PRABA INSIGHT- Kalau biasanya nama Sritex identik dengan baju tentara dan seragam sekolah, kini mereka harus mengenakan seragam yang lain: seragam tahanan Kejaksaan.
Ya, perusahaan tekstil raksasa asal Solo ini sedang jadi sorotan karena dugaan korupsi jumbo yang melibatkan utang triliunan dari bank pemerintah.
Yang bikin geleng-geleng, mantan Direktur Utamanya yang kini duduk manis sebagai Komisaris Utama, Iwan Setiawan Lukminto, sudah resmi jadi tersangka.
Tak sendirian, dua pejabat bank juga ikut terseret: Zainuddin Mappa (eks Dirut Bank DKI) dan DS, pejabat Bank Jabar Banten.
Ketiganya sekarang ditahan di Rutan Salemba, bukan untuk rapat direksi, tapi untuk mempertanggungjawabkan dugaan penyelewengan duit negara.
Utang Triliunan Tapi Gagal Bayar, Sritex Lagi Pusing!
Kejaksaan menemukan bahwa selama 2020-2021, Sritex jor-joran dapat kredit dari sejumlah bank:
- Bank Jateng: Rp395 miliar
- Bank BJB & Banten: Rp543 miliar
- Bank DKI: Rp149 juta
- Sindikasi BNI, BRI, dan LPEI: Rp2,5 triliun
Total tagihan yang belum dibayar hingga Oktober 2024 mencapai Rp3,58 triliun. Kalau ditumpuk pakai pecahan seratus ribuan, tingginya bisa ngalahin Menara Eiffel.
Dan ini belum termasuk kredit dari 20 bank swasta lainnya yang juga ikutan nyemplung.
Untung Gede, Rugi Lebih Gede Lagi: Drama Neraca Sritex
Tahun 2020, Sritex masih cuan manis untung bersih Rp1,24 triliun. Tapi cuma butuh setahun untuk terjun bebas.
Di 2021, kerugian mereka membengkak jadi Rp15,6 triliun! Ini bukan kerugian biasa, ini seperti nyemplung ke laut dalam tanpa pelampung.
“Lah kok bisa?” tanya netizen.
“Karena dana kredit yang dikucurkan bukan dipakai buat modal kerja, tapi buat bayar utang lama dan beli aset gak penting,” kata Kejaksaan.
Kredit Nanggung, Rating Meragukan, Prosedur Dilanggar
Lebih parah lagi, pemberian kreditnya disebut melanggar aturan. Menurut Kejaksaan, baik Bank DKI maupun Bank Jabar Banten tidak melakukan analisa kelayakan kredit yang memadai.
Bahkan lembaga pemeringkat Moody’s sudah kasih peringatan: Sritex cuma punya peringkat BB-, alias hampir default.
Tapi tetap aja duit cair. Kredit jalan.
Jaminan? Nggak ada.
Modal kerja? Nggak dipakai.
Hasil? Kredit macet, aset nggak bisa dieksekusi, dan negara buntung.
Tersandung di Tengah Jalan, Bisnis Sritex Masuk Jalan Terjal
Kini publik menanti: apakah penegakan hukum ini akan tuntas? Atau hanya jadi drama panjang dengan ending yang bisa ditebak? Yang jelas, dari seragam kebanggaan prajurit, Sritex kini menghadapi sorotan tajam soal integritas, transparansi, dan kredibilitas keuangan.
Penulis : Yohanes MW.