PRABA INSIGHT-Jangan salahkan siapa-siapa kalau setelah mendengarkan “Hari Ini”, kamu tiba-tiba merenung, merinding, lalu merasa ingin hidup lebih pelan-pelan. Karena begitulah Isyana Sarasvati membukakan pintu ke semesta baru yang ia beri nama: EKLEKTIKO.
Dan bukan Isyana namanya kalau nggak melakukan sesuatu dengan kejutan. Di ulang tahunnya yang ke-32, alih-alih posting kue tart atau throwback masa kecil, ia justru merilis lagu kolaborasi bareng Hindia. Judulnya: “Hari Ini”. Sederhana, tapi emosinya nggak main-main.
Lagu ini bukan cuma duet dua musisi beda gaya. Ini semacam pertemuan dua dunia yang sama-sama penuh gejolak. Isyana, sang pemilik suara megah dari langit ketujuh hehehe..berjumpa dengan Hindia, juru bicara generasi galau perkotaan.
Hasilnya? Sebuah lagu yang lembut, tapi menghantam. Menyayat, tapi menyembuhkan.
Tapi tunggu dulu. Ini baru pintu masuk. Karena ternyata, “Hari Ini” bukan lagu biasa. Ia adalah pembuka dari chapter pertama dalam album kelima Isyana yang bertajuk EKLEKTIKO.
Bab ini diberi nama Lunora nama yang terdengar seperti karakter di anime, tapi ternyata mewakili sisi Isyana yang gemar berkolaborasi dan merayakan keberagaman.
Dalam Lunora, Isyana nggak main-main. Ia mengajak tiga musisi pria lintas generasi dan genre: Hindia, VIDI, dan Afgan. Ini bukan tentang siapa paling pop, siapa paling indie, siapa paling ngetop.
Ini tentang bagaimana perbedaan bisa menjadi pesta. Dan dari pesta itulah lahir karya yang, well… memelukmu dalam sunyi.
Kalau kamu pikir ini hanya proyek iseng-iseng, kamu salah besar. EKLEKTIKO adalah manifestasi dari kebebasan berekspresi versi Isyana.
Ia sudah lelah dikotak-kotakkan. Sudah selesai dengan pertanyaan “musikmu genre apa?” dan “kamu lebih cocok balada atau progresif metal?”. Jawabannya kini cuma satu: bebas.
“Setelah segala eksplorasi dalam hidup dan berkarya yang telah aku lalui, aku semakin yakin bahwa musik yang aku ciptakan adalah musik yang benar-benar bebas dan autentik. Tidak terikat oleh teori, gaya, atau genre tertentu,” ujar Isyana, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (02/05) dengan nada yang terdengar seperti seseorang yang akhirnya berdamai dengan dirinya sendiri.
Dan memang, kalau kamu dengar “Hari Ini”, kamu akan paham. Lagu ini terasa seperti napas panjang setelah lama terendam.
Sebuah ode buat mereka yang pernah mati rasa, dan ingin mencicipi hidup lagi. Liriknya jujur, aransemennya lembut namun emosional. Ditambah sentuhan Petra Sihombing sebagai produser dan Gamaliél di departemen vokal, lengkap sudah kenikmatannya.
Videonya? Wah, jangan ditanya. Aco Tenriyagelli turun tangan menyutradarai, dan lebih dari 150 fans dari Isyanation dan Team Hindia dilibatkan langsung sebagai talent.
Bahkan, nama-nama aktor besar ikut nimbrung: Niniek L. Karim, Bhisma Mulia, Baskara Mahendra, hingga Alika Jantinia. Ini bukan sekadar video klip. Ini semacam film pendek dengan nyawa dan nadi.
Setelah Lunora, perjalanan EKLEKTIKO masih panjang. Akan ada chapter lain: Mamiu, Cecilia, dan Abadhi empat sisi berbeda dari Isyana yang bakal dirilis perlahan dari Mei 2025 hingga Mei 2026. Semacam serial musikal, tapi dengan jiwa dan konsep yang utuh.
Jadi kalau kamu masih menganggap Isyana “cuma” penyanyi bersuara bagus, mungkin ini saatnya meralat persepsi. Ia adalah seniman multidimensi. Seorang musisi yang sedang menari di antara batas, sambil memeluk semua versinya sendiri.
Dan semua itu, dimulai hari ini…