Menu

Mode Gelap
Fasum Kalideres Harusnya Jadi Taman, Malah Dikuasai Bangunan Liar Geger Nampan MBG Disebut Pakai Minyak Babi, Pemerintah: Tenang, Bisa Diuji di BPOM Kisruh Demo di Senayan, Nurul Arifin Janji Perjuangkan Aspirasi dengan Syarat Ini? Kado Ultah Sri Mulyani: Puluhan Karangan Bunga Protes dari Dosen ASN, Isinya Bikin Geleng-Geleng Kepala Indonesia Punya Uranium dan Thorium Segunung, tapi Rakyatnya Masih Ribut Bayar Token Listrik Solidaritas PSI Pemalang Ternyata Rungkad, Ketua DPD Diganti Lewat Pesan WA

News

Indonesia Punya Uranium dan Thorium Segunung, tapi Rakyatnya Masih Ribut Bayar Token Listrik

badge-check


					Indonesia duduk di atas cadangan uranium dan thorium terbesar di dunia, tapi rakyat masih ribut bayar token listrik 20 ribu. Haidar Alwi ingatkan: energi nuklir bisa jadi jalan kedaulatan atau kutukan baru bila salah kelola.(Foto:istimewa) Perbesar

Indonesia duduk di atas cadangan uranium dan thorium terbesar di dunia, tapi rakyat masih ribut bayar token listrik 20 ribu. Haidar Alwi ingatkan: energi nuklir bisa jadi jalan kedaulatan atau kutukan baru bila salah kelola.(Foto:istimewa)

PRABA INSIGHT- Kalau dipikir-pikir, bangsa ini memang aneh. Di atas kertas, kita duduk manis di atas harta karun energi yang bisa bikin negara-negara lain minder. Tapi dalam kenyataan, rakyat masih berebut token listrik 20 ribu yang cuma tahan tiga hari.

R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, mengingatkan fakta yang bikin kepala geleng-geleng: Indonesia punya 24 ribu ton uranium di Melawi dan 130 ribu ton thorium di Bangka Belitung. Angka ini bukan sekadar catatan geologi. Ini bahan bakar masa depan. Ini tiket untuk jadi macan energi dunia.

Saking hebatnya, satu kilogram uranium-235 bisa menghasilkan energi setara 2,7 juta kilogram batu bara. Ibaratnya, segenggam uranium bisa bikin pembangkit listrik bertahan lebih lama daripada segunung batu bara. Pertanyaannya: kenapa masih banyak desa di pelosok yang listriknya nyala cuma enam jam sehari?

Barang Murah, Nilainya Gila-Gilaan

Di pasar dunia, harga uranium kelihatan receh, cuma Rp 2–2,6 juta per kilo. Tapi kalau dipakai buat energi, nilainya bisa ratusan kali lipat. Haidar menyebut uranium dan thorium itu seperti “barang murah yang bikin mahal kalau salah kelola.”

Masalahnya, di negeri ini, “salah kelola” sudah jadi tradisi. Dari zaman VOC sampai sekarang, pola besar masih sama: yang kaya sumber daya malah jadi miskin kesejahteraan.

Asing Lebih Dulu, Rakyat Belakangan

Sejarah pun membuktikan. Tahun 70-an, Prancis sudah eksplorasi uranium di Melawi bareng BATAN. Amerika juga sejak lama ngintip, walau tidak terang-terangan. Intinya, pihak asing selalu lebih dulu cicip, rakyat selalu belakangan.

Padahal, Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 jelas-jelas menyebut uranium dan thorium itu dikuasai negara untuk tujuan damai. Tapi ya itu, UU yang lahir 28 tahun lalu jelas sudah ketinggalan zaman. Sekarang masuk Prolegnas 2025 buat direvisi.

Pertanyaannya: revisinya bakal berpihak pada rakyat atau justru makin memberi karpet merah buat investor asing?

Prabowo, Putin, dan Drama Baru

Momentum baru muncul saat Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia, lewat Rosatom, pemain besar di industri nuklir dunia. Kalau kerja sama ini mulus, Indonesia bisa melompat cepat ke era energi nuklir.

Tapi jangan lupa, Amerika dan Prancis pasti ogah ketinggalan. Kalau salah kelola, kita bisa jadi pion di catur geopolitik. Kalau benar, kita bisa jadi pemain utama.

Risiko yang Sudah di Depan Mata

Haidar Alwi menyebut ada tiga risiko kalau kita lengah:

  1. Cadangan strategis jatuh ke tangan asing.
  2. Proyek nuklir jadi bancakan oligarki.
  3. Indonesia jadi pion tarik-menarik global, bukan pemain utama.

Pasal 33 UUD 1945 sebenarnya sudah cukup jadi pagar. Tapi kalau pagar cuma dipajang kayak hiasan dinding DPR, percuma saja.

Jalan Kedaulatan Energi

Menurut Haidar, kuncinya ada di kedaulatan energi yang berpihak ke rakyat. Caranya:

  • Bangun kemandirian nuklir nasional lewat riset dan SDM lokal.
  • Bikin Badan Kedaulatan Nuklir Rakyat biar nggak jadi bancakan elite.
  • Dorong koperasi rakyat ikut dalam rantai nilai pertambangan.
  • Pastikan diplomasi energi Prabowo nggak jadi satpam kepentingan asing.
  • Uranium dan thorium harus dipakai buat listrik murah rakyat, bukan sekadar angka di laporan investasi.

Kalau langkah ini serius ditempuh, rakyat bisa menikmati listrik murah, industri tumbuh, dan Indonesia berdiri tegak. Kalau tidak? Jangan kaget kalau nanti uranium dan thorium kita masuk kantong asing, sementara rakyat masih ribut soal tarif listrik yang naik tiap tahun.

Editor : Irfan 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Fasum Kalideres Harusnya Jadi Taman, Malah Dikuasai Bangunan Liar

27 Agustus 2025 - 09:08 WIB

Geger Nampan MBG Disebut Pakai Minyak Babi, Pemerintah: Tenang, Bisa Diuji di BPOM

27 Agustus 2025 - 08:52 WIB

Kisruh Demo di Senayan, Nurul Arifin Janji Perjuangkan Aspirasi dengan Syarat Ini?

27 Agustus 2025 - 04:52 WIB

Kado Ultah Sri Mulyani: Puluhan Karangan Bunga Protes dari Dosen ASN, Isinya Bikin Geleng-Geleng Kepala

27 Agustus 2025 - 04:10 WIB

Perceraian Kilat Pratama Arhan dan Azizah Salsha: Dua Kali Sidang, Dua Tahun Rumah Tangga, Tamat!

26 Agustus 2025 - 16:32 WIB

Trending di News