Menu

Mode Gelap
Masyarakat Timur Desak Mensos dan Menbud Dicopot atas Gagalnya Tetapkan AM Sangadji sebagai Pahlawan Nasional ASN Kepahiang Dipecat Gara-Gara Injak Al-Qur’an, Padahal Katanya Cuma Buku Yasin 5 Alasan Media Online Masih Jadi Senjata Andalan Brand di Era Scroll Cepat dan Hoaks Lebih Cepat BGN Siapkan Rp29,5 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo Demi Perut Kenyang Anak Negeri ASUS Prime AP303: Casing 44 Liter yang Bisa Menampung Ambisi (dan RTX 5090) Tol Trans-Sumatra: Jalan Panjang Menuju Mimpi yang (Akhirnya) Bisa Dilewati

News

Prabowo Mau Bangun Sekolah Terintegrasi, Biar Anak Pas-Pasan Nggak Kalah dari Anak Sekolah Elit

badge-check


					Presiden Prabowo Subianto mendorong pembangunan 7.000 Sekolah Terintegrasi Non-Asrama untuk anak-anak dari keluarga pas-pasan hingga menengah. Menteri Abdul Mu’ti menegaskan konsep masih dimatangkan agar program pemerataan pendidikan berjalan efektif.(Foto: istimewa) Perbesar

Presiden Prabowo Subianto mendorong pembangunan 7.000 Sekolah Terintegrasi Non-Asrama untuk anak-anak dari keluarga pas-pasan hingga menengah. Menteri Abdul Mu’ti menegaskan konsep masih dimatangkan agar program pemerataan pendidikan berjalan efektif.(Foto: istimewa)

PRABA INSIGHT- JAKARTA – Kalau dulu orang tua sering bilang, “Sekolah yang rajin, biar bisa masuk sekolah bagus,” maka sekarang pemerintah punya rencana supaya semua sekolah ya bagus aja sekalian. Gagasan ini datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang pengin setiap kecamatan punya Sekolah Unggul Terintegrasi Non-Asrama sekolah keren buat anak-anak dari keluarga pas-pasan sampai hampir miskin, biar mereka juga bisa menikmati fasilitas pendidikan yang sama dengan sekolah elit.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti bilang, Presiden Prabowo udah ngasih arahan waktu sidang kabinet.

“Pak Presiden waktu sidang kabinet menyampaikan agar kita menyiapkan konsep sekolah unggul terintegrasi non-asrama,” kata Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Intinya, kata Mu’ti, sekolah ini nanti akan digabungkan dari tiga jenjang sekaligus: SD, SMP, dan SMA. Jadi, anak-anak bisa naik level tanpa harus pindah sekolah. Satu kawasan pendidikan, lengkap, kayak versi pendidikan dari “one stop service.”

Presiden juga minta biar sekolah unggul ini ada satu di setiap kecamatan. Lumayan ambisius, tapi kalau jadi kenyataan, bakal keren banget.

Mu’ti sendiri udah keliling buat cari contoh model sekolah yang bisa dijadikan inspirasi. Salah satunya di Samarinda, Kalimantan Timur, yang udah punya sekolah unggul terintegrasi dengan kurikulum Cambridge dan fasilitas yang, katanya, “ideal banget seperti yang diharapkan Bapak Presiden.”

“Misalnya bulan lalu saya ke Samarinda. Itu sudah ada sekolah unggul terintegrasi yang dibangun pemerintah kota Samarinda, yang di situ menggunakan kurikulum Cambridge,” ujarnya.

“Dan juga semuanya dengan peralatan-peralatan yang saya kira ideal seperti yang diharapkan Bapak Presiden,” lanjut Mu’ti.

Tapi jangan buru-buru daftar dulu, ya. Karena menurut Mu’ti, sejauh ini belum ada instruksi langsung dari Presiden buat segera membangun sekolah-sekolah itu. Pemerintah masih dalam tahap pematangan konsep.

“Kami tetap berupaya mematangkan hal-hal terkait keberadaan sekolah unggul yang terintegrasi,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo memang menyampaikan niat besar: membangun 7.000 sekolah terintegrasi di berbagai kecamatan seluruh Indonesia. Untuk memastikan nggak cuma semangatnya yang besar tapi juga perencanaannya matang, Presiden bakal bikin satuan tugas (satgas) lintas kementerian yang bakal nyusun desain dan strategi pembangunannya.

“Ini sedang saya susun, saya minta Kemendikti Saintek sama Kemendikdasmen, mungkin dibantu oleh kementerian lain juga, menyusun suatu satgas khusus untuk mempelajari. Kita membangun sekolah terintegrasi di setiap kecamatan,” kata Prabowo di Istana Negara, Senin (20/10/2025).

Rencananya, sekolah ini bakal nyatuin tiga jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK dalam satu kawasan terpadu. Sasarannya jelas: anak-anak dari keluarga desil 3 sampai 5, alias masyarakat yang nggak termasuk miskin banget, tapi juga belum bisa dibilang sejahtera.

“Berarti, kita mungkin harus bangun 7.000 sekolah terintegrasi ini. Maksudnya, sekarang SD, SMP, SMA, atau SMK terpisah,” ujar Presiden. (Van)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Masyarakat Timur Desak Mensos dan Menbud Dicopot atas Gagalnya Tetapkan AM Sangadji sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2025 - 08:22 WIB

BGN Siapkan Rp29,5 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo Demi Perut Kenyang Anak Negeri

12 November 2025 - 07:20 WIB

Empat ASN BNN Gugat Kepala BNN: “Dimutasi Tanpa Dasar Hukum yang Jelas”

11 November 2025 - 11:09 WIB

Mengenal Marsinah, Buruh Perempuan dari Nganjuk yang Kini Jadi Pahlawan Nasional

10 November 2025 - 13:39 WIB

Abdul Muthalib Sangadji Gagal Jadi Pahlawan Nasional, Publik Timur Kecewa: Pemerintah Diminta Jelaskan Kriteria Penilaian

10 November 2025 - 10:08 WIB

Trending di News