Menu

Mode Gelap
“Cara Cepat Jago Nyetir Mobil Manual Tanpa Drama Berseri-seri Jelang Hari Bhayangkara, Polda Metro Bagi-Bagi Sembako: Polisi Juga Bisa Bikin Warga Tersenyum Nuklir, Rudal, dan Retorika: Netanyahu Klaim Israel Menang Lawan Iran Gus Yahya Bertemu Prabowo di Istana, Ogah Komentar soal Dugaan Korupsi Haji sang Adik Resmi! Kaesang, Bro Ron, dan Bro Agus Maju Jadi Caketum PSI 2025–2030 Peringkat Polri Dibilang Anjlok? Kata Haidar Alwi: Itu Bukan Fakta, Itu Salah Baca Data!

News

Kapolri Cium Tangan Megawati: Salam Hormat, Sinyal Damai, atau Sekadar Adab Ketimuran?

badge-check


					Politikus PDIP Guntur Romli menilai hal tersebut wajar. Lantaran, Megawati telah dianggap ibu bangsa. (Foto ; Ist) Perbesar

Politikus PDIP Guntur Romli menilai hal tersebut wajar. Lantaran, Megawati telah dianggap ibu bangsa. (Foto ; Ist)

PRABA INSIGHT- Kalau cium tangan bisa mengakhiri ketegangan, mungkin banyak pejabat kita yang perlu ikut-ikutan.

Momen dramatis sekaligus penuh simbol terjadi saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencium tangan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Bukan di Istana, bukan di ruang rapat, tapi di kediaman Mery Hoegeng istri mendiang Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso di Depok, Senin (23/6).

Di sana, dalam acara ulang tahun Mery yang ke-100, Listyo berdiri di depan rumah. Menunggu. Bersalaman. Hormat. Lalu… cium tangan.

Gestur ini langsung ramai jadi bahan perbincangan warganet. Tapi buat politisi PDIP Guntur Romli, semua ini seharusnya tak perlu dibawa ke arah politik picisan. Menurutnya, itu wajar. Namanya juga ketemu “Ibu Bangsa.”

“Wajar, cium tangan kepada orang tua. Ibu Megawati bukan cuma seperti ibu kita sendiri, beliau juga Ibu Bangsa dan Presiden RI ke-5,” kata Guntur seperti dikutip dari Merdeka.com, Selasa (24/6).

Ia pun membandingkan dengan Jokowi, yang menurutnya juga sering melakukan hal yang sama.

“Cium tangan itu sopan santun. Adab ketimuran. Bukan soal loyalitas politik, tapi tata krama,” ujarnya.

Tapi Bukannya Megawati Lagi Sentil-Sentil Kapolri?

Nah, ini yang bikin momen cium tangan itu terasa makin dramatis, bahkan sedikit plot twist. Soalnya, dalam beberapa pidato politiknya, Megawati memang sempat menyindir keras Kapolri Listyo. Salah satunya terjadi pada 14 Agustus 2024 di Kantor DPP PDIP.

Kala itu, Megawati curhat di depan publik bahwa permintaannya untuk bertemu Kapolri malah nggak digubris.

Megawati sampai harus meluruskan bahwa niatnya bukan untuk menekan atau mengintervensi.

“Memangnya saya enggak boleh (ketemu)? Kalau orang lain saja boleh, masa saya enggak boleh? Karena saya juga yang memisahkan (Polri dari ABRI), terus saya takut? Enggak. Saya orang baik-baik,” tegas Mega.

Kalimat “saya orang baik-baik” ini langsung jadi highlight tersendiri, karena jarang-jarang tokoh sekelas Megawati menyuarakan kekecewaan dengan begitu terbuka.

Namun menurut Guntur, kritik itu bukanlah serangan. Justru bentuk kasih sayang.

Kasih sayang khas ibu yang pernah membesarkan anaknya dalam hal ini, institusi Polri dengan darah dan sejarah politik.

“Kritik Ibu Megawati ke polisi dasarnya sayang. Karena beliau yang memisahkan Polri dari ABRI saat jadi Presiden,” ujar Guntur.

Hoegeng, Polisi Idaman, dan Nostalgia Era Bung Karno

Guntur juga mengingatkan bahwa momen di rumah Mery Hoegeng itu bukan cuma soal cium tangan dan politik simbolik.

Tapi juga mengenang Hoegeng, sosok Kapolri yang jadi legenda kejujuran dan ketegasan.

“Pak Hoegeng itu panutan. Dan keluarganya dekat sekali dengan Bung Karno dan Ibu Megawati,” kata Guntur menambahkan.

Kalau ditarik benang merahnya, bisa jadi cium tangan itu bukan sekadar adab sopan.

Tapi semacam rekonsiliasi simbolik. Antara masa lalu yang dihormati, dan masa kini yang butuh dipeluk kembali.

Penulis : Yohanes MW | Editor: Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jelang Hari Bhayangkara, Polda Metro Bagi-Bagi Sembako: Polisi Juga Bisa Bikin Warga Tersenyum

25 Juni 2025 - 11:05 WIB

Gus Yahya Bertemu Prabowo di Istana, Ogah Komentar soal Dugaan Korupsi Haji sang Adik

25 Juni 2025 - 02:23 WIB

Peringkat Polri Dibilang Anjlok? Kata Haidar Alwi: Itu Bukan Fakta, Itu Salah Baca Data!

24 Juni 2025 - 08:50 WIB

“Mau Nangis Nggak Nih? Wamensos Bilang Anak dari Keluarga Miskin Kemungkinan Besar Tetap Miskin”

24 Juni 2025 - 08:25 WIB

Laptop Sekolah Rasa Startup: Jaksa Mulai Kepo, BAN Sebut Nadiem Makarim Adalah Inisiatornya

23 Juni 2025 - 05:19 WIB

Trending di News