Menu

Mode Gelap
Polisi: Diplomat Arya Daru Tak Dibunuh, Tapi Luka-Luka di Tubuhnya Bikin Merinding ‘Kenali, Pahami, Empati’: Album Baru SIVIA yang Dibumbui Amarah dan Proses Menjadi Manusia Kenalkan Padel dan Sepatu Baru, Begini Strategi ASICS Garap Pasar Anak Muda Indonesia Vanenburg Dicoret dari SEA Games 2025, PSSI Ungkap Alasannya QRS Travel Ungkap Dirugikan Rp1,2 Miliar oleh PB HMI, Sebut Tak Ada Itikad Baik “Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025”

Kolom Angker

“Rahasia Terlarang di Tanah Naga: Legenda Mistis Pulau Komodo”

badge-check


					Foto ilustrasi cerita Legenda pulau komodo (foto: prabainsight/Ai) Perbesar

Foto ilustrasi cerita Legenda pulau komodo (foto: prabainsight/Ai)

PRABA INSIGHT – Ketika matahari mulai tenggelam di cakrawala Laut Flores, bayangan sabana yang menguning di Pulau Komodo memanjang seperti tangan-tangan gaib.

Wisatawan kembali ke perahu, meninggalkan pulau eksotis yang tampak tenang… tapi hanya di permukaan.

Bagi masyarakat adat Kampung Komodo, yang tinggal di jantung pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo, senja adalah waktu untuk berdiam dan berdoa.

 “Kalau kau masih ada di pantai saat suara ‘dia’ mulai terdengar… kau tak akan pernah kembali,” bisik Ama Yohan, tetua adat yang sudah berusia 87 tahun.

Yang dimaksud “dia” bukanlah komodo biasa, melainkan Ora Putih  komodo gaib berwarna putih yang dipercaya sebagai penjelmaan roh leluhur sekaligus eksekutor kutukan kuno.

AWAL CERITA: DUA ANAK DARI DUNIA BERBEDA

Legenda ini hidup dari generasi ke generasi, diceritakan dalam bisikan dan mimpi-mimpi para dukun adat.

Ribuan tahun silam, saat Pulau Komodo belum bernama dan belum dijamah manusia, seorang perempuan misterius muncul dari laut di Teluk Slawi, tenggara pulau.

Ia disebut Dewi Noro Golo, roh penjaga dari alam gaib timur. Dari penyatuannya dengan roh hutan, lahirlah dua anak kembar:

Gerong, sebagai manusia kuat dan cerdas.

Ora, seekor komodo putih bersisik perak dan bermata merah menyala.

Gerong tumbuh sebagai pelindung pulau, sedangkan Ora dijaga di gua bawah tanah Batu Cermin, tempat yang kini dikeramatkan warga.

Mereka tumbuh bersama dalam cinta… sampai manusia datang.

Ketika manusia mulai bermukim dan Gerong jatuh cinta pada seorang gadis manusia, ia merasa malu pada saudaranya yang “binatang.”

Suatu malam, dalam dengki, Gerong membawa Ora ke puncak bukit dan mencoba membunuhnya.

Namun sebelum tombaknya menancap, bumi bergetar. Angin kencang menerbangkan pohon lontar, dan Dewi Noro Golo muncul dalam bentuk ular besar bersayap emas. Ia menangis sambil mengutuk:

“Kau durhaka, Gerong. Karena itu, keturunanmu akan dihantui naga putih. Ia akan bangkit setiap kali darah keturunanmu mengkhianati tanah ini…”

Gerong lenyap. Tapi sejak saat itu, kadang di malam gelap, terdengar gemuruh aneh dari dalam tanah. Seperti napas… dari naga yang belum mati.

WILAYAH-WILAYAH YANG TAK BOLEH DIJAMAH

Banyak wisatawan mengira Pulau Komodo hanyalah tempat wisata alam. Mereka tidak tahu bahwa menurut warga lokal, ada tiga lokasi terlarang yang menjadi titik energi mistis:

1. Teluk Slawi- tempat asal Dewi Noro Golo. Warga tak berani memancing di sana karena sering terdengar tangisan dari air.

2. Gua Batu Cermin – tempat Ora disembunyikan. Di malam purnama, beberapa pemandu pernah melihat sosok putih merayap di dinding gua.

3. Loh Wau – hutan terlarang. Konon, itu “pintu masuk” ke kerajaan komodo gaib.

Yopi Tanah, pemandu wisata asli Kampung Komodo, bercerita:

“Saya pernah lihat sendiri, bule nyasar ke Loh Wau. Pas kita cari, cuma ketemu bajunya sobek-sobek dan jejak kaki manusia yang berubah jadi jejak tiga jari… besar, dan dalam.”

PERISTIWA ANEH YANG TERDOKUMENTASI

Legenda itu tak hanya tinggal cerita. Beberapa kejadian nyata terekam dan dicatat oleh masyarakat dan aparat:

1997, seorang pemburu liar ditemukan tewas tanpa kepala di semak dekat Loh Liang. Anehnya, tidak ada tanda cakaran, tapi lehernya hangus seperti terbakar dari dalam.

2006, rombongan fotografer asal Eropa melaporkan melihat “komodo putih sebesar mobil kecil” berjalan di pantai saat malam. Saat mereka mencoba mendekat, sosok itu lenyap seperti kabut.

2020, ranger Taman Nasional Komodo menemukan area tanah menghitam dan terbakar membentuk lingkaran di sekitar Batu Cermin. Tak ada penjelasan ilmiah.

KUTUKAN TERUS BERLAKU

Legenda menyebutkan bahwa kutukan Ora Putih akan bangkit jika:

Ada darah komodo tumpah karena pengkhianatan manusia.

Wilayah sakral digali atau dijual ke pihak luar.

Manusia mempermainkan atau mengejek komodo di hadapan umum.

Menurut Komodo Survival Program (2019), masyarakat adat Komodo memegang teguh bahwa komodo bukan sekadar satwa, tetapi makhluk titisan leluhur.

“Dia tidak bisa dijinakkan. Dia bukan binatang. Dia penjaga. Dia mendengar sumpah, dan mengingat siapa yang melanggarnya,” kata Ama Togo, dukun adat Kampung Rinca.

EPILOG: JIKA ORA PUTIH DATANG

Sekarang, saat Pulau Komodo menjadi salah satu destinasi unggulan dunia, sebagian warga masih takut jika pembangunan besar-besaran tanpa restu leluhur akan membangunkan “penjaga lama.”

Karena menurut cerita, ketika kutukan bangkit, Ora Putih tidak datang sendiri.

Ia membawa bala pasukan dari dunia bawah: ular bersayap, burung mata merah, dan bayangan hitam yang menculik jiwa manusia durhaka.

Jika malam Anda berjalan menyusuri pantai, dan Anda mencium bau melati menyengat… berhentilah. Jangan berbalik. Jangan memanggil siapa pun.

Karena mungkin…

itu bukan suara manusia. Tapi napas terakhir sebelum komodo leluhur menjemput.

 

📚 REFERENSI URBAN LEGEND PULAU KOMODO:

  1. Komodo Survival Program (2019), “Sosial Budaya dan Kearifan Lokal Pulau Komodo”
  2. Jurnal Antropologi UI (2020), “Between Dragon and Ancestor”
  3. Laporan KSP & WWF Indonesia, “Konflik Budaya vs Konservasi Komodo”, 2021
  4. Cerita Ama Yohan (Tetua Komodo), Yopi Tanah (Pemandu), Ama Togo (Ahli Spiritual Rinca), Mei 2024.

 

Penulis : Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dibalik Cerita Legenda Hantu Sumala: Teriakan Terakhir dari Dasar Sumur

3 Juli 2025 - 19:56 WIB

Cerita Seram Pasar Setan Gunung Lawu dan Kain Hitam Misterius

19 Juni 2025 - 16:12 WIB

Cerita Mistis Alas Roban: “Jalan Sunyi Para Arwah”

19 Juni 2025 - 15:05 WIB

“Kisah Sari Menemui Nyi Roro Kidul dan Menukar Dirinya Demi Adiknya yang Hilang”

6 Juni 2025 - 20:28 WIB

Cerita Seram Pembawa Keranda di Tikungan Setan, Kaligesing Godean

15 Mei 2025 - 18:26 WIB

Trending di Kolom Angker