Menu

Mode Gelap
Komposisi Komite Reformasi Polri Sudah Proporsional: Seimbang Tak Harus Sama Banyak Huawei Mate 70 Air: Ponsel Tipis Saingan iPhone 17 Air, tapi Baterainya Nggak Tipis-Tipis Amat GMMB Apresiasi Kombes Alfian Nurrizal: Tangani Kerusuhan Jakarta Timur dengan Kepala Dingin Sebelum Wafat, Antasari Azhar Titip Pesan Menohok buat Presiden Prabowo: “Tetap Teguh Berantas Korupsi” Sandri Rumanama: Reformasi Polri Harus Dimulai dari Dalam, Bukan Sekadar Ganti Seragam Dikira Sudah Meninggal, Ternyata Masih Dioperasi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Diduga Korban Bullying

Regional

Tanda Tangan Dipalsukan, Saham Dialihkan, Polisi Bilang: Itu Cuma Urusan Suami-Istri

badge-check


					Marta berharap kepolisian tidak menjadikan statusnya sebagai istri dari terlapor sebagai alasan untuk memperlambat penanganan kasus (foto: istimewa) Perbesar

Marta berharap kepolisian tidak menjadikan statusnya sebagai istri dari terlapor sebagai alasan untuk memperlambat penanganan kasus (foto: istimewa)

PRABA INSIGHT- Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan label: “persoalan rumah tangga.” Namun bagi Marta Uli Emmelia, ini bukan sekadar konflik dapur dan ranjang. Ini tentang hak milik, kepercayaan, dan dugaan persekongkolan.

Kasus ini bermula dari laporan resmi yang didaftarkan di Polda Riau, Nomor: LP /B/84/II/2025/SPKT/Polda Riau tertanggal 13 Februari 2025. Marta menuduh suaminya, Sahala Sitompul, memalsukan tanda tangannya untuk menerbitkan dua akta penting: Akta Hibah Saham Nomor 07 dan Akta Berita Acara RUPS Nomor 08 tertanggal 21 Juni 2022.

Notaris Elfit Simanjuntak disebut ikut terlibat dalam penerbitan akta tersebut. Masalahnya: akta itu terbit tanpa kehadiran Marta dan tanpa tanda tangannya yang sah.

Polisi Anggap Persoalan Rumah Tangga

Pihak Ditreskrimum Polda Riau, yang menangani perkara ini, memberikan respons yang mengejutkan.

“Itu hanya mis-komunikasi antara suami dan istri. Tidak perlu dibesar-besarkan,” kata Direktur Reskrimum, Kombes Asep Darmawan, kepada wartawan, sebelum meninggalkan lokasi wawancara.

Pernyataan tersebut memicu gelombang kritik. Bagi Marta, label “persoalan rumah tangga” hanya menjadi tameng untuk menutupi persoalan pidana yang nyata.

Advokat: Hukum Tak Boleh Lumpuh di Hadapan Buku Nikah

Praktisi hukum Tommy Freddy, S.Kom, SH, MH, menilai sikap aparat justru berpotensi membahayakan penegakan hukum.

“Ini bukan perkara kasur, ini perkara hukum. Ada akta yang diterbitkan atas dasar tanda tangan palsu. Ada saham yang berpindah tangan tanpa seizin pemiliknya. Itu pidana,” tegasnya.

Marta sebelumnya memegang 950 lembar saham di PT Shali Riau Lestari. Dalam akta hibah, 450 lembar saham atas namanya dialihkan ke Roderick Manna Yunita. Sahamnya menyusut jadi 500 lembar. Semua terjadi tanpa kehadiran atau persetujuannya.

“Kalau ini dianggap normal karena pelakunya suami sendiri, berarti siapa pun bisa mencuri hak pasangannya dan berlindung di balik pernikahan,” lanjut Tommy.

Sanksi Sudah Dijatuhkan ke Notaris, Tapi Proses Pidana Masih Stagnan

Majelis Pengawas Wilayah Notaris (MPWN) Provinsi Riau ternyata sudah memproses etik notaris Elfit Simanjuntak. Hasilnya: Notaris dijatuhi sanksi peringatan tertulis karena melanggar Pasal 16 ayat (1) huruf a dan m UU Jabatan Notaris.

Dalam amar putusan, Elfit dinyatakan tidak membaca akta di hadapan pihak terkait, tidak menjaga netralitas, serta melanggar prinsip kehati-hatian. Bahkan, ia secara eksplisit mengakui bahwa minuta akta Nomor 07 dan 08 dibuat tanpa kehadiran Marta.

Bukti pelanggaran sudah diserahkan ke penyidik Polda Riau pada 18 Juni 2025. Namun hingga kini, belum ada penetapan tersangka.

Marta: “Saya Ingin Keadilan, Bukan Dikasihani”

Marta berharap kepolisian tidak menjadikan statusnya sebagai istri dari terlapor sebagai alasan untuk memperlambat penanganan kasus. Ia menginginkan proses hukum berjalan adil dan transparan.

“Saya ingin penegakan hukum, bukan belas kasihan. Tanda tangan saya dipalsukan, saham saya dialihkan. Apa itu masih mau dianggap urusan domestik?” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

GKR Timoer: “Sinuhun Sudah Tunjuk Putra Mahkota, Jangan Ada yang Ngaku-ngaku Lagi”

6 November 2025 - 07:50 WIB

Tiga Mahasiswa KKN Tewas dan Hilang di Desa Getas, Kendal

5 November 2025 - 15:55 WIB

Demo Pemakzulan Bupati Pati Berujung Ricuh: Enam Orang Jadi Tersangka

5 November 2025 - 15:37 WIB

PB XIII Mangkat, dan Kita Kembali Belajar Arti Kata ‘Luhur’ dari Keraton

2 November 2025 - 07:34 WIB

Pemakzulan Bupati Pati Gagal Total, PDI P Jadi Satu-satunya Fraksi yang Melawan

1 November 2025 - 09:07 WIB

Trending di Regional