Menu

Mode Gelap
Luhut Umumkan Utang Kereta Cepat Diperpanjang 60 Tahun, SIAGA 98: ‘Aneh dan Tidak Lazim’ “Segala kekuatan dan kesanggupan mempertahankan Kemerdekaan yang ada pada mereka. Tidak akan surut seujung rambut pun” Bukan Cinta yang Abadi, tapi Utang Kereta Cepat Luhut Pastikan Tenornya 60 Tahun! Dedi Mulyadi Mau Cek ke BI Soal Dana Rp 4,17 Triliun: “Kalau Benar, Saya Pecat Semua Pejabat Saya!” Menkeu Purbaya Soroti Jual-Beli Jabatan di Bekasi: Reformasi Tata Kelola Daerah Belum Selesai Ribuan Orang Padati Velodrome, Haidar Alwi Tegaskan: “Polri Harus Tetap di Bawah Presiden Prabowo”

Ekonomi

“Renald Kasali untuk BIN: Solusi dari Akademisi, Bukan dari Alumni Koalisi”

badge-check


					Jabatan strategis makin ramai dicatut politisi, tapi NIC lewat Abdullah Kelrey punya ide segar: Renald Kasali saja yang pimpin DAS BIN.(Foto: Istimewa) Perbesar

Jabatan strategis makin ramai dicatut politisi, tapi NIC lewat Abdullah Kelrey punya ide segar: Renald Kasali saja yang pimpin DAS BIN.(Foto: Istimewa)

PRABA INSIGHT- Di tengah aroma perebutan jabatan strategis yang makin kental dengan bumbu politik balas jasa, satu suara waras terdengar dari arah Timur. Abdullah Kelrey, pendiri Nusa Ina Connection (NIC), tiba-tiba angkat suara: “Kenapa gak Renald Kasali aja yang jadi Ketua Dewan Analisis Strategis (DAS) BIN?”

Sontak, usulan itu jadi seperti semilir angin di tengah ruangan rapat yang penuh asap ego.

Renald Kasali, bagi yang belum tahu (mungkin karena hidupnya terlalu fokus nonton sinetron politik), adalah profesor manajemen dari Universitas Indonesia. Pendiri Rumah Perubahan, penulis buku laris, dan akademisi yang lebih sibuk ngajar berpikir daripada rebutan kursi. Dengan kata lain: bukan orang partai, bukan timses, dan gak punya warisan proyek dari kekuasaan.

Kelrey menegaskan, kalau DAS sampai diisi oleh politisi, ya wassalam. BIN bisa-bisa berubah jadi grup WA elite politik yang isinya cuma update siapa yang harus dibungkam minggu ini.

“Ketua DAS itu harus bersih dari kepentingan. Profesional, netral, dan bisa mikir jauh ke depan. Bukan orang yang mikir pemilu 2029 mulu,” tegas Kelrey, seperti sedang menegur sambil nyindir.

Biar BIN Gak Jadi Taman Kanak-kanak Oligarki

Dewan Analisis Strategis di BIN ini bukan job buat numpang lewat atau ajang balas budi. Ini tempat merancang masa depan negara, dari ancaman siber sampai disinformasi global. Kalau isinya cuma loyalis kekuasaan, ya strategi negara bisa-bisa disusun pakai polling TikTok.

Renald Kasali dianggap cocok karena bisa melihat tren, memahami krisis, dan berpikir dingin tanpa harus ditelpon elit tiap sore.

“Kalau masih ngasih jabatan ke orang partai, ya jangan salahin publik kalau mulai mikir BIN itu singkatan dari Barisan Inti Ngegas buat kepentingan politik,” kata Kelrey sambil nyengir.

Lebih jauh, Kelrey mengingatkan Presiden Prabowo agar tidak mengulang kesalahan klasik: isi semua kursi dengan orang dari lingkaran sendiri. Negara ini butuh keberanian untuk mempercayakan posisi penting pada orang yang gak bisa dibisiki, gak bisa dikendalikan, tapi bisa berpikir tajam dan independen. (Van)

 

 

Baca Lainnya

Bukan Cinta yang Abadi, tapi Utang Kereta Cepat Luhut Pastikan Tenornya 60 Tahun!

22 Oktober 2025 - 10:37 WIB

Dedi Mulyadi Mau Cek ke BI Soal Dana Rp 4,17 Triliun: “Kalau Benar, Saya Pecat Semua Pejabat Saya!”

22 Oktober 2025 - 10:09 WIB

Menkeu Purbaya Soroti Jual-Beli Jabatan di Bekasi: Reformasi Tata Kelola Daerah Belum Selesai

21 Oktober 2025 - 09:29 WIB

Menkeu Purbaya Buka Peluang Turunkan PPN 11 Persen, Tapi Pemerintah Nggak Mau Gegabah

15 Oktober 2025 - 06:53 WIB

Dari Walet ke Devisa: Ketika Barantin Ikut Bikin Indonesia Naik Kelas di Pasar Dunia

14 Oktober 2025 - 18:02 WIB

Trending di Ekonomi