PRABA INSIGHT- JAKARTA –Kongres ke-III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (1/11/2025), mendadak jadi ajang deklarasi “move on” paling halus dalam sejarah relawan politik.
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang dulu dielu-elukan sebagai penjaga garis Jokowi, kini resmi memberi sinyal kuat bakal berlabuh ke Partai Gerindra.
“Mohon izin kalau suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Nggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum,” kata Budi dengan nada yang antara serius dan sedikit menggoda.
Di antara hadirin, tampak Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Gerindra, hadir tanpa banyak bicara. Mungkin sedang latihan poker face, siapa tahu.
Dari “Salam Dua Jari” ke “Garuda di Dadaku”
Kalau politik itu olahraga, maka Budi Arie baru saja mencetak gol salto ke gawang sendiri dan disambut sorak sorai penonton.
Ia menegaskan, langkah menuju Gerindra bukan bentuk “pindah kapal”, tapi “meningkatkan derajat pelayaran.”
“Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan beliau lebih kuat dan solid,” ujarnya.
Bahasa politisnya rapi, tapi maknanya sederhana: Projo siap totalitas jadi sayap politik pemerintahan Prabowo-Gibran.
Program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, Sekolah Rakyat, sampai Perumahan Rakyat, disebutnya sebagai wujud nyata cinta untuk rakyat dan tentu saja, cinta untuk pemerintah yang sedang berkuasa.
“Karena pikiran dan hati Pak Prabowo ini untuk rakyat,” lanjut Budi Arie dengan keyakinan seorang mantan menteri yang sudah hafal ritme pidato politik.
Ketika Ditanya Partai Apa, Jawabnya: “Ya Iyalah, Gerindra”
Wartawan yang hadir di kongres tak mau ketinggalan menanyakan hal yang sebenarnya sudah jelas:
“Pak, partainya yang dimaksud itu apa ya?”
Budi cuma tertawa kecil, lalu menjawab,
“Betul, iya lah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di Kongres ketiga ini.”
Kalimat itu terdengar seperti punchline politik tahun ini.
Karena, kalau sudah “diminta langsung oleh Presiden”, ya masa iya mau nolak?
Akhir Sebuah Era, Awal Sebuah Loyalitas Baru
Dengan pernyataan itu, Projo resmi menapaki babak baru: dari relawan Jokowi menjadi relawan pelopor Prabowo-Gibran.
Sebuah transformasi yang kalau dipikir-pikir mungkin cuma bisa terjadi di republik yang cuacanya dan politiknya sama-sama tidak bisa ditebak. (van)






