Menu

Mode Gelap
Prabowo Muncul di Expo 2025 Osaka, Netizen Heboh Sambut Unggahan di X Pejabat dan “Tot Tot Wuk Wuk”: Netizen Gerah, Istana Sampai Ikut Angkat Suara Dari Jepang ke Amerika, Lanjut Kanada dan Belanda: Diplomasi Marathon Prabowo HANTU Sumsel Desak Kejaksaan Agung Periksa Walikota Palembang Ratu Dewa soal Fee Rp 84 Miliar Sandri Rumanama Ingatkan, Reformasi Polri Tak Cukup Struktural Tanpa Perubahan Kultur Potongan Mencekik, Bonus PHP: Driver Online Ngadu ke DPR

Internasional

One Family, Geng Bayangan di Balik Kematian Diplomat RI di Peru

badge-check


					Kemenlu RI pastikan usut tuntas penembakan staf KBRI Peru, Zetro Leonardo Purba. Polisi Peru duga keterlibatan geng kriminal One Family.(FOTO: Antara) Perbesar

Kemenlu RI pastikan usut tuntas penembakan staf KBRI Peru, Zetro Leonardo Purba. Polisi Peru duga keterlibatan geng kriminal One Family.(FOTO: Antara)

PRABA INSIGHT – JAKARTA – Kalau biasanya berita diplomasi itu isinya perjanjian dagang, kunjungan kenegaraan, atau jamuan makan malam, kali ini ceritanya jauh lebih kelam. Zetro Leonardo Purba, staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Peru, ditembak mati di Distrik Lince, Lima. Dan polisi Peru menduga kuat, ini bukan perampokan biasa. Ini urusan geng.

Ya, geng. Nama mereka “One Family” ironis memang, kedengarannya kayak komunitas pengajian atau perkumpulan keluarga harmonis, tapi aslinya mereka spesialis urusan kotor: prostitusi, pemerasan, sampai pembunuhan bayaran. Dipimpin oleh Danny Alexander Zapata Sosa alias El Chino, geng ini jadi momok di jalanan Lince.

Dan Senin sore (1/9/2025) lalu, tembakan mereka merenggut nyawa Zetro. Bukan dompetnya, bukan sepedanya, tapi hidupnya. Polisi Peru bilang, ini jelas-jelas pembunuhan berencana.

Pemerintah Indonesia Marah, Menlu Pasang Badan

Kabar kematian Zetro bikin Kementerian Luar Negeri RI langsung bereaksi keras. Menlu Sugiono berdiri tegak di Bandara Soekarno-Hatta, menyerahkan jenazah Zetro ke keluarga, sembari berjanji: kasus ini akan dibongkar seterang-terangnya.

“Kami berkomitmen menyelesaikan urusan ini dengan jelas dan terang,” katanya. Kata-kata yang biasanya kita dengar di rapat kabinet, tapi kali ini diucapkan di ruang penuh tangisan keluarga yang histeris.

Sugiono juga berjanji pemerintah akan mengurus istri dan anak-anak Zetro. “Keluarga yang engkau tinggalkan akan kami rawat,” ucapnya, menutup malam dengan doa dan rasa kehilangan yang tak main-main.

Dari Melbourne ke Lima, Perjalanan Hidup yang Terhenti di Jalanan

Zetro bukan nama asing di dunia diplomasi RI. Sebelum ditempatkan di Peru, ia pernah bertugas di KJRI Melbourne. Hidupnya penuh pindah tugas, pindah negara, pindah tanggung jawab. Hingga akhirnya nasib membawanya ke Lima—dan sayangnya juga ke lintasan peluru geng jalanan.

Jenazahnya baru bisa tiba di Jakarta setelah perjalanan lebih dari 35 jam. Peti khusus standar internasional, izin ekspor dari otoritas Peru, hingga pesawat Belanda yang membawa rombongan. Birokrasi panjang untuk seorang abdi negara yang sudah tak bernyawa.

Di Balik Tembakan “One Family”

Kepolisian Peru percaya, tak ada yang kebetulan. Zetro ditembak bukan karena salah tempat, salah waktu. Ia target. One Family yang katanya “satu keluarga” ternyata justru memutus satu keluarga Indonesia.

Sugiono sendiri menegaskan, pemerintah RI tidak akan berhenti sampai kasus ini tuntas. Tapi, siapa pun yang menekan pelatuk di sore itu, dan siapa pun yang membayar jasanya, sudah meninggalkan jejak: bahwa dunia diplomasi pun ternyata bisa kena teror geng jalanan.

Dan di titik inilah, “One Family” bukan lagi sekadar nama geng kriminal di Peru. Mereka sudah menjadi catatan kelam dalam sejarah diplomasi Indonesia.(VAN)

Baca Lainnya

Prabowo Muncul di Expo 2025 Osaka, Netizen Heboh Sambut Unggahan di X

20 September 2025 - 13:19 WIB

Resmi! TikTok Bakal Diambil Alih Amerika, Nasib Algoritma Jadi Pertanyaan Besar

16 September 2025 - 08:22 WIB

Kronologi Revolusi Gen Z Nepal: Demo Medsos Berujung 19 Tewas dan Parlemen Hangus

10 September 2025 - 13:15 WIB

Mengenal Zetro Leonardo Purba, ASN Kemlu yang Dedikasinya Berhenti oleh Tiga Peluru

3 September 2025 - 22:38 WIB

Kantor Berita VOA Resmi Tutup, Ribuan Karyawan dan Jurnalis Kehilangan Pekerjaan

23 Agustus 2025 - 07:43 WIB

Trending di Internasional