : Ristanto | Editor: Ivan