PRABA INSIGHT- PEMALANG- Ketika Kaesang Pangarep terpilih lagi sebagai Ketua Umum PSI di Munas Solo (19 Juli 2025), banyak kader yang menyambut dengan antusias. Yel-yel khas PSI yang digemakan kala itu berbunyi lantang: “Gajah… Kuat, Bijak, Setia!” Tapi di Pemalang, Jawa Tengah, ternyata semangat gajah itu malah terasa seperti gajah ambruk kena jebakan jerat.
Solidaritas yang Cuma Jadi Poster
Badan Pemenangan Pemilu DPD PSI Pemalang, Leni, terang-terangan mengaku kecewa dengan surat DPW PSI Jawa Tengah nomor 209/B/DPW-XIV/2025. Surat itu, yang ditujukan khusus ke Ketua DPD Mukhsinin, berisi undangan “Rapat Koordinasi Calon Ketua DPD Partai”. Masalahnya, menurut Leni, di balik surat itu sudah ada nama calon ketua pengganti—bahkan sebelum rapat digelar.
“Kami ini bicara solidaritas, tapi kenyataannya solidaritas hanya berhenti di spanduk,” keluh Leni.
Ketua DPD Pemalang, Mukhsinin, mencoba mencari tahu apa persoalan yang membuat kursinya terancam. Jawaban dari Antonius Yogo Prabowo, Ketua DPW PSI Jateng, justru bikin kening berkerut: “Tidak ada masalah, Mas, ini cuma instruksi.”
Dari PDI-P ke PSI, Jalan Pintas Jadi Ketua
Kekecewaan semakin memuncak ketika nama Sudarsono—eks PDI-P pecatan—tiba-tiba muncul sebagai calon pengganti Mukhsinin. “Kami membesarkan PSI Pemalang sejak 2023. Struktur DPC dibentuk, ranting-ranting dirawat, bahkan kami bersama lima partai lain memenangkan Pilkada Pemalang. Tapi tiba-tiba datang ‘orang baru’ yang entah kemana kakinya saat pemilu lalu, langsung diproyeksikan jadi ketua,” ujar salah satu eks caleg DPR RI PSI dari Jateng X.
Agung, Sekretaris DPD PSI Pemalang, menambahkan bahwa kepemimpinan Mukhsinin justru selama ini transparan, bahkan soal keuangan partai. “Sekarang kami harus menelan pil pahit keputusan sepihak. Solidaritas, kuat, bijak, setia—semua itu kayak jargon kosong,” ucapnya getir.
WA Duluan, Surat Belakangan
Yang bikin makin aneh, menurut Agung, Sudarsono sudah lebih dulu mengirim pesan WhatsApp soal dirinya akan menggantikan posisi Ketua DPD PSI Pemalang pada 19 Agustus 2025. Padahal, surat resmi DPW baru turun pada 25 Agustus 2025. “Jadi, ini partai terbuka apanya? WA duluan, surat belakangan. Semua sudah dipastikan sepihak,” sindirnya.
PSI Pemalang: Dari “Kuat, Bijak, Setia” Jadi “Rungkad, Kaget, Kecewa”
Bagi sebagian kader PSI Pemalang, keputusan ini lebih mirip manuver politik internal ketimbang semangat keterbukaan. Apa pun alasannya, mereka merasa kontribusi Mukhsinin dan pengurus lama seperti dilupakan begitu saja.
Jika dulu yel-yel PSI berbunyi lantang “Gajah… Kuat, Bijak, Setia!”, kini kader Pemalang mungkin lebih cocok bikin yel baru: “PSI… Rungkad, Kaget, Kecewa!”
Penulis : Andi Ramadhan | Editor : Irfan