Menu

Mode Gelap
“Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025” “Main Bola Disorot, Main Cinta Dihina, Hokky Caraka Ngamuk, Netizen Kena Somasi!” Fenomena Guru PPPK Menggugat Cerai Suami Usai Diangkat: Benarkah Karena Gaji? Pengangguran Turun dan Investasi Naik, Ini Klaim Prabowo di Kongres PSI Guru Honorer Ini Harus Bayar Rp12,5 Juta, Ternyata Orang Tua Murid Caleg Gagal Marc Marquez Bikin Ducati Ngeri-ngeri Sedap: 5 Kemenangan Beruntun, MotoGP Ceko 2025 Dikuasai Sang Alien

News

“Nggak Suka? Pindah Platform Saja.” Ketika Menteri Bicara Seperti Admin Grup WhatsApp

badge-check


					Menteri UMKM Maman Abdurahman (foto:Ist) Perbesar

Menteri UMKM Maman Abdurahman (foto:Ist)

PRABA INSIGHT- Kabar gembira untuk para pengemudi ojol: kalau kamu merasa aplikator terlalu serakah memotong penghasilanmu, kamu nggak perlu demo, nggak perlu ngadu ke DPR, apalagi protes ke kementerian. Cukup uninstall, dan pindah ke platform lain.

Setidaknya itulah “solusi” dari Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, yang disampaikan dengan wajah penuh percaya diri di konferensi pers, Rabu (21/5/2025).

“Daripada teman-teman ojol sibuk berpolemik, sibuk dengan segala macam perdebatan, saya rasa kita sederhanakan saja. Kalau tidak suka, ya pindah platform saja,” ujarnya.

Sederhana memang. Sesederhana orang kaya yang bilang, “Kalau hidup di Jakarta mahal, ya pindah ke Mars aja.”

Masalahnya, yang dihadapi para driver bukan perkara drama receh ala sinetron. Ini soal hidup.

Soal anak yang butuh susu, cicilan motor yang jalan terus, dan dompet yang isinya tinggal recehan dari pesanan antar es kopi yang belum dibayar tunai.

Ucapan Maman ini langsung memantik kritik dari Sekretaris Jenderal Paguyuban Transportasi Indonesia, Irfan Ardhiyanto.

Menurut Irfan, pernyataan itu bukan hanya tidak solutif, tapi terdengar seperti negara yang bilang, “Itu masalahmu, bukan urusan kami.”

“Pernyataan itu bentuk pengabaian,” kata Irfan. “Menteri seharusnya jadi penengah, bukan malah menyuruh rakyat cari jalan sendiri.”

Kalau begitu, pertanyaannya: fungsi negara ini sebenarnya apa? Melindungi warga atau cuma jadi penonton yang kasih komentar di Medsos?

Irfan menegaskan, selama ini pengemudi ojol hidup dalam bayang-bayang sistem kemitraan semu. Statusnya mitra, tapi tak ada perlindungan. Potongan sepihak, aturan sepihak, bahkan sanksi sepihak.

Padahal, menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang kemitraan, hubungan mitra itu harus adil dan saling menguntungkan. Tapi yang terjadi di lapangan, aplikator makin kaya, driver makin sengsara.

Sayangnya, alih-alih hadir membawa solusi, pernyataan sang menteri justru terdengar seperti admin grup WhatsApp yang kesal dan bilang, “Kalau nggak suka aturan grup ini, silakan left!”

Sungguh, dunia ojol butuh perlindungan, bukan cuma omongan ringan yang bisa viral di TikTok.

Karena saat negara hanya jadi penonton, pengemudi ojol cuma bisa jalan terus, meski arah perjuangannya makin kabur.

 

Penulis : Deny Darmono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Johan

    Beginikah yg disampaikan oleh presiden Prabowo “pemerintahan yg pro rakyat kecil??” ternyata menterinya asbun, tidak punya konsep kerja untuk membela rakyat kecil

    Balas
semua sudah ditampilkan
Baca Lainnya

“Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025”

23 Juli 2025 - 02:15 WIB

Pengangguran Turun dan Investasi Naik, Ini Klaim Prabowo di Kongres PSI

22 Juli 2025 - 11:11 WIB

Investigasi, Pesta Pernikahan Anak KDM Berujung Duka: Tiga Tewas, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian

19 Juli 2025 - 04:57 WIB

Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun, Saut Menangis, Anies Terdiam

18 Juli 2025 - 14:22 WIB

“Dekat Pos Polisi dan Pesantren, Tambang Ilegal di Berau Jalan Terus: Siapa Bekingnya?”

18 Juli 2025 - 00:04 WIB

Trending di News