Menu

Mode Gelap
ASUS ROG Falchion Ace HFX ZywOo Edition: Keyboard Saktinya Gamer yang Nggak Kenal Kata “Miss Click”! Budi Arie Bertemu Jokowi Usai Reshuffle, Ini yang Dibahas Tertutup Selama 1 Jam Pesantren: Warisan Agung dan Tantangan Zaman Kasus Pertamina Patra Niaga: Kuasa Hukum Ingatkan Agar Penegakan Hukum Tak Kriminalisasi Kontrak Bisnis Kapolri Minta Gojek dan Grab Tambah Tombol Darurat: Kalau Ada Kejahatan, Ojol Siap Jadi Avengers Jalanan iPhone Fold: Ketika Apple Akhirnya Melipat Egonya (dan Ponselnya Sekalian)

Internasional

Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Blunder: Rusia Sebut Ada Negara Siap Suplai Nuklir

badge-check


					Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan sejumlah negara siap menyuplai senjata nuklir ke Iran. (Foto: Praba/Istimewa) Perbesar

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan sejumlah negara siap menyuplai senjata nuklir ke Iran. (Foto: Praba/Istimewa)

PRABA INSIGHT- Drama nuklir Timur Tengah makin panas. Setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, mantan Presiden Rusia sekaligus Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, muncul membawa pernyataan yang bikin merinding: ada negara-negara yang siap mengirim senjata nuklir ke Iran.

Pernyataan ini ia unggah langsung lewat Telegram, bukan WhatsApp grup keluarga. Katanya, serangan AS ke Iran bisa berakibat lebih serius dari sekadar rusaknya centrifuge uranium.

“Sejumlah negara siap menyuplai Iran dengan senjata nuklir,” tulis Medvedev, dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (22/6/2025).

Serangan AS ini sendiri dilakukan ke tiga fasilitas nuklir Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan. Tiga tempat yang selama ini dikenal bukan cuma karena proyek nuklirnya, tapi juga karena jadi titik panas dunia internasional sejak zaman program JCPOA masih aktif.

Menurut Medvedev, meski diserang, fasilitas-fasilitas itu nggak rusak parah. Bahkan, proses pengayaan uranium Iran masih bisa lanjut. Artinya, kalau Iran niat bikin senjata nuklir, jalurnya belum tertutup sama sekali.

Bukan cuma urusan teknologi, menurut dia, serangan ini justru bisa jadi blunder politik buat Amerika. Kenapa? Karena rakyat Iran malah jadi makin solid mendukung pemerintahnya.

“Rakyat (Iran) berkonsolidasi di sekitar kepemimpinan spiritual, bahkan orang-orang yang sebelumnya tidak bersimpati (sekarang) akan mendukung pemerintah,” jelas Medvedev.

Kalau Masih Nekat, AS Bisa Diserbu Iran

Medvedev yang dikenal dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ini juga melempar peringatan keras. Katanya, kalau AS terus menyerang Teheran, bukan nggak mungkin Iran bakal mengerahkan pasukan darat. Dan kalau itu terjadi, konflik bisa meluas jauh dari sekadar perang proksi.

Selain itu, Medvedev menyentil Presiden AS, Donald Trump. Katanya, Trump ini ironis: ngaku-ngaku pembawa damai saat kampanye, tapi malah main bom pas sudah duduk di kursi kekuasaan.

“Trump berkampanye sebagai pembawa perdamaian, tapi nyatanya malah melancarkan serangan,” kata Medvedev sinis.

Rakyat AS dan Israel Nggak Semua Setuju

Sebagai penutup, Medvedev menambahkan bahwa langkah Trump menyerang Iran nggak didukung penuh oleh rakyatnya sendiri. Bahkan, ia meyakini bahwa mayoritas warga AS dan Israel mengecam serangan ke Teheran.

Kalau dirangkum, narasi Medvedev ini ibarat bilang ke AS: “Kalau kalian terus main api, jangan kaget kalau rumah tetangga ikut kebakar, dan ada yang siap bantu nyulut lebih besar.”

 

Penulis : Yohanes MW |Editor: Ivan

Baca Lainnya

Bill Gates Dapat Bintang Jasa Utama dari Prabowo, Ternyata Ini Alasannya

24 September 2025 - 05:57 WIB

Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Kompak Akui Palestina: Israel Ngamuk, Rusia Santai

22 September 2025 - 13:48 WIB

Prabowo Muncul di Expo 2025 Osaka, Netizen Heboh Sambut Unggahan di X

20 September 2025 - 13:19 WIB

Resmi! TikTok Bakal Diambil Alih Amerika, Nasib Algoritma Jadi Pertanyaan Besar

16 September 2025 - 08:22 WIB

Kronologi Revolusi Gen Z Nepal: Demo Medsos Berujung 19 Tewas dan Parlemen Hangus

10 September 2025 - 13:15 WIB

Trending di Internasional