PRABA INSIGHT – Kalau dulu Alessandro Del Piero dikenal sebagai maestro di lapangan hijau, sekarang ia sah jadi Mister.
Bukan karena ikut sinetron mafia Italia atau gabung Ormas, tapi karena Del Piero resmi mengantongi lisensi kepelatihan UEFA. Yes, Il Pinturicchio sekarang boleh berdiri di pinggir lapangan sambil teriak, “Pressing dong, bukan piknik!”
Del Piero mengumumkan kabar bahagia ini lewat Instagram. Dengan gaya khasnya yang kalem tapi mengandung kadar kepercayaan diri tinggi, ia menulis, “Mulai hari ini, Anda juga bisa memanggil saya Mister.” Singkat, padat, dan lebih tajam dari tendangan bebasnya ke pojok gawang lawan.
Sebagai informasi buat yang baru akrab sama dunia sepak bola Italia, “Mister” adalah sebutan kehormatan untuk pelatih.
Istilah ini punya bobot tertentu di negeri spaghetti dan taktik parkir bus. Artinya, Del Piero sekarang bukan cuma bisa ngomong di studio sebagai analis Serie A dan Liga Champions di Sky Sport Italia dan CBS Sports, tapi juga bisa beneran nyusun starting eleven, marahin wasit, sampai lempar botol kalau timnya kalah.
Dalam unggahannya, legenda hidup Juventus ini tak lupa mengucapkan terima kasih pada FIGC (Federasi Sepak Bola Italia), para instruktur, dan tentu saja keluarga tercinta.
Yang bikin netizen meleleh, Del Piero menuliskan rasa harunya karena istri dan anak-anaknya diam-diam hadir saat ia mempresentasikan tesis di Florence.
Judul tesisnya? Bukan tentang cara nyetak gol pakai sepatu Lotto atau gaya rambut tahun 2000-an, tapi soal visi pribadi dan profesionalnya tentang sepak bola dan dunia kepelatihan. Keren banget, ya.
Bukan Sekadar Wajah Ganteng, Del Piero Punya Segudang Trofi
Kalau ngomongin Del Piero, tidak cukup hanya bilang dia ganteng dan setia. Lelaki asal Conegliano ini adalah simbol Juventus.
Ia memegang rekor sebagai pencetak gol dan pemilik caps terbanyak dalam sejarah klub. Ia juga turut mengantar Italia juara Piala Dunia 2006 sebuah prestasi yang tak bisa dibeli pakai endorse skincare.
Total, Del Piero mengoleksi enam gelar Serie A, satu Coppa Italia, empat Supercoppa Italiana, dan satu Liga Champions yang dia raih bersama Juventus musim 1995/1996.
Ia juga sempat main di Serie B waktu Juventus terkena kasus Calciopoli, menunjukkan bahwa loyalitasnya bukan hanya di lirik lagu cinta-cintaan.
Sebelum Juventus, Del Piero sempat berseragam Padova. Dan setelah keluar dari Juve, dia sempat mengembara ke Australia (Sydney FC) dan India (Delhi Dynamos).
Untuk Timnas Italia, dia mencetak 27 gol dari 91 pertandingan cukup buat bikin envy para striker Gen Z yang baru dapat caps.
Apa Selanjutnya untuk Sang “Mister”?
Belum jelas apakah Del Piero akan langsung menangani tim profesional atau memilih magang dulu di akademi.
Tapi satu hal pasti: sepak bola sekarang punya satu lagi pelatih yang tak hanya pintar meracik taktik, tapi juga punya modal karisma, pengalaman segudang, dan aura bintang yang nggak akan luntur meski rambutnya kini mulai memutih.
Jadi, siap-siap ya, mungkin sebentar lagi kita akan dengar kalimat, “Juventus resmi menunjuk Alessandro Del Piero sebagai pelatih kepala.”
Kalau itu terjadi, ya jelas: nostalgia dan harapan akan kembali menyatu dalam satu kata: Forza Mister!
Penulis : Ristanto