PRABA INSIGHT- Di tengah panas aspal dan notifikasi order yang suka muncul pas lagi makan, para driver ojol kembali dibuat geleng-geleng kepala. Bukan karena penumpang nggak bayar tunai, tapi karena potongan dari aplikator yang makin terasa menyayat saldo.
Salah satu driver GrabBike, sebut saja Bang Rudi, mengeluh, “Dulu narik 10 order bisa bawa pulang segini, sekarang dapet segitu ya tinggal kenangan. Keringetan kita yang mandi, tapi yang seger dompet perusahaan.”
Keluhan seperti ini bukan cuma datang dari satu-dua ojol. Di grup WhatsApp driver, keluhan soal potongan aplikasi udah kayak salam pembuka. “Serius, ini bukan soal males kerja.
Tapi kalau potongan makin tinggi, yang semangat kerja cuma aplikasi, bukan orangnya,” tambah Rudi, sambil nunggu orderan yang entah nyangkut di mana.
Grab akhirnya angkat suara. Bukan buat minta maaf, tapi buat klarifikasi. Katanya, semua biaya layanan sudah sesuai aturan.
“Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1001 Tahun 2022,” ujar Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, Minggu (27/4/2025).
Tirza menjelaskan, biaya itu bukan semata-mata buat memperkaya perusahaan, tapi dibagi juga buat mitra pengemudi. Sebagian dipakai untuk pelatihan, insentif, hingga layanan darurat dan edukasi driver.
Tapi ya, dari sisi driver, beda cerita. “Katanya buat pelatihan, tapi saya narik dari pagi sampai malam, pelatihan mana sempet? Yang penting kan dapur ngebul,” ujar driver lain, Mas Anto, yang mengaku sudah lima tahun nyetir ojol.
Grab juga bilang bahwa sistem biaya platform ini sama kayak beli tiket kereta atau pesawat. “Ada biaya jasa aplikasi yang dibayar pelanggan juga, bukan cuma mitra,” kata Tirza.
Nggak ketinggalan, Grab menyebut daftar panjang program untuk mitra: GrabScholar buat anak driver, GrabBenefits, insentif, bahkan program Kelas Terus Usaha. Tapi di lapangan, para driver mengaku belum semua bisa merasakannya.
“Programnya banyak, tapi kami nggak tahu daftarnya di mana. Info-info gitu biasanya nyangkut di email, sementara kami sibuk ngisi bensin dan nguber target harian,” celetuk Bang Rudi lagi, disambut tawa getir teman-temannya.
Grab menegaskan, menurunkan potongan bukan perkara mudah. Karena akan berpengaruh ke keberlangsungan ekosistem mereka. Dan katanya, mereka terbuka untuk dialog.
Dialog yang mana? tanya para driver. “Kami sih siap, asal bukan dialog sepihak. Karena yang di jalan kan kami, bukan spreadsheet di kantor pusat,” pungkas Mas Anto.