Menu

Mode Gelap
Prabowo Muncul di Expo 2025 Osaka, Netizen Heboh Sambut Unggahan di X Pejabat dan “Tot Tot Wuk Wuk”: Netizen Gerah, Istana Sampai Ikut Angkat Suara Dari Jepang ke Amerika, Lanjut Kanada dan Belanda: Diplomasi Marathon Prabowo HANTU Sumsel Desak Kejaksaan Agung Periksa Walikota Palembang Ratu Dewa soal Fee Rp 84 Miliar Sandri Rumanama Ingatkan, Reformasi Polri Tak Cukup Struktural Tanpa Perubahan Kultur Potongan Mencekik, Bonus PHP: Driver Online Ngadu ke DPR

News

Sandri Rumanama: Belajar dari Nepal, Indonesia Harus Kompak Hadapi Krisis Global

badge-check


					Direktur Haidar Alwi Institute, Sandri Rumanama, mengingatkan Indonesia belajar dari krisis Nepal. Ia menyerukan solidaritas nasional agar bangsa tidak terjebak konflik global.(Foto:Ist) Perbesar

Direktur Haidar Alwi Institute, Sandri Rumanama, mengingatkan Indonesia belajar dari krisis Nepal. Ia menyerukan solidaritas nasional agar bangsa tidak terjebak konflik global.(Foto:Ist)

PRABA INSIGHT – Jakarta – Lagi-lagi dunia kasih kabar buruk. Nepal dalam sepekan terakhir diguncang demo besar-besaran yang berubah jadi tragedi. Korban jiwa jatuh, gedung-gedung rusak, dan politikus kelas atas ikut terseret. Gambarnya sih mirip-mirip film dokumenter, tapi nyatanya bikin ngeri.

Direktur Haidar Alwi Institute, Sandri Rumanama, langsung angkat bicara. Menurutnya, situasi Nepal ini bisa jadi kaca spion buat Indonesia. Soalnya, kondisi geopolitik, tingkat demokrasi, sampai pendapatan per kapita kedua negara, katanya, nggak jauh beda.

“Kita sama-sama sebagai negara demokrasi. Pendapatan per kapita kita tidak tergolong jauh berbeda. Ekonomi nasional Nepal dan Indonesia juga tidak memiliki grafis statistik yang signifikan. Artinya, kita harus belajar dari kondisi yang ada di Nepal saat ini, harus bahu membahu menjadi satu kesatuan di tengah geopolitik global yang tidak menentu,” ucap Sandri di Jakarta.

Jangan Sampai Indonesia Jadi “Nepal Kedua”

Haidar Alwi Institute, lewat gerakan Rakyat Bantu Rakyat, mencoba memberi sinyal kuat: solidaritas nasional itu bukan jargon semata. Bagi Sandri, bantuan dari kalangan dermawan penting supaya masyarakat tetap merasakan kehadiran negara (atau minimal kehadiran sesama) di tengah kondisi ekonomi yang bikin napas ngos-ngosan.

“Kami khawatir Indonesia bisa ikut-ikutan kalau solidaritas nasional ini longgar. Jangan sampai kita seperti Nepal,” tegas Sandri.

Dia juga menekankan pentingnya aparat keamanan tetap siaga pascakericuhan di beberapa wilayah dalam negeri. Bukan nakut-nakutin, tapi lebih ke langkah antisipasi kalau krisis politik global mulai bocor ke rumah kita.

“Pemerintah harus bersama, aparat keamanan juga harus bersiap mengantisipasi kondisi geopolitik global yang tidak menentu. Apalagi kita baru saja mengalami tragedi yang hampir sama seperti Nepal dalam kurun waktu sepekan terakhir. Artinya potensi konflik dan krisis politik tentu masih ada,” papar Sandri.

Intinya: Kompak atau Kocar-kacir

Singkatnya, pesan Sandri jelas: jangan tunggu kebakaran baru sibuk cari ember. Indonesia harus belajar dari Nepal, memperkuat solidaritas, dan bikin barisan rapi supaya krisis global tidak mampir dengan gratisan. (Van)

Baca Lainnya

Pejabat dan “Tot Tot Wuk Wuk”: Netizen Gerah, Istana Sampai Ikut Angkat Suara

20 September 2025 - 12:05 WIB

Dari Jepang ke Amerika, Lanjut Kanada dan Belanda: Diplomasi Marathon Prabowo

20 September 2025 - 11:23 WIB

HANTU Sumsel Desak Kejaksaan Agung Periksa Walikota Palembang Ratu Dewa soal Fee Rp 84 Miliar

19 September 2025 - 13:00 WIB

Sandri Rumanama Ingatkan, Reformasi Polri Tak Cukup Struktural Tanpa Perubahan Kultur

19 September 2025 - 05:52 WIB

Potongan Mencekik, Bonus PHP: Driver Online Ngadu ke DPR

18 September 2025 - 20:00 WIB

Trending di News