PRABA INSIGHT- Kalau konflik Timur Tengah itu sinetron, maka episode minggu ini disutradarai langsung oleh Benjamin Netanyahu lengkap dengan ledakan, deklarasi kemenangan, dan cameo Trump yang masuk pas adegan klimaks.
Dalam sebuah pidato yang durasinya cuma 10 menit seperti di langsir oleh AFP (25/06) yang isinya bisa bikin diplomasi dunia ngos-ngosan, Perdana Menteri Israel itu bilang negaranya baru aja mencetak “kemenangan bersejarah” dalam perang 12 hari lawan Iran. Judul operasinya keren: Rising Lion. Kayak nama band metal yang isinya para pensiunan intel.
“Kami telah menggagalkan proyek nuklir Iran,” kata Netanyahu, sambil sesumbar bahwa kalau Iran coba-coba bangun ulang, Israel bakal ngegas lagi dengan semangat yang sama. Ini bukan ancaman, katanya. Ini janji.
Israel mengklaim sudah menghajar habis-habisan fasilitas nuklir dan rudal Iran. Nggak tanggung-tanggung: situs nuklir, pemimpin militer, kantor media pemerintah, sampai Penjara Evin di Teheran ikut dijadikan target. Pendek kata, semua yang ada unsur “strategis” dicoret dari Google Maps pakai misil.
Sementara itu, militer Israel lewat Kepala Staf Eyal Zamir bilang bahwa program nuklir Iran sekarang udah “mundur bertahun-tahun”. Tapi doi juga bilang ini baru permulaan. Artinya: jangan jauh-jauh dari bunker dulu, sobat Timur Tengah.
Lalu, bagaimana kabar dari pihak sebelah?
Iran, seperti biasa, tetap standar operasional. Presiden barunya, Masoud Pezeshkian, bilang siap kok balik ke meja perundingan nuklir dengan Amerika Serikat.
Tapi, mereka tetap kukuh bahwa energi atom adalah hak sah mereka buat listrik, bukan buat ledakin siapa-siapa.
Tapi ya, dari dulu juga narasi ini yang dipakai. Jadi, percaya atau enggak, itu urusan iman geopolitik masing-masing.
Yang bikin plot twist makin menarik adalah ketika Amerika Serikat di bawah komando Trump (iya, dia comeback) ikut nimbrung.
Serangan udara dari AS digencarkan Minggu (22/6), dan Trump klaim kalau pasukannya udah “meluluhlantakkan” situs nuklir utama Iran. Seolah-olah ini lagi main game RTS, tinggal klik dan boom.
Tapi analis internasional tetap skeptis. Banyak yang menduga Iran udah antisipasi: memindahkan uranium, menyembunyikan fasilitas, atau minimal bikin backup data reaktor di Dropbox. Intinya, belum tentu Iran benar-benar lumpuh nuklirnya.
Apalagi Iran juga gak pernah ngaku lagi bikin senjata nuklir. Mereka bilang:
“Kami nggak bikin bom. Kami cuma riset energi damai.” Kalimat yang sudah diputar berkali-kali, tapi selalu muncul tiap musim konflik.
Penulis : Deny Darmono | Editor: Ivan