PRABA INSIGHT – ACEH – Bencana banjir memang suka datang tanpa permisi. Tapi respons pejabat kadang datang dengan kejutan yang jauh lebih liar. Seperti yang terjadi di Aceh Selatan, ketika warganya sibuk menyelamatkan kasur, beras, dan sisa-sisa harapan dari air bah, Bupatinya Mirwan MS justru memilih menyelamatkan… tiket umrah.
Iya, betul. Umrah.
Informasi yang diperoleh AJNN menyebutkan bahwa Mirwan terbang ke Tanah Suci pada Selasa, 2 Desember 2025, lewat Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Sumber itu bilang, “Sebelumnya dia ke Trumon. Senin malam, sekitar jam 12, dia berangkat ke Banda Aceh.”
Sementara rakyat terjepit banjir, Bupati sibuk mengejar jadwal pesawat.
Ketika kabar keberangkatan ini rame di publik, Wakil Bupati Aceh Selatan, Baital Mukadis, belum memberi jawaban. Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Aceh Selatan, Denny Saputra, juga memilih mode silent.
Yang tidak silent justru warga dan aktivis. Ketua Umum PC SEMMI Aceh Selatan, Heriadi, menyampaikan kritik yang levelnya sudah mendekati “sudah capek kecewa”. Ia bilang,
“Kami menghormati umrah sebagai ibadah. Tapi ini bukan soal ibadah, ini soal prioritas kepemimpinan. Rakyat mengungsi, jalan putus, logistik terbatas, tapi bupati malah pergi. Ini keputusan yang tidak bijak dan melukai rasa keadilan publik.”
Satirnya? Mirwan baru saja menandatangani surat yang menyatakan pemerintahannya tidak sanggup menangani banjir secara mandiri dan beberapa saat setelah itu, dia justru terbang umrah. Kalau ini film, penontonnya pasti lempar sandal ke layar.
Heriadi juga mengingatkan bahwa umrah itu ibadah sunnah, bisa ditunda kapan saja, terutama kalau seseorang sedang memegang jabatan krusial di tengah krisis. Dan Aceh Selatan memang benar-benar lagi krisis: rumah terendam, jalan putus, logistik minim semua kombo bencana ada.
Mirwan sendiri bukan tokoh sembarangan. Ia adalah Ketua DPC Partai Gerindra Aceh Selatan dan terpilih pada Pilkada 2024 lewat koalisi super gemuk: Demokrat, PKB, PAN, Golkar, PKS, PPP, Gerindra, PDIP, Gelora, Hanura, hingga PAS Aceh. Dukungan besar, ekspektasi besar—tapi entah kenapa, yang besar justru jeda waktunya meninggalkan daerah saat banjir.
Rakyat Aceh Selatan hanya berharap satu hal: setelah pulang umrah, semoga bukan hanya pahala yang dibawa, tetapi juga kesadaran bahwa bencana tidak bisa ditunda, sementara ibadah sunnah bisa.
Penulis : Ristanto | Editor : Ivan







