Menu

Mode Gelap
Thomas Gigi Rilis Single Baru, Gandeng Soleh Solihun: Hidup Emang Nggak Pernah Bisa Direncanain Laptop Sekolah Rasa Startup: Jaksa Mulai Kepo, BAN Sebut Nadiem Makarim Adalah Inisiatornya Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Blunder: Rusia Sebut Ada Negara Siap Suplai Nuklir Jokowi Gagal Jadi Ketum PSI?, Anak yang Nyalon: Keluarga Cemara Versi Parpol “Resmi! Bank DKI Kini Bernama Bank Jakarta: Dari Daerah ke Panggung IPO” Tentara Israel Bikin Vila di Bali? Selamat Datang di Negeri Nominee dan Visa Turis Multiguna

Internasional

Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Blunder: Rusia Sebut Ada Negara Siap Suplai Nuklir

badge-check


					Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan sejumlah negara siap menyuplai senjata nuklir ke Iran. (Foto: Praba/Istimewa) Perbesar

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan sejumlah negara siap menyuplai senjata nuklir ke Iran. (Foto: Praba/Istimewa)

PRABA INSIGHT- Drama nuklir Timur Tengah makin panas. Setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, mantan Presiden Rusia sekaligus Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, muncul membawa pernyataan yang bikin merinding: ada negara-negara yang siap mengirim senjata nuklir ke Iran.

Pernyataan ini ia unggah langsung lewat Telegram, bukan WhatsApp grup keluarga. Katanya, serangan AS ke Iran bisa berakibat lebih serius dari sekadar rusaknya centrifuge uranium.

“Sejumlah negara siap menyuplai Iran dengan senjata nuklir,” tulis Medvedev, dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (22/6/2025).

Serangan AS ini sendiri dilakukan ke tiga fasilitas nuklir Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan. Tiga tempat yang selama ini dikenal bukan cuma karena proyek nuklirnya, tapi juga karena jadi titik panas dunia internasional sejak zaman program JCPOA masih aktif.

Menurut Medvedev, meski diserang, fasilitas-fasilitas itu nggak rusak parah. Bahkan, proses pengayaan uranium Iran masih bisa lanjut. Artinya, kalau Iran niat bikin senjata nuklir, jalurnya belum tertutup sama sekali.

Bukan cuma urusan teknologi, menurut dia, serangan ini justru bisa jadi blunder politik buat Amerika. Kenapa? Karena rakyat Iran malah jadi makin solid mendukung pemerintahnya.

“Rakyat (Iran) berkonsolidasi di sekitar kepemimpinan spiritual, bahkan orang-orang yang sebelumnya tidak bersimpati (sekarang) akan mendukung pemerintah,” jelas Medvedev.

Kalau Masih Nekat, AS Bisa Diserbu Iran

Medvedev yang dikenal dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ini juga melempar peringatan keras. Katanya, kalau AS terus menyerang Teheran, bukan nggak mungkin Iran bakal mengerahkan pasukan darat. Dan kalau itu terjadi, konflik bisa meluas jauh dari sekadar perang proksi.

Selain itu, Medvedev menyentil Presiden AS, Donald Trump. Katanya, Trump ini ironis: ngaku-ngaku pembawa damai saat kampanye, tapi malah main bom pas sudah duduk di kursi kekuasaan.

“Trump berkampanye sebagai pembawa perdamaian, tapi nyatanya malah melancarkan serangan,” kata Medvedev sinis.

Rakyat AS dan Israel Nggak Semua Setuju

Sebagai penutup, Medvedev menambahkan bahwa langkah Trump menyerang Iran nggak didukung penuh oleh rakyatnya sendiri. Bahkan, ia meyakini bahwa mayoritas warga AS dan Israel mengecam serangan ke Teheran.

Kalau dirangkum, narasi Medvedev ini ibarat bilang ke AS: “Kalau kalian terus main api, jangan kaget kalau rumah tetangga ikut kebakar, dan ada yang siap bantu nyulut lebih besar.”

 

Penulis : Yohanes MW |Editor: Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

AS Bom Iran, Iran Ngamuk, Israel Siaga: Selamat Datang di Middle East Cinematic Universe

22 Juni 2025 - 08:40 WIB

“Hizbullah Bilang Nggak Netral, Israel Ancam: Kalau Nekat, Kami Hapus Kalian dari Peta!”

20 Juni 2025 - 20:11 WIB

Iran Kirim Rudal ke Rumah Sakit di Israel, Netanyahu Ngamuk: “Teheran Akan Bayar Mahal!”

19 Juni 2025 - 08:08 WIB

Israel Kembali Bikin Ulah, Brodong Warga Gaza Saat Antri Makanan, Puluhan Orang Tewas

17 Juni 2025 - 14:07 WIB

Iran Gantung Agen Mossad, Israel Dibalas Rudal: Drama Panas Dua Negara Makin Naik Level Panasnya

16 Juni 2025 - 09:38 WIB

Trending di Internasional