Menu

Mode Gelap
“100 Hari Fachri Alkatiri: Janji Kampanye Kayak Sinetron Panjang, Dramatis, Tapi Nggak Tamat-Tamat Fakta Kesehatan yang Wajib Kamu Tau!, Usia 40 Waktunya Jaga Diri dari Penyakit yang Bukan Main-main Thomas Gigi Rilis Single Baru, Gandeng Soleh Solihun: Hidup Emang Nggak Pernah Bisa Direncanain Laptop Sekolah Rasa Startup: Jaksa Mulai Kepo, BAN Sebut Nadiem Makarim Adalah Inisiatornya Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Blunder: Rusia Sebut Ada Negara Siap Suplai Nuklir Jokowi Gagal Jadi Ketum PSI?, Anak yang Nyalon: Keluarga Cemara Versi Parpol

Regional

“100 Hari Fachri Alkatiri: Janji Kampanye Kayak Sinetron Panjang, Dramatis, Tapi Nggak Tamat-Tamat

badge-check


					Abdullah Kelrey, pendiri Nusa Ina Connection (NIC). Ia terang-terangan menyayangkan stagnasi yang terjadi di SBT dalam 100 hari terakhir.(Foto: Praba/Ist) Perbesar

Abdullah Kelrey, pendiri Nusa Ina Connection (NIC). Ia terang-terangan menyayangkan stagnasi yang terjadi di SBT dalam 100 hari terakhir.(Foto: Praba/Ist)

PRABA INSIGHT – Sudah lewat 100 hari sejak Fachri Husni Alkatiri dilantik sebagai Bupati Seram Bagian Timur (SBT). Tapi kalau rakyat berharap ada gebrakan seperti sinetron laga tayang perdana, yang datang justru slow motion tanpa klimaks.

Janji kampanye soal kesejahteraan, pembangunan, dan kehidupan yang lebih baik sementara ini masih berstatus “dalam proses”, atau lebih tepatnya, belum kelihatan sama sekali. Masyarakat pun mulai bertanya-tanya, ini mau kerja atau masih sibuk evaluasi sambil ngopi?

Kritik Datang, Bukan dari Oposisi, Tapi dari Yang Peduli

Suara kritis muncul dari Abdullah Kelrey, pendiri Nusa Ina Connection (NIC). Ia terang-terangan menyayangkan stagnasi yang terjadi di SBT dalam 100 hari terakhir.

“Segudang permasalahan masih terjadi. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda nyata bahwa kesejahteraan masyarakat akan menjadi prioritas utama,” ucap Kelrey.

Kalimatnya memang halus, tapi isinya bisa bikin kepala daerah mules. Intinya: program kerja belum kelihatan, solusi juga belum terasa. Yang muncul malah dalih klasik yang selalu jadi langganan: “itu bukan kewenangan kami”.

Dalih “Itu Proyek Provinsi” Udah Ketinggalan Zaman

Kelrey mengingatkan, jangan sampai pemda menjadikan kewenangan sebagai tameng. “Itu proyek pusat,” “Itu wewenang provinsi,” “Kita belum punya otoritas” kalimat-kalimat semacam ini, kata Kelrey, adalah bentuk penghindaran dari tanggung jawab, bukan klarifikasi.

“Kami tidak ingin dalam setahun ke depan masyarakat hanya mendengar alasan klasik: ‘ana seng ada kewenangan.’ Itu bukan jawaban, tapi bentuk penghindaran tanggung jawab,” tegasnya lagi.

Kalau semuanya dilempar ke pusat dan provinsi, lantas fungsi pemerintah kabupaten ngapain? Tunggu anggaran turun sambil nonton TikTok?

Rakyat Butuh Bukti, Bukan Basa-Basi

100 hari pertama itu bukan soal menyulap segalanya jadi sempurna. Tapi paling tidak, ada arah. Ada peta jalan. Ada tanda-tanda bahwa janji kampanye bukan sekadar teks spanduk. Minimal ada satu-dua program strategis yang diluncurkan, terutama di sektor-sektor dasar kayak infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan.

Sayangnya, hasil pantauan sejumlah aktivis dan pemerhati daerah menunjukkan bahwa langkah konkret belum juga kelihatan. SBT masih seperti mobil mogok: dinyalakan terus, tapi mesinnya nggak hidup-hidup.

Seratus Hari Itu Bukan Waktu Singkat

Dalam logika politik, seratus hari adalah waktu krusial untuk menunjukkan keseriusan. Kalau dalam tiga bulan lebih saja belum ada geliat, jangan salahkan rakyat kalau mulai malas berharap.

Apalagi masyarakat SBT bukan baru sekali dibohongi. Mereka tahu, janji bisa dibuat siapa saja, tapi menjalankan dengan konsisten? Itu urusan pemimpin sejati.

 

Penulis : Stefanie Lengka | Editor: Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dari Tumpeng Hingga Tukang Becak: Ultah Jokowi dan Keheningan Politik yang Bising

22 Juni 2025 - 07:51 WIB

“Viral! Bripda Tipu Perempuan Pakai Modus Cinta Demi Pinjol, Polisi Belum Tindak, Masih Cek Fakta”

21 Juni 2025 - 07:01 WIB

Solo Memanas: Sopir Truk Demo Anti ODOL, Jalan Ring Road Lumpuh dan Disulap Jadi Parkiran Massal

19 Juni 2025 - 10:54 WIB

DKI Mau Subsidi Warga Penyangga, Jabar Masih Ogah Patungan: “Mendingan Beli Bus Sekolah”

18 Juni 2025 - 07:33 WIB

Jakarta Mau Masuk Abad ke-6, Betawi Nggak Mau Cuma Jadi Penonton

14 Juni 2025 - 06:54 WIB

Trending di Regional