PRABAINSIGHT.COM-JAKARTA-Sudah beberapa hari ini, grup WhatsApp penghuni Apartemen Gading Nias Residences (GNR) ramai bukan main. Ada yang mengeluh soal IPL naik, ada yang protes tentang Sinking Fund, ada juga yang tiba-tiba menyebut “pelanggaran HAM”. Entah sejak kapan tagihan apartemen jadi urusan hak asasi manusia.
Edison Manurung, Ketua PPPSRS GNR, geleng-geleng kepala membaca berita yang beredar di media online. Katanya, penghuni diintimidasi, dipaksa membayar iuran, bahkan ada premanisme di apartemen.
“Kok bisa begitu ya? Kami cuma kasih surat pemberitahuan soal tunggakan, malah dibilang melanggar HAM. Coba kalau kantor pajak kasih surat teguran, apa itu juga pelanggaran HAM?” katanya sambil tersenyum kecut, Kamis (13/3/2025).
Tapi ini bukan urusan sepele. Berita bohong sudah terlanjur menyebar, membuat sebagian penghuni resah. Ada yang takut tiba-tiba listrik apartemennya dicabut, ada yang khawatir keamanan terganggu.
Padahal, kata Edison, mayoritas penghuni baik-baik saja. Dari total 6.340 unit dan kios, sebanyak 5.438 sudah membayar tarif baru tanpa ribut-ribut.
“Yang protes ini sebenarnya cuma segelintir. Tapi mereka paling berisik di media,” ujarnya.
Mediasi Deadlock, Tapi Kok Ada Hasil?
Satu hal yang membuat Edison bingung adalah klaim bahwa mediasi soal IPL ini berakhir deadlock.
“Kalau benar buntu, seharusnya nggak ada keputusan, kan? Tapi mereka bilang Badan Pengelola tetap jalan dengan kebijakan yang bertentangan dengan hasil mediasi. Lho, hasilnya apa kalau deadlock?” katanya heran.
Ada juga hoaks lain yang tak kalah heboh: PPPSRS dituduh menaikkan tarif listrik.
“Itu nggak benar. Nggak ada kenaikan tarif listrik di GNR,” tegas Edison.
Menurutnya, isu itu sengaja dimainkan untuk bikin penghuni panik.
Kalau Keberatan, Gugat Saja
Edison menegaskan, PPPSRS siap dikritik. Tapi kalau kritiknya pakai berita bohong? Itu lain cerita.
“Kalau memang ada yang keberatan, ya tempuh jalur hukum. Jangan bikin hoaks, terus nggak berani kasih nama di media,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa penyesuaian IPL dan SF ini bukan keputusan asal-asalan. Sejak 2017, tarif di GNR belum pernah naik, sementara biaya operasional terus membengkak. Rapat Umum Tahunan Anggota (RUTA) yang digelar September 2024 lalu sudah membahas ini dengan detail, lengkap dengan laporan keuangan yang diaudit akuntan publik.
“Semua transparan, semua sudah dijawab dalam forum. Jadi, apalagi yang kurang jelas?” pungkasnya.
Di luar, suasana Gading Nias Residences tetap seperti biasa. Warga yang tak ambil pusing tetap menjalani hari-hari mereka. Yang telanjur termakan hoaks, mungkin masih sibuk mengetik di grup WhatsApp.