Menu

Mode Gelap
“Bau Tak Sedap di Balik Sidang Etik Notaris Riau: Sekretaris MPW Diduga “Main Mata” “Kisah Sari Menemui Nyi Roro Kidul dan Menukar Dirinya Demi Adiknya yang Hilang” “GBK Bergetar, Tiongkok Gemetar: Gol Romeny Cetak Sejarah Baru” MIND ID & PT Timah Gagas Tambang Timah Laut Lebih Rapi: Ada Kemitraan, Ada MCOS Sustainibox dari MIND ID: Ketika Suvenir Pameran Bisa Bikin Kamu Mikirin Masa Depan Bumi Dulu Meracik Bom, Sekarang Meracik Kopi: Perjalanan Umar Patek yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Prabers

Miss England Cabut dari Miss World: “Kami Disuruh Ngobrol Sama Pria Kaya, Seperti Pelacur Bermahkota”

badge-check


					Miss England 2024, Milla Magee, memutuskan mundur dari ajang Miss World 2025 yang akan digelar di Telengana, India, pada 31 Mei 2025.(Foto: istimewa) Perbesar

Miss England 2024, Milla Magee, memutuskan mundur dari ajang Miss World 2025 yang akan digelar di Telengana, India, pada 31 Mei 2025.(Foto: istimewa)

PRABA INSIGHT – Milla Magee bukan ratu kecantikan biasa. Dia bukan tipe yang senyum palsu sambil dadah-dadah ke kamera, lalu nerima begitu aja dunia yang katanya menjunjung “beauty with a purpose”, tapi nyatanya malah bikin peserta merasa kayak pajangan toko.

Perempuan yang tahun ini menyandang gelar Miss England 2024 itu memilih cabut dari ajang Miss World 2025. Ya, mundur.

Di tengah jalan. Setelah terbang jauh-jauh ke Telengana, India. Alasannya? Karena dia muak.

“Aku pergi ke sana untuk membuat perubahan,” ujar Milla, seperti dikutip Wolipop, Minggu (25/5/2025). “Tapi di sana kami hanya duduk seperti monyet yang melakukan pertunjukan.”

Keras? Sangat. Tapi itulah Milla. Cewek asal Newquay, Cornwall itu bukan tipe yang bisa pura-pura nyaman saat batinnya berontak. Buat dia, ajang Miss World sudah kadaluwarsa terjebak di masa lalu dan penuh kemunafikan.

“Organisasi itu terjebak di masa lalu. Secara moral aku tidak bisa mengambil bagian dari acara tersebut,” tegasnya.

Katanya, Miss World itu ajang yang tujuannya mulia: bikin perubahan, bawa dampak positif, dan memberdayakan perempuan.

Tapi realitanya? Jauh panggang dari api. Yang ada malah peserta disuruh senyum terus, jaga penampilan, dan ikut kegiatan yang bikin Milla merasa kayak sedang dijadikan tontonan elite.

“Tujuan dari acara adalah untuk berbuat baik, mempromosikan perubahan, dan membuat perbedaan. Tapi itu jelas tidak akan terjadi,” katanya.

“Sejauh yang aku lihat, organisasi tidak akan berubah dan terjebak di masa lalu. Semua mahkota dan selempang di dunia tidak akan ada artinya dibandingkan menyuarakan pendapatmu dan membuat perbedaan di dunia.”

Yang bikin Milla makin geram adalah momen saat jamuan makan malam. Kontestan Miss World, termasuk dirinya, disuruh duduk di tiap meja dua gadis untuk enam pria. Tugas mereka? “Menghibur” para tamu undangan laki-laki.

“Dua gadis di setiap meja yang berisi enam tamu. Kami diminta untuk duduk bersama mereka sepanjang malam dan menghibur mereka sebagai ucapan terima kasih,” kata Milla.

Dia kaget. Bingung. Marah. Merasa dijadikan ‘pemanis meja’. “Aku merasa itu tidak masuk akal.

Aku berpikir, ‘Ini salah besar’. Aku tidak datang ke sini untuk menjadi hiburan orang lain,” lanjutnya.

“Miss World seharusnya memiliki nilai-nilai yang sama. Mereka membuatku merasa seperti pelacur.”

Ucapan yang begitu frontal ini lahir dari tekanan yang sudah tidak bisa ditahan. Milla bahkan sempat menangis saat menelepon ibunya.

Ia merasa bukan cuma dirinya, tapi semua peserta, sedang dieksploitasi.

Akhirnya, pada 16 Mei, Milla resmi mengundurkan diri. Dia pulang ke Inggris.

Panitia Miss World? Awalnya cuma bilang mundurnya Milla karena “alasan pribadi dan kesehatan.” Tapi setelah wawancara ini viral, publik tahu alasan yang sesungguhnya.

Meski ditinggal Milla, Inggris tetap punya wakil di Miss World 2025. Runner-up Miss England, Charlotte Grant, langsung maju jadi pengganti.

Sementara Milla? Kembali ke pantai. Menjadi penjaga pantai dan peselancar, profesi yang baginya jauh lebih jujur dan manusiawi dibanding berdiri di panggung sambil dipajang.

Miss World, menurut Milla, perlu berbenah. Bukan cuma ganti dekorasi dan nambah sponsor.

Tapi evaluasi mendalam soal esensi: mau jadi ajang kecantikan atau alat hiburan elite?

Sampai hari ini, satu pernyataan Milla terus terngiang:

“Semua mahkota dan selempang di dunia tidak akan ada artinya dibandingkan menyuarakan pendapatmu dan membuat perbedaan di dunia.”

Dan mungkin itu justru momen paling berkelas yang pernah terjadi dalam sejarah kontes ratu sejagat.

 

Penulis: Stefanie Lengka 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sustainibox dari MIND ID: Ketika Suvenir Pameran Bisa Bikin Kamu Mikirin Masa Depan Bumi

5 Juni 2025 - 06:05 WIB

Lagu Nuansa Bening Kini Jadi Nuansa Pening: Vidi Aldiano di gugatan Rp24,5 M dan Rumah Pribadinya Terancam di sita

4 Juni 2025 - 07:47 WIB

Kasus Pemerasan 4 Miliar Nikita Mirzani dan Assistennya Siap disidangkan

2 Juni 2025 - 08:12 WIB

“Mitra Ojol: Budak Digital di Era Goodwill”

28 Mei 2025 - 18:20 WIB

“Judi Online: Industri Gelap yang Ditoleransi Diam-diam?”

28 Mei 2025 - 16:03 WIB

Trending di Prabers