PRABA INSIGHT- Di dunia yang penuh kejutan ini, Donald Trump kembali unjuk gigi dengan gebrakan kata-kata khasnya kali ini sasarannya adalah Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral Federal Reserve (The Fed).
Dalam sebuah unggahan panas di media sosial miliknya, Truth Social, Trump tanpa tedeng aling-aling menyebut Powell sebagai “TOLOL” yang “tidak punya arah” (ya, dengan huruf kapital yang menandakan emosi tingkat dewa).
“Terlambat,” begitu tulis Trump, seolah-olah Powell baru saja gagal mengirim undangan pesta tahun baru. Tidak puas dengan itu, ia menambahkan, “Jerome Powell adalah seorang yang TOLOL, yang tidak punya arah.”
Trump juga meramal harga minyak dan energi bakal turun drastis, diikuti bahan makanan dan telur. Yup, telur pun masuk daftar ramalannya.
“TIDAK ADA INFLASI,” tulis Trump lagi kali ini dengan modal capslock penuh, seakan dunia butuh diingatkan bahwa inflasi itu mitos belaka.
Tak berhenti di situ, Trump menutup pidato digitalnya dengan kalimat yang lebih mirip slogan kampanye: “Uang Tarif Mengalir ke AS – KEBALIKAN DARI ‘TERLAMBAT!’ NIKMATI!” Sebuah narasi penuh semangat, seolah-olah perang dagang adalah festival tahunan yang meriah.
The Fed yang Tetap Tenang di Tengah Badai Capslock
Sementara Trump merapal sumpah serapah di Truth Social, The Fed tetap kalem dan tenang bak biksu di tengah badai. Bulan ini, mereka memutuskan untuk menahan suku bunga di level 4,25–4,50%.
Langkah ini mencerminkan sikap kehati-hatian mereka dalam menghadapi dampak kebijakan tarif impor yang dulu Trump canangkan dengan semangat yang sama seperti ia mengetik dengan capslock.
Ini adalah kali ketiga The Fed menahan suku bunga setelah terakhir kali menurunkannya pada pertemuan Desember 2024. Sebelumnya, mereka telah menaikkan suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023.
Setelah itu, The Fed memilih bertapa di level 5,25–5,50% sejak September 2023 hingga Agustus 2024, sebelum akhirnya memangkasnya sedikit demi sedikit pada September, November, dan Desember 2024. Totalnya? 100 basis poin alias bps.
Sementara Trump sibuk berteriak “TIDAK ADA INFLASI,” The Fed tampaknya memilih jalan sunyi: menyeimbangkan ekonomi dengan langkah setipis rambut dibelah tujuh.
Entah siapa yang benar pada akhirnya, tapi satu hal pasti Truth Social bakal tetap ramai dengan capslock dan serangan verbal yang penuh semangat.
Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah Trump memang jeli membaca ekonomi, atau Jerome Powell yang sebenarnya lebih tahu caranya menjaga kapal tetap terapung di tengah badai tarif dan inflasi?