Menu

Mode Gelap
Fasum Kalideres Harusnya Jadi Taman, Malah Dikuasai Bangunan Liar Geger Nampan MBG Disebut Pakai Minyak Babi, Pemerintah: Tenang, Bisa Diuji di BPOM Kisruh Demo di Senayan, Nurul Arifin Janji Perjuangkan Aspirasi dengan Syarat Ini? Kado Ultah Sri Mulyani: Puluhan Karangan Bunga Protes dari Dosen ASN, Isinya Bikin Geleng-Geleng Kepala Indonesia Punya Uranium dan Thorium Segunung, tapi Rakyatnya Masih Ribut Bayar Token Listrik Solidaritas PSI Pemalang Ternyata Rungkad, Ketua DPD Diganti Lewat Pesan WA

Regional

Sudah Setahun Berdiri, RS di Depok Tak Terima Pasien BPJS, Pemerintah ke Mana?”

badge-check


					Sudah Setahun Berdiri, RS di Depok Tak Terima Pasien BPJS, Pemerintah ke Mana?” Perbesar

PRABA INSIGHT- Di tengah kemegahan jalan Margonda yang makin mirip koridor bisnis urban, ada satu bangunan menjulang gagah yang disebut-sebut sebagai rumah sakit modern berfasilitas lengkap. Tapi sayangnya, megah doang gak cukup. Sebab menurut warga, rumah sakit yang sudah hampir setahun berdiri ini belum juga melayani pasien BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Kabar ini bukan isapan jempol. Kritik datang langsung dari Arif Afifullah, Ketua Umum Aktivis Peduli Rakyat (ASPERA) Indonesia, yang juga dikenal sebagai tokoh lokal di Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, tempat rumah sakit tersebut berdiri.

“Seharusnya pihak Pemerintah Kota Depok dan BPJS Kesehatan memberikan perlakuan yang sama terhadap semua warga. Rumah sakit dengan fasilitas baik semestinya jadi solusi kesehatan bagi masyarakat luas, bukan cuma untuk kalangan tertentu,” kata Arif.

Ia menyayangkan kondisi ini yang menurutnya memperparah ketimpangan layanan kesehatan di Kota Depok. Apalagi, menurut dia, masyarakat kelas menengah ke bawah di Depok masih sangat mengandalkan jaminan kesehatan dari pemerintah seperti BPJS dan KIS.

“Sangat disayangkan kalau rumah sakit yang sudah hampir setahun berdiri belum juga menerima pasien BPJS maupun KIS,” lanjutnya, seraya menyindir bahwa ini bukan soal gedung bagus, tapi soal keadilan akses kesehatan.

Nada serupa juga datang dari Ketua RT 02 Kemiri Muka, Purwanto, yang mengaku ikut prihatin. Menurutnya, kehadiran rumah sakit bagus di lingkungan RW 015 justru terasa seperti pajangan mewah yang tak bisa disentuh warganya sendiri.

“Percuma ada rumah sakit bagus di RW 015 kalau warga saya nggak bisa berobat di sana. Mohon perhatian dari Pak Wali Kota agar akses kesehatan bisa dirasakan merata oleh seluruh warga,” ucap Purwanto, dengan nada lirih tapi tajam.

Kisah ini menambah daftar panjang ironi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Fasilitas boleh modern, tapi kalau belum terintegrasi dengan BPJS, ya tetap saja aksesnya timpang. Padahal, semangat di balik program jaminan kesehatan nasional adalah pemerataan layanan, bukan layanan eksklusif untuk yang mampu bayar tunai.

Kini, warga dan aktivis berharap Wali Kota Depok Supian Suri dan pihak BPJS Kesehatan segera turun gunung. Bukan sekadar rapat di ruangan ber-AC, tapi memastikan rumah sakit yang berdiri di tengah kota benar-benar bisa diakses siapa pun bukan hanya mereka yang dompetnya tebal.(And)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Solidaritas PSI Pemalang Ternyata Rungkad, Ketua DPD Diganti Lewat Pesan WA

26 Agustus 2025 - 19:53 WIB

Murotal Pun Kena Royalti? Hotel Syariah di Mataram Terpaksa Matikan Speaker

24 Agustus 2025 - 05:30 WIB

“Rencana Demo 50 Ribu Massa di Pati Batal Hanya Karena Video Call Bupati”

20 Agustus 2025 - 13:03 WIB

53 Narapidana di Lapas Pemuda Tangerang Dapat “Tiket Pulang” di HUT RI ke-80

17 Agustus 2025 - 07:40 WIB

“Meski Dua Kebijakan Dibatalkan, Tuntutan Lengser untuk Bupati Pati Tak Surut”

11 Agustus 2025 - 00:56 WIB

Trending di Regional