PRABA INSIGHT-Warga Jalan Katalis, Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, kemarin subuh disuguhkan hiburan gratis. Bukan lagi cekcok tetangga soal jemuran nyasar, tapi sebuah mobil listrik BYD Seal yang mendadak “meledak” di garasi.
Bukan karena korsleting colokan murah atau disambar petir ala film superhero, tapi murni kejutan subuh dari teknologi ramah lingkungan. Jam 04.00 WIB, suara letupan keras bikin warga komplek yang baru merem, mendadak segar bugar.
Pemilik mobil bilang, BYD Seal itu udah tiga hari nganggur di garasi. Bukan karena mogok, bukan pula dijadiin penginapan tikus-tikus imut. Hanya parkir manis dengan daya baterai sekitar 70 persen.
Biasanya, kalau mobil lama nganggur, paling-paling cuma berdebu. Tapi yang satu ini beda. Meledak, bung! Kayak pengen bilang, “Hei, aku butuh jalan-jalan!”
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifuddin, cerita soal kejadian ini dengan santai.
“Mobil di garasi rumah enggak dipakai selama tiga hari, tiba-tiba terdengar ledakan. Pas keluar, muncul asap tebal. Begitu aja sih,” katanya.
Petugas pemadam kebakaran enggak mau kalah sigap. Enam unit mobil damkar dan 30 personel langsung meluncur ke TKP. Kurang dari 20 menit, api sudah takluk.
Luar biasa. Mungkin kalau urusan perpanjang STNK secepat ini, antrean di Samsat bisa kosong melompong.
Dugaan sementara, biang keroknya adalah baterai mobil yang mengalami “fenomena listrik.” Wah, fenomena listrik!
Kedengarannya kayak nama band indie yang baru rilis EP. Tapi tenang, bukan fenomena ala Thor yang keluar petir, cuma konslet versi mewah.
PT BYD Motor Indonesia akhirnya angkat bicara. Katanya, mereka turut prihatin dan minta maaf atas insiden tersebut. Tapi klarifikasinya cukup mind-blowing. “Berdasarkan informasi di lapangan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Dan perlu kami klarifikasi bahwa yang terjadi adalah insiden asap dan bukan berasal dari api,” ungkap Luther Panjaitan, Head of PR and Government Relation PT BYD Motor Indonesia.
Ngomong-ngomong soal BYD Seal, mobil ini memang bukan kaleng-kaleng. Panjangnya 4.800 mm, lebar 1.875 mm, tinggi 1.460 mm, dan jarak sumbu rodanya 2.920 mm.
Kabinnya muat lima orang, bagasinya 400 liter, cukup buat angkut satu RT pas arisan bulanan. Beratnya? 2.055 kg. Mungkin itu udah termasuk beban pikiran si baterai yang sering ngambek.
Ditenagai motor listrik 313 hp dengan torsi 360 Nm, BYD Seal bisa melesat dari 0 sampai 100 km/jam dalam 5,9 detik. Jarak tempuh maksimalnya 650 km kalau baterai penuh.
Ngisi dayanya? Pakai AC perlu waktu 11,3 jam. Kayak nunggu undian hadiah yang enggak pernah sampai.
Sekarang, BYD Motor Indonesia lagi ngulik-ngulik si BYD Seal yang “meledak” di Jakarta Barat. Tim aftersales udah menjemput unit tersebut buat diinvestigasi.
“Saat ini tim aftersales BYD sedang melakukan investigasi menyeluruh agar dapat melakukan identifikasi permasalahan secara rinci dan menemukan penyebab dari masalah tersebut,” ujar Luther.
Bisa jadi hasil investigasinya bakal jadi bahan obrolan seru di forum-forum otomotif: “Mobil listrik ramah lingkungan, tapi kok bisa jadi petasan?”
Sementara itu, warga Jalan Katalis punya cerita segar buat bahan obrolan pos ronda. Lumayan, selain ngomongin harga telur yang makin naik, sekarang ada topik baru: ‘mobil listrik jadi mercon.’