PRABA INSIGHT – JAKARTA – Setelah drama panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Federasi Sepak Bola Indonesia alias PSSI tampaknya memilih satu jurus sakti dulu sebelum menentukan langkah berikutnya: menenangkan diri.
Ya, federasi paling ramai dibicarakan se-Indonesia itu belum mau buru-buru menunjuk pelatih baru untuk Timnas Indonesia, meskipun jadwal FIFA Match Day (FMD) sudah menunggu di Maret 2026.
Keputusan ini, kata PSSI, bukan karena bingung melainkan karena ingin “menghindari keputusan terburu-buru di tengah kondisi emosional”. Istilah halus dari: ya sabar dulu lah, baru gagal ini.
Biar Tenang Dulu, Baru Mutusin
Menurut PSSI, mereka ingin benar-benar memilih pelatih yang cocok buat masa depan sepak bola Indonesia, bukan yang cuma cocok di kolom komentar netizen.
“Kalau sekarang kan udah FMD-nya (bulan November) dipakai oleh tim SEA Games. Berarti kebutuhan kita nanti di Maret. Kita cari dulu,” ujar anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, dengan nada hati-hati khas orang yang lagi belajar dari kesalahan.
“Kan kita seperti kata Pak Ketum PSSI kemarin, ada problem di satu, kita harus memperbaiki dulu citra kita di luar, karena banyak yang bully terhadap mantan-mantan pelatih, maka kita tunggu,” lanjutnya.
Kalimat “memperbaiki citra” ini menarik, sebab PSSI tampaknya sadar kalau reputasi mereka di dunia maya sering lebih panas dari pertandingan derbi. Netizen Indonesia, sebagaimana kita tahu, tidak pernah kehilangan tenaga untuk berdebat soal siapa yang pantas melatih Timnas dari pelatih lokal, pelatih asing, sampai pelatih bayangan di grup WhatsApp keluarga.
Deadline-nya: Sebelum FMD Maret 2026
Secara resmi, PSSI sudah menetapkan target waktu: pelatih baru akan diumumkan sebelum FIFA Match Day Maret 2026, yang jatuh pada 23–31 Maret 2026.
FMD ini adalah agenda resmi di mana setiap negara punya kesempatan melakoni dua laga internasional. Jadi, waktu PSSI tidak panjang—sekitar empat bulan untuk menyiapkan arah baru Garuda.
Federasi juga menunjuk Alexander Zwiers, Direktur Teknik PSSI, sebagai sosok penting dalam proses pencarian pelatih. Ia akan mengumpulkan sejumlah nama kandidat untuk dibahas bersama Ketua Umum PSSI dan dibawa ke rapat Komite Eksekutif (Exco). Barulah nanti diputuskan siapa yang layak duduk di kursi panas itu.
Menunggu Angin Segar (dan Mungkin Nama Baru)
Di balik semua kalimat diplomatis itu, intinya cuma satu: PSSI ingin waktu. Waktu untuk menenangkan diri, memperbaiki citra, dan memastikan keputusan berikutnya tidak lagi bikin geger.
Publik tentu berharap, siapa pun nanti yang terpilih, bisa membawa Timnas Indonesia benar-benar bangkit bukan cuma di konferensi pers, tapi juga di lapangan hijau.
Terlebih, turnamen besar seperti Piala Asia 2027 sudah menanti.
Untuk sekarang, yang bisa kita lakukan cuma satu: menunggu.
Ya, menunggu PSSI tidak lagi emosional… dan semoga juga tidak lagi bikin fans ikut emosional. (Van)






