Menu

Mode Gelap
Polisi: Diplomat Arya Daru Tak Dibunuh, Tapi Luka-Luka di Tubuhnya Bikin Merinding ‘Kenali, Pahami, Empati’: Album Baru SIVIA yang Dibumbui Amarah dan Proses Menjadi Manusia Kenalkan Padel dan Sepatu Baru, Begini Strategi ASICS Garap Pasar Anak Muda Indonesia Vanenburg Dicoret dari SEA Games 2025, PSSI Ungkap Alasannya QRS Travel Ungkap Dirugikan Rp1,2 Miliar oleh PB HMI, Sebut Tak Ada Itikad Baik “Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025”

Internasional

Pesawat Jamaah Haji Dibom Israel, Bandara Sanaa Lumpuh Total: Agresi yang Membungkam Ibadah

badge-check


					Pesawat jenis Airbus A320-233 angkut Jema'ah Haji yang di rudal oleh Israel (foto: istimewa) Perbesar

Pesawat jenis Airbus A320-233 angkut Jema'ah Haji yang di rudal oleh Israel (foto: istimewa)

PRABA INSIGHT- Seakan perang belum cukup memporakporandakan Gaza, Israel kini melebarkan sayap serangannya ke Bandara Internasional Sanaa, Yaman.

Rabu pagi waktu setempat (28/5), empat serangan udara menghantam bandara tersebut, menghancurkan satu-satunya pesawat milik Yemenia Airways yang siap mengangkut jamaah haji ke Jeddah, Arab Saudi.

Pesawat jenis Airbus A320-233 itu baru saja mendarat dari Amman, Yordania, dan dijadwalkan terbang kembali membawa rombongan calon haji.

Tapi rencana suci ini keburu ambyar dihantam rudal. Menurut Khaled al-Shaif, Direktur Bandara Sanaa, ini adalah satu-satunya pesawat layak terbang yang tersisa milik Yemenia Airways.

Tak pelak, 800 jamaah asal Yaman harus gigit jari. Harapan menunaikan rukun Islam kelima kini terkubur di bawah puing-puing bandara.

Bukan hanya jamaah haji yang jadi korban, tapi juga ribuan pasien yang menunggu pengobatan ke luar negeri. Satu serangan, dua tragedi kemanusiaan.

Serangan Bertubi-tubi: Bandara Jadi Sasaran Empuk

Serangan ini bukan yang pertama. Mei lalu, Israel juga meluncurkan 30 serangan udara ke bandara yang sama, menghantam terminal, landasan pacu, hingga pesawat sipil. Kali ini, satu pesawat kembali lenyap.

Delapan pesawat sipil telah hancur sejak agresi ini dimulai. Dan tragisnya, Bandara Sanaa baru saja dibuka kembali untuk penerbangan sipil setelah renovasi besar-besaran.

Kementerian di pemerintahan Sanaa menuding Israel secara sengaja menyerang infrastruktur sipil untuk melemahkan Yaman dan solidaritasnya terhadap Palestina.

Mereka menyebut ini sebagai “pelanggaran berat hukum internasional” dan mendesak PBB turun tangan. Tapi ya, kita tahu sendiri, PBB lebih sering jadi penonton daripada pemain dalam urusan semacam ini.

Houthi: Kami Tak Akan Mundur

Pemimpin Houthi, Abdel-Malik al-Houthi, menyebut serangan ke bandara sebagai upaya untuk memutus dukungan rakyat Yaman terhadap Palestina.

Dalam pidatonya beberapa jam setelah serangan, ia bersumpah akan terus mendukung Hamas dan rakyat Gaza.

“Kami berjuang untuk berdiri bersama Palestina, melawan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Al-Houthi juga menyindir motif serangan yang ia duga untuk menghambat keberangkatan jamaah haji. “Tapi Insya Allah, mereka akan gagal,” tegasnya.

Hizbullah Turun Tangan, AS Kembali Kena Getahnya

Tak cuma Houthi yang naik pitam, Hizbullah di Lebanon juga ikut angkat suara. Mereka menyebut serangan ini sebagai “agresi biadab” dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan.

Tak lupa, mereka menyindir Amerika Serikat yang dianggap membiarkan Israel bertindak semena-mena, dan menyebut komunitas internasional sebagai “diam membisu penuh rasa malu”.

Hizbullah menyerukan negara-negara Arab dan Muslim untuk segera bertindak mencabut pengepungan di Gaza dan mendukung perjuangan rakyat Yaman.

Tapi seruan ini, seperti biasa, kemungkinan hanya akan menggema di seminar-seminar dan konferensi pers tanpa hasil nyata.

Israel: Kami Kirim Pesan Keras

Dari pihak seberang, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut serangan itu sebagai respons atas ancaman Houthi yang menyerang kapal-kapal menuju Israel.

“Ini adalah pesan yang sangat jelas. Siapa pun yang menyerang Israel, akan kami hajar balik,” katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyebut Houthi hanya pion kecil. Target utamanya adalah Iran, yang dianggap sebagai otak di balik semua kekacauan ini.

Ia mengingatkan bahwa setiap serangan terhadap Israel akan dibalas berkali lipat.

Laut Merah Makin Merah

Sejak perang Gaza pecah Oktober 2023, kelompok Houthi memang jadi musuh tambahan bagi Israel. Mereka berulang kali menyerang pelayaran di Laut Merah dan mengancam blokade laut ke pelabuhan Haifa.

Situasi ini memicu aksi militer balasan dari AS dan Inggris yang menghujani Yaman sejak awal 2024. Tapi awal Mei lalu, Washington dan Houthi kabarnya mencapai kesepakatan gencatan senjata. Yah, entah masih berlaku atau sudah tinggal kenangan.

 

Penulis: Deny Darmono| Editor : Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

“Kim Jong Un Nyatakan Dukungan Tanpa Syarat ke Rusia, Kirim Ribuan Tentara dan Amunisi”

14 Juli 2025 - 04:08 WIB

“Keji! Israel Bom RS Indonesia, Dokternya Tewas: Dunia Marah, Tapi Bom Tetap Meledak Tiap Hari”

4 Juli 2025 - 05:14 WIB

Trump Bela Mati-matian Netanyahu Minta Kasus Korupsinya ditutup dan Sebut ‘Dia Pahlawan’

29 Juni 2025 - 15:17 WIB

Nuklir, Rudal, dan Retorika: Netanyahu Klaim Israel Menang Lawan Iran

25 Juni 2025 - 10:43 WIB

Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Blunder: Rusia Sebut Ada Negara Siap Suplai Nuklir

23 Juni 2025 - 04:36 WIB

Trending di Internasional