PRABA INSIGHT –Pertambangan timah laut yang selama ini identik dengan kesan semrawut dan penuh praktik ilegal, perlahan mulai “dipoles”.
Lewat kerja sama antara MIND ID dan PT Timah Tbk, kini muncul harapan baru: pertambangan yang lebih tertib, inklusif, dan berkelanjutan. Jurus barunya? Kolaborasi dengan masyarakat, plus digitalisasi lewat aplikasi bernama MCOS (Mining Control System).
Sistem ini bukan cuma alat pendaftaran biasa. MCOS didesain khusus untuk mengatur kemitraan pertambangan secara transparan dan terstruktur.
Mulai dari proses pemilihan mitra, pengawasan kegiatan, sampai menekan praktik pertambangan ilegal yang suka merajalela di wilayah laut, termasuk di sekitar Kapal Isap Produksi (KIP).
Good Mining Practice Tak Lagi Sekadar Slogan
Langkah ini sejalan dengan komitmen MIND ID untuk menerapkan good mining practice dan memberdayakan masyarakat lokal, terutama di Bangka Belitung.
Skema kemitraan pun tak main-main. Masyarakat yang tergabung dalam skema pertambangan rakyat akan dibina agar mengikuti SOP teknis dan keselamatan kerja, karena jelas: laut bukan tempat bermain-main.
Penambangan laut memang punya risiko besar. Dan selama ini, sektor ini sering dicap sebagai wilayah bebas aturan.
Maka, hadirnya kemitraan plus pengawasan digital diharapkan bisa menjadi solusi untuk membenahi semua itu.
Petinggi Turun ke Laut, Bukan Sekadar Selfie
Sebagai bentuk keseriusan, jajaran petinggi MIND ID ikut “turun ke laut”. Komisaris Utama MIND ID Fuad Bawazier dan Direktur Utama Maroef Sjamsoeddin, bersama direksi dan komisaris lainnya, meninjau langsung tambang laut PT Timah.
Mereka melihat proses operasional, termasuk kegiatan kapal isap produksi. Tujuannya: memastikan tata kelola dijalankan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
Kemitraan Tak Sekadar Formalitas
Kemitraan ini bukan proyek nama doang. PT Timah membuka akses produksi kepada BUMDes dan kelompok masyarakat yang sudah memenuhi izin sesuai aturan.
Setiap unit ponton wajib memperkerjakan tenaga kerja lokal sebagai operator dan pengawas. Harapannya, manfaat ekonomi bisa langsung dirasakan oleh warga sekitar tambang.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menyampaikan bahwa penguatan sistem ini adalah bentuk komitmen nyata terhadap tata kelola yang baik.
“Setiap manfaat kegiatan pertambangan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar tambang, terutama di Bangka Belitung,” ujar Maroef.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pendekatan ini diharapkan bisa menjadi contoh praktik pertambangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
“Dengan pendekatan ini, MIND ID berharap model kemitraan dan pengawasan digital melalui MCOS dapat menjadi contoh praktik pertambangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” katanya.
MCOS Bukan Cuma Sistem, Tapi Pengaman IUP
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Nur Adi, menjelaskan bahwa MCOS kini diperkuat dalam hal seleksi dokumen pengajuan kerja sama.
Masyarakat yang ingin bermitra wajib melampirkan dokumen teknis, perlengkapan kerja, serta dokumen keselamatan kerja yang layak.
“Masyarakat dapat bekerja sama dengan PT Timah dengan melampirkan persyaratan dari sisi kemampuan teknis, perlengkapan operasional, dan dokumen yang memastikan penerapan keselamatan kerja yang layak,” jelas Nur Adi.
Tak hanya itu, PT Timah sebagai pemegang IUP juga melakukan pengawasan langsung saat proses penambangan berlangsung.
Tujuannya? Memastikan hasil produksi sesuai dan standar keselamatan kerja tetap dijaga.
“Melalui MCOS, kami berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan implementasi tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus memperkuat pengamanan wilayah IUP agar kinerja operasional dapat terus tumbuh secara berkelanjutan,” pungkasnya.
Penulis : Alma Khairunnisa | Editor: Ivan