PRABA INSIGHT – Ada duka yang menyelinap di balik hiruk-pikuk Kota Medan. Namanya Darwin Mangudut Simanjuntak (49), seorang driver ojek online yang menghembuskan napas terakhirnya ketika sedang menunggu pesanan mi pelanggan.
Ironisnya, Darwin meninggal saat sedang berjuang mengais rezeki meski tubuhnya sedang tak prima.
Kisah pilu ini bermula pada Minggu pagi, 11 Agustus 2024. Darwin, yang sehari-harinya hidup sendiri di rumah peninggalan orang tuanya di Medan, mendadak ambruk saat menunggu pesanan di sebuah warung mi di Jalan Sutomo.
Ia sempat dibonceng temannya karena merasa kurang sehat, tapi tetap bersikeras bekerja. Sayangnya, sesampainya di lokasi, nyawanya tak tertolong.
“Temannya sempat periksa nadi di tangan dan leher, ternyata sudah tidak ada detak,” ujar AKP Budiman Simanjuntak, Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, saat dikonfirmasi. Petugas yang datang ke lokasi langsung membawa jenazah ke RS Bhayangkara Medan.
Dari keterangan saksi, Darwin disebut sudah dua hari tidak makan.
Bukan karena diet, tapi karena dompet yang kosong. Bahkan, malam sebelumnya ia mengeluh lapar kepada temannya.
Tapi, demi bisa tetap bertahan hidup, ia tetap narik meski tubuhnya sedang digempur penyakit.
“Sudah diingatkan agar istirahat, tapi dia tetap kerja karena butuh uang,” kata Budiman.
Kabar meninggalnya Darwin mengejutkan keluarganya. Sang kakak, Desman Simanjuntak, tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat mengurus pemakaman sang adik di rumah duka di Jalan Pelita V, Kecamatan Medan Perjuangan.
“Darwin itu pekerja keras. Dulu dia sempat kerja proyek di Jakarta bareng keluarga. Baru tiga tahun terakhir tinggal di rumah orangtua di Medan. Kerja serabutan, tapi kami nggak tahu persis sejak kapan dia jadi driver ojol,” cerita Desman saat ditemui, Senin (12/8).
Darwin, kata Desman, memang sedang dalam kondisi ekonomi sulit. Ia hidup sendiri, belum menikah, dan memiliki penyakit tertentu.
Seorang teman sesama ojol bahkan mengungkapkan bahwa akun ojol yang digunakan Darwin sebenarnya milik orang lain dipinjamkan karena iba melihat nasibnya.
“Teman perempuannya bilang, dia kasihan sama Darwin yang kesusahan dan hidup sebatang kara,” ungkap Agam, Ketua Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitarnya (Godams).
Jenazah Darwin rencananya akan dimakamkan di Kelurahan Tiga Balata, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun di tempat peristirahatan terakhir kakek-neneknya.
Cerita hidup Darwin adalah potret getir dari realitas sosial yang kerap luput dari pemberitaan besar.
Seorang pekerja keras yang terpaksa menunda istirahat demi sesuap nasi.
Seorang lelaki sunyi yang menggadaikan kesehatannya demi bertahan hidup, hingga akhirnya, ajal menjemputnya di tengah-tengah tugas mencari makan untuk orang lain.